Saturday, August 22, 2015

BATTLE OF SURABAYA

Sutradara : Aryanto Yuniawan
Produser : M. Suyanto
Penulis : M. Suyanto, Aryanto Yuniawan (Berdasarkan Pertempuran 10 November)
Pengisi suara : Eileen Shannon, Dominic, Nuriko Okuyama, Jason Williams, Tanaka Hidetoshi, Alejandro Esteban, Patrick, Marco, Vanhoebrouck Patrick Bernard
Studio : STMIK Amikom, MSV Pictures
Tanggal rilis : 20 Agustus 2015
Durasi : 93 menit

Film animasi yang berlatar belakang sejarah Perang 10 November 1945 ini bercerita tentang seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Musa yang membantu orang tuanya mencari nafkah dengan menjadi tukang semir sepatu di Surabaya. Pada saat itu keadaan Indonesia sangat tidak aman karena masih dalam suasana perang. Indonesia yang baru saja memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 masih harus bertempur dengan tentara Inggris yang mengatas namakan pasukan sekutu.


Penyebab tentara Indonesia masih harus melawan tentara Inggris karena pasukan Inggris yang datang ke Surabaya tanggal 25 Oktober 1945 dengan tugas dari pasukan sekutu untuk  melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tentara sekutu yang menjadi tawanan Jepang, ternyata diam-diam membawa misi rahasia yaitu mengembalikan Indonesia menjadi jajahan Belanda.
Misi lain dari pasukan Inggris itu tentu saja menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia apalagi pasukan Inggris itu diboncengi oleh Belanda yang tergabung dalam NICA (Netherlands Indies Civil Administration) sehingga terjadilah bentrokan-bentrokan bersenjata.


Gangguan keamanan lain untuk keamanan rakyat Surabaya adalah teror dari gerombolan yang menamakan dirinya Kipas Hitam. Ketika Jepang masih berkuasa di Indonesia, Kipas Hitam merupakan organisasi yang didirikan orang-orang Jepang di Indonesia untuk membantu tentara Jepang melawan pasukan sekutu. Tapi setelah Jepang kalah pada perang dunia kedua dan pimpinan Kipas Hitam ditangkap, Kipas Hitam berbalik arah dengan memihak pasukan sekutu dan memusuhi rakyat Indonesia.

Musa yang kedua orang tuanya tewas karena perang dan juga ayah angkatnya seorang tentara Jepang bernama Kapten Yoshimura juga tewas ditembak tentara Belanda, bertekad ikut berjuang membela negaranya. Cara Musa membela negaranya adalah menjadi kurir surat-surat rahasia untuk para tentara dan milisi pejuang Indonesia.

Perjuangan Musa dibantu 2 sahabatnya yaitu Yumna dan Danu. Yumna adalah seorang gadis keturunan tionghoa yang kedua orangtuanya juga tewas karena perang dan Yumna membela negaranya dengan menjadi perawat perang. Sedangkan Danu adalah seorang tentara Indonesia yang bertugas melindungi Musa ketika Musa menjalankan tugasnya sebagai kurir perang.


Pada awalnya Musa sangat percaya pada sahabatnya itu tapi Musa sangat terkejut karena akhirnya tahu bahwa ternyata Yumna dan Danu adalah anggota Kipas Hitam. Untungnya Yumna sudah sadar dengan kesalahannya sehingga keluar dari Kipas hitam dan menjadi anggota Palang Merah Indonesia. Tapi Danu masih setia dengan Kipas Hitam dan jadi pengkhianat bangsanya. Danu jugalah yang memberitahu pasukan Inggris bahwa Musa sebenarnya adalah kurir rahasia para pejuang Indonesia, akibatnya Musa diburu oleh tentara-tentara Inggris.

Musa akhirnya tertangkap oleh tentara Inggris dan dibawa ke markas Kipas Hitam. Di bawah pimpinan Kapten John Wright, tentara-tentara Inggris menyiksa Musa agar Musa memberitahu dimana ia menyimpan surat rahasianya tapi Musa bisa tahan dengan siksaan itu dan tetap tutup mulut.

Untung saja Yumna bekas anggota Kipas Hitam sehingga mengetahui celah untuk menerobos markasnya. Bersama beberapa pejuang, Yumna berhasil menerobos markas hitam dan berhasil membebaskan Musa.
Sayang sekali, pada pembebasan Musa itu, Yumna gugur. Tapi dengan gugurnya Yumna, Danu sadar dengan kesalahannya sehingga keluar dari Kipas Hitam dan kembali pada tugasnya yaitu membantu Musa mengantar surat rahasia.

Bagaimana dengan bentrokan tentara Indonesia dan Inggris? Ternyata pada bentrokan selama bulan Oktober 1945 itu, pasukan Inggris harus menanggung malu karena pasukan Inggris dibawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby (Panglima Inggris untuk Jawa Timur) bisa dipukul mundur bahkan hampir dihancurkan oleh pasukan Indonesia kalau Inggris tidak minta bantuan Presiden Sukarno untuk menghentikan perang.


Padahal pasukan Inggris yang tergabung dalam Brigade 49 itu merupakan kebanggaan Inggris yang prestasi tempurnya hebat ketika menghadapi tentara Jepang di Burma sehingga dijuluki The Fighting Cock. Tapi The Fighting Cock itu terpaksa mengibarkan bendera putih ketika bertempur di Surabaya melawan tentara Indonesia, memalukan sekali.

Rupanya Inggris salah perkiraan tentang pasukan Indonesia karena selama itu informasi tentang pasukan Indonesia hanya diperoleh dari tentara Belanda yang merasakan bertempur melawan Indonesia sebelum pendudukan Jepang. Padahal kemampuan militer Indonesia berkembang pesat karena selama 3 tahun diduduki Jepang, para pemuda Indonesia mendapat pendidikan militer dari Jepang melalui organisasi militer HEIHO dan PETA.

Inggris semakin malu karena Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas pada tanggal 30 Oktober 1945. Bayangkan, Inggris yang selalu bertepuk dada karena selama 5 tahun bertempur melawan NAZI Jerman, tidak pernah kehilangan satupun jendralnya tapi baru 5 hari di Indonesia sudah harus kehilangan 1 jendralnya.

Dengan tewasnya Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby maka penggantinya yaitu Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Rakyat Indonesia khususnya Surabaya tentu saja menolak ultimatum yang sangat menghina itu maka pada pagi hari tanggal 10 November 1945 jam 06.00, tentara Inggris melakukan serangan ke kota Surabaya secara dahsyat dan membabi buta dari darat, laut dan udara.Tentara dan rakyat Indonesia di Surabaya walaupun berbeda suku, ras dan agama bersatu-padu dan terus melakukan perlawanan dengan gigih walaupun dengan senjata seadanya.


Adegan menarik yang ditampilkan dalam film ini adalah walaupun belum mempunyai angkatan udara, tapi para pejuang Indonesia dengan senjata anti pesawat hasil rampasan dari Jepang berhasil menembak jatuh 3 pesawat tempur Inggris. Padahal salah satu dari pesawat yang rontok itu ditumpangi seorang Jendral Inggris yaitu Brigjen Robert Loder Symonds.
Lagi-lagi Inggris harus menanggung malu karena kehilangan lagi seorang jendralnya.


Perlawanan para pejuang Indonesia memang benar-benar mengagumkan sehingga pihak Inggris yang memperkirakan bisa menang dalam waktu 3 hari tapi ternyata pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sampai akhirnya seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.

Bagaimana cerita Musa pada perang yang dahsyat itu? Walaupun terus dikejar-kejar Kapten John Wright dan anak buahnya, Musa dengan dibantu Danu berhasil menyerahkan surat rahasia ke tujuannya.


Film ini diakhiri puluhan tahun kemudian dimana Musa sudah berusia lanjut dan kembali mengenang pengalamannya ketika ikut berjuang. Musa berpikir bahwa gara-gara perang ia dan juga orang-orang lain telah kehilangan orang-orang yang dicintai, maka Musa menyimpulkan betapa indahnya dunia tanpa perang dan semua bisa hidup berdampingan dengan damai.

Opini Saya Tentang Film Ini :
Menurut saya film ini cukup menarik untuk ditonton, cuma sayangnya gambar dan animasinya mirip sekali dengan film animasi Jepang sehingga saya merasa menonton film Jepang yang di dubbing Bahasa Indonesia seperti di TV. Walaupun begitu saya sangat mengapresiasi film ini dan berharap menjadi pelopor kebangkitan film animasi Indonesia.

Saya yakin, jika berharap di film ini banyak adegan pertempuran/battle pasti akan kurang puas karena adegan battle itu tidak banyak porsinya pada film ini. Tapi menurut saya yang penting adalah pesan moral yang tentu saja jauh lebih penting dari sekedar serunya adegan perang yaitu cinta tanah air, kesetikawanan, kegigihan, keberanian dan perdamaian.

Seperti yang digambarkan di film ini apakah hasil dari perang? Bagi Indonesia jelas terasa karena 15.000 tentara dan rakyat Indonesia tewas serta Surabaya hancur lebur dan berhasil direbut Inggris.

Tapi apakah pasukan Inggris yang berhasil merebut Surabaya merayakan kemenangannya? Ternyata tidak karena keberhasilan merebut Surabaya itu tidak sebanding dengan kerugiannya yaitu 2000 tentaranya tewas termasuk 2 jendral terbaiknya, belum lagi peralatan tempur yang rusak.
Akibatnya setelah Surabaya berhasil diduduki, tentara Inggris  memilih untuk tidak mengejar para pejuang Indonesia yang sudah mundur dari Surabaya bahkan Inggris akhirnya meninggalkan Surabaya karena merasa Indonesia tidak bisa dihadapi dengan perang dan membujuk Belanda untuk melakukan diplomasi.

Begitulah perang, yang kalah maupun menang sama-sama mengalami kerugian yang menyedihkan seperti yang tertera pada sub judul film ini : THERE IS NO GLORY IN WAR
anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search