Tuesday, September 15, 2009

CRUSADE: A MARCH THROUGH TIME

Sutradara : Ben Sombogaart
Pemain: Stephanie Leonidas, Joe Flynn, Emily Watson, Michael Culkin
Tahun rilis : 2007
Durasi: 100 menit

Dolf Vega adalah seorang remaja pria dari Belanda yang tergabung dalam tim sepakbola nasional junior. Pada waktu itu Dolf sedang bertanding di semifinal Piala Eropa Junior melawan tim yang dianggap underdog yaitu Belgia.
Pada pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan oleh Tim Belanda itu, Dolf membuat kesalahan/blunder sehingga timnya kalah 0-1 dari Tim Belgia akibatnya Tim Belanda gagal melaju ke final Piala Eropa Junior.

Karena sangat menyesal dengan kegagalannya, Dolf pergi menuju tempat kerja ibunya. Ibu Dolf yang bernama Marry Vega adalah seorang ilmuwan yang bersama rekan-rekannya berhasil membuat sebuah mesin waktu yang bisa mengirim apa saja ke waktu kapan saja. Dolf berencana memakai mesin waktu itu untuk kembali ke masa ia bertanding melawan Belgia sehingga ia bisa memperbaiki kesalahannya dan Tim Belanda bisa menang.

Dolf memang berhasil mengoperasikan mesin waktu itu dan membuat ia bisa ke masa silam tetapi Dolf salah mengatur tahun tujuannya sehingga Dolf terlempar di tahun 1212 dimana pada waktu itu Eropa sedang menghadapi Perang Salib / Crusade (Perang Umat Kristen Eropa untuk merebut Jerusalem).
Di tahun 1212 itu, Dolf bertemu seorang gadis bernama Jenne yang tergabung dalam Pasukan Perang Salib Anak-anak. Karena tidak punya pilihan lain, Dolf terpaksa bergabung dengan Pasukan Perang Salib Anak-anak yang terdiri dari 8000 anak-anak yang siap berangkat untuk bertempur di Jerusalem di bawah pimpinan seorang bangsawan bernama Nicholas dan wakilnya seorang Pastor bernama Anselmus.

Pada waktu itu Umat Kristen di Eropa terlalu fanatik dengan agamanya sehingga mengabaikan logika. Coba bayangkan bagaimana mungkin anak-anak yang usianya paling tua 15 tahun bisa ikut berperang melawan orang dewasa dengan senjata tradisional seperti pedang atau panah? Tetapi mereka yakin bisa menang karena Tuhan memberkati.
Dan yang lebih konyol lagi, mereka pergi dari Eropa menuju Jerusalem di Timur Tengah dengan berjalan kaki, mereka yakin ketika sampai di laut, Tuhan akan menolong mereka sehingga laut akan terbelah seperti ketika Nabi Musa dan umat-umatnya menyeberangi Laut Merah.

Dan yang lebih parah lagi, terjadi ketidak adilan yang sangat besar antara anak-anak dari kaum bangsawan dan dari kaum rakyat biasa. Anak-anak dari kaum bangsawan memperoleh fasilitas sangat lengkap seperti tenda dan makanan yang layak sedangkan anak-anak dari rakyat biasa tidur tanpa tenda dan makanannyapun seadanya.
Dolf yang diangkat menjadi bangsawan karena berhasil menyelamatkan seorang bangsawan bernama Carolus ketika tenggelam di sungai bertekad menghapus ketidak adilan itu.

Perbuatan-perbuatan mulia Dolf untuk menghancurkan ketidak adilan dan kesewenang-wenangan itu adalah :
  • Ketika sampai di kota Rockwell hanya anak-anak dari kaum bangsawan yang boleh makan bersama pemimpin-pemimpin kota Rockwell sedangkan anak-anak dari rakyat dibiarkan kelaparan. Dolf bertindak dengan menukar barangnya dari abad 21 yaitu MP3 Player dengan ribuan roti sehingga anak-anak dari rakyat biasa tidak kelaparan.
  • Terjadi wabah penyakit sehingga banyak anak-anak yang jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Para bangsawan dan Pastor Anselmus dengan kejamnya berniat meninggalkan mereka dan tetap meneruskan perjalanan ke Jerusalem tetapi Dolf dengan dibantu Jenne berhasil merawat anak-anak yang sakit sampai sembuh.
  • Ketika sampai di hutan yang dikuasai Count Ludavico, 25 anak diminta Count Ludovico untuk dijadikan budak atau semua anak-anak akan dibunuh. Nicholas dan Pastor Anselmus mengabulkan permintaan Count Ludavico itu tetapi Dolf dengan dibantu Jenne, Carolus dan beberapa anak-anak lainnya berhasil membebaskan 25 anak itu tetapi akibatnya Carolus terluka parah.

Semua perbuatan baik Dolf itu dicatat dan dilukis oleh seorang Pastor muda bernama Thaddeus menjadi sebuah buku dan buku itu bertahan sampai Abad 21 kemudian ditemukan oleh ibu Dolf yaitu Mary. Akhirnya berdasarkan buku hasil tulisan Thaddeus itu, Mary berhasil menghubungi Dolf dan bisa menentukan suatu tempat dimana Dolf harus ke tempat itu untuk bisa pulang ke Abad 21.
Sementara itu, Dolf karena sering membantah Nicholas dan Pastor Anselmus dianggap sebagai pembangkang dan tukang sihir sehingga diikat dan dianggap sebagai tawanan. Tetapi Dolf berhasil membongkar rahasia bahwa Anselmus sebenarnya bukan seorang Pastor tetapi seorang pedagang budak, sayangnya tidak ada seorangpun yang percaya.

Perjalanan Pasukan Perang Salib Anak-anak sampai di tepi laut, Nicholas dan Anselmus berdoa agar laut bisa terbelah seperti jaman Nabi Musa.
Ternyata memang datang keajaiban yaitu datang kapal-kapal kemudian Anselmus mengatakan kapal-kapal itulah yang dikirim Tuhan untuk membawa mereka ke Jerusalem. Benarkah demikian? Ternyata itu hanyalah akal busuk Anselmus. Kapal-kapal itu adalah kapal para pedagang budak dan Anselmus berencana menjual anak-anak kepada para pedagang budak itu.

Untunglah, Dolf dengan dibantu Jenna dan Thaddeus berhasil membongkar akal busuk Anselmus dan 8000 anak-anak tidak jadi dijual menjadi budak.
Tetapi bagaimanapun juga Dolf harus pulang kea bad 21, Dolf segera berlari menuju ke suatu tempat yang sudah ditentukan oleh ibunya. Karena Dolf dan Jenne sudah saling jatuh cinta, Dolf mengajak Jenne ikut ke Abad 21.
Dolf berhasil pulang ke Abad 21 tetapi sayangnya Jenne gagal terbawa ke Abad 21. Karena sangat mencitai Jenne, Dolf kembali ke Abad 12 untuk kembali menjemput Jenne. Berhasilkah Dolf?
Ternyata Dolf tidak hanya berhasil membawa Jenne ke Abad 21 tetapi juga berhasil kembali ke masa pertandingannya melawan tim Belgia. Dolf berhasil memperbaiki kesalahannya dan Tim Belanda berhasil mengalahkan Belgia.
Seru kan ceritanya….

Opini saya tentang film ini :
Saya sudah sering menonton film-film tentang Perang Salib/Crusade tetapi film ini berbeda. Film ini tidak menceritakan tentang serunya pertempuran Perang Salib atau kisah kepahlawanan seseorang tetapi menggabungkan kisah sejarah Perang Salib dan fiksi ilmiah tentang mesin waktu.
Dan yang lebih mengesankan bagi saya, film ini lebih menekankan pada kisah perasaan kemanusiaan atau cinta kasih seorang remaja berusia 15 tahun bernama Dolf untuk melawan kesewenang-wenangan kaum bangsawan dan rohaniwan kepada kaum rakyat jelata pada abad 12 itu.

2 comments:

  1. Seru... jangan ada anak remaja yg jadi pahlawan.

    ReplyDelete
  2. Ya sekarang menurut peraturan PBB, anak-anak memang tidak boleh ikut perang

    ReplyDelete

anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search