Tuesday, June 21, 2011

SERDADU KUMBANG


Genre : drama
Sutradara : Ari Sihasale
Penulis :Jeremias Nyangoen
Pemeran : Ririn Ekawati,Titi Sjuman,Putu Wijaya,Asrul Dahlan,Lukman Sardi,Surya Saputra,Monica Sayangbati,Yudi Miftahudin,Leroy Osmani,Dorman Borisman,Aji Santosa,Fachri Azhari,Fanny Fadillah,Gerry Puraatmadja
Musik : Aksan Sjuman
Distributor : Alenia Pictures
Tanggal rilis : 16 Juni 2011
Durasi : 105 menit

Di Kabupaten Sumbawa Barat, tepatnya di Kecamatan Poto Tano ada sebuah desa yang cukup terpencil bernama Desa Mantar, sedemikian terpencilnya sehingga handphone sering tidak ada sinyalnya di sana.
Di desa Mantar itu, tinggal 3 anak laki-laki kelas 6 SD yang bersahabat akrab yaitu Amek, Umbe dan Acan. Ketiga anak itu sering bermain dengan mainan berbentuk kumbang sehingga mereka dijuluki Serdadu Kumbang.

Sayangnya Amek, Umbe dan Acan sering membuat ulah di sekolah mereka sehingga sering dihukum oleh guru mereka yang paling galak yaitu Pak Alim. Gaya mengajar Pak Alim yang terlalu keras itu sering dikritik oleh para orang tua murid bahkan oleh tokoh agama Desa Mantar yaitu Papin (kakek) Haji Maesa.
Dalam prestasi akademis Amek, Umbe dan Acan juga termasuk kurang bahkan Amek yang menderita cacat yaitu bibir sumbing tidak lulus tahun sebelumnya.

Walaupun bandel dan kurang pintar tetapi Amek, Umbe dan Acan punya cita-cita. Umbe dan Acan pasti dengan bangga mengatakan cita-citanya yaitu sebagai Polisi dan Kyai, hanya Amek yang malu mengatakan cita-citanya karena cita-citanya itu sangat bertentangan dengan cacat bibir sumbingnya.


Di desa Mantar ada sebuah pohon tua dan besar yang diberi nama pohon cita-cita. Mengapa diberi nama Pohon cita-cita? Hal itu karena anak-anak desa Mantar punya kebiasaan yaitu menuliskan cita-citanya di sebuah kertas dan dimasukkan botol kemudian digantung di ranting-ranting pohon besar itu dengan harapan cita-citanya tercapai.
Lagi-lagi hanya Amek yang tidak mau menggantungkan botol berisi kertas bertulis cita-cita di pohon cita-cita itu karena takut ditertawakan (Apakah sebenarnya cita-cita Amek? Nanti saja saya ceritakan, makanya baca terus artikel ini ya.. hehehe...).

Pada 3 sahabat serdadu kumbang itu, Amek memang paling bandel dan paling jelek prestasi sekolahnya tetapi ia punya kelebihan yaitu mahir menunggang kuda sehingga sering menjadi juara lomba pacuan kuda bersama kuda kesayangannya yang diberi nama Smodeng.

Amek tinggal bersama ibunya yang bernama Siti dan kakak perempuannya yang bernama Minun sedangkan ayah Amek yaitu Zakaria sudah 3 tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia. Zakaria sangat jarang mengirim uang dari Malaysia sehingga untuk membiayai kebutuhan keluarganya, Siti berjualan makanan.
Diceritakan bahwa Amek sangat rindu dengan ayahnya sehingga pernah nekad menukar anak kambingnya dengan handphone agar bisa menelepon ayahnya. Usaha Amek itu tentu saja gagal karena Amek hanya mampu membeli pulsa perdana seharga 5000 rupiah sehingga tidak bisa menelepon ke Malaysia.

Diceritakan juga bahwa kakak Amek yaitu Minun yang duduk di kelas 3 SMP sangat berbeda dengan Amek, Minun patuh pada orang tua dan cukup pintar sehingga langganan juara kelas bahkan ia pernah juara lomba matematika sekabupaten. Seperti kebiasaan anak-anak Desa Mantar, Minun juga menggantungkan botol berisi kertas bertuliskan cita-citanya di pohon cita-cita.
Selain itu, di sekolah Amek ada seorang guru wanita yang sangat baik kepada muridnya yaitu Bu Guru Imbok.

Sebagian besar bagian awal film ini memang menceritakan kenakalan Amek dan 2 sahabatnya tetapi ada juga yang menceritakan kebaikan Amek yaitu ketika ia menolong seorang pendatang di Desa Mantar bernama Ketut yang sepeda motornya mogok.
Amek membantu Ketut dengan menarik sepeda motornya yang mogok dengan Smodeng, kuda kesayangan Amek sehingga Ketut bisa sampai di tujuan.
Sebagai balas jasa, Ketut mengajak seluruh siswa di sekolah Amek berkunjung di ssebuah sekolah dasar di kota.

Saat yang dinantikan Amek akhirnya tiba, ayah Amek yaitu Zakaria akhirnya pulang. Tetapi kedatangan ayah Amek itu ternyata membawa masalah besar karena Zakaria menjual jam Rolex yang dibelinya dari Malaysia kepada seorang penjual jam di pasar seharga 4 juta rupiah.
Ternyata jam Rolex yang dijual Zakaria palsu sehingga si penjual jam meminta Zakaria mengembalikan uangnya. Celakanya Zakaria tidak bisa mengembalikan uang 4 juta itu karena sudah dipakai untuk membayar hutang akibatnya si penjual jam membawa pergi Smodeng, kuda kesayangan Amek.

Amek tentu saja sangat sedih dan histeris melihat kuda kesayangannya yang sudah sering memberinya piala lomba balap kuda itu dibawa pergi. Untung Minun kakak Amek ternyata sangat sayang kepada Amek sehingga ia rela menebus Smodeng dengan uang tabungannya yang rencananya akan dipakai untuk biaya melanjutkan pendidikan ke SMA.

Amek kembali menemukan semangat hidupnya tetapi masalah yang lebih penting menghadang yaitu ujian nasional sudah dekat.
Untung Bu Guru Imbok berhasil memotivasi Amek dan semua siswa kelas 6 di sekolahnya untuk belajar lebih giat agar bisa lulus ujian nasional.
Bu Guru Imbok memang benar-benar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, di luar jam mengajar di sekolah, Bu Guru Imbok rela memberi pelajaran tambahan kepada siswa-siswa kelas 6 SD di Desa Mantar. Bahkan Bu guru Imbok juga mengajar membaca bagi orang-orang tua di desa Mantar yang masih buta huruf.

Sayangnya kemajuan siswa kelas 6 SD di Desa Mantar itu tidak diikuti oleh siswa kelas 3 SMP nya. Anak-anak kelas 3 SMP di Desa Mantar jarang yang mau mengikuti pelajaran tambahan dari Bu Guru Imbok.
Lebih parah lagi, anak-anak kelas 3 SMP itu dan orang tuanya agar bisa berhasil di ujian nasional malah pergi ke paranormal.

Akibatnya bisa ditebak, setelah ujian nasional selesai dan hasilnya diumumkan, semua anak kelas 3 SMP di Desa Mantar termasuk Minun tidak lulus ujian nasional.
Minun tentu saja sangat terpukul karena ia selalu menjadi juara kelas bahkan sering juara lomba matematika. Sebagai pelampiasan kekecewaannya, Minun nekad memanjat pohon cita-cta sendirian untuk mengambil kembali botol berisi kertas bertuliskan cita-cita yang dulu digantungkannya.
Malang bagi Minun, ia jatuh dari pohon cita-cita dan meninggal dunia.

Dengan kematian kakak yang sangat disayanginya, Amek tentu saja sangat sedih bahkan sampai jatuh sakit. Untung ada yang hal yang bisa menghibur Amek yaitu Smodeng, kuda kesayangannya masih ada dan pada saat itu ada lagi lomba balap kuda.
Amek langsung sembuh dari sakitnya dan mengikuti lomba balap kuda bersama Smodeng.

Ada lagi hal yang menggembirakan bagi Amek yaitu ketika hasil ujian nasional SD diumumkan, hasilnya Amek dan seluruh siswa kelas 6 SD di sekolahnya lulus.
Masih ada lagi sumber kegembiraan Amek, Bu Guru Imbok dengan dibantu Ketut bisa mengusahakan penyembuhan cacat bibir sumbing Amek dengan operasi.

Tiga bulan kemudian, bibir Amek sudah normal seperti anak-anak lainnya kemudian bersama 2 sahabatnya yaitu Umbe dan Acan ia berjanji akan belajar lebih giat untuk mencapai cita-citanya.

Pada bagian akhir film ini, Amek dan semua teman sekolahnya bersama Bu Guru Imbok merayakan keberhasilan mereka di ujian nasional dengan melepaskan kumbang-kumbang yang digantungi kertas bertuliskan cita-cita mereka.
Karena bibirnya sudah normal, Amek tidak malu lagi menuliskan cita-citanya. Ternyata cita-cita Amek adalah menjadi penyiar berita di televisi.

Opini Saya Tentang Film Ini :
Setelah saya tunggu-tunggu akhirnya muncul lagi film produksi Alenia Pictures. Saya memang selalu menunggu film produksi Alenia Pictures setelah menonton film Alenia Picture sebelumnya yaitu Tanah Air Beta yang cukup memikat itu.

Alenia Pictures adalah perusahaan film yang didirikan oleh sepasang suami istri yang juga pemain film yaitu Ari Sihasale (biasa dipanggil Ale) dan Nia Zulkarnaen. Oleh karena itulah perusahaan filmya diberi nama Alenia yang merupakan singkatan dari Ale dan Nia.
Film-film produksi Alenia Pictures selalu bertema anak-anak di daerah terpencil dan bisa membangkitkan semangat nasionalis, sangat cocok ditonton bersama keluarga.

Selamat deh.. buat mas Ale dan mbak Nia karena film ini tidak kalah bagus dengan film-film sebelumnya, saya tunggu film-film berikutnya...

Sunday, June 12, 2011

MERAH PUTIH 3 : HATI MERDEKA


Genre : action
Sutradara: Yadi Sugandi,Connor Allyn
Skenario: Connor Allyn & Rob Allyn
Pemain: Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, Lukman Sardi, Rahayu Saraswati, T. Rifnu Wikana, Ranggani Puspandya, Asri Nurdin,Nugie
Tanggal rilis : 9 Juni 2011
Durasi : 100 menit

Film yang merupakan sekuel terakhir dari trilogi Merah Putih ini bercerita tentang keadaan Indonesia di tahun 1949 yang walaupun sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945 tapi masih terus diserang oleh pasukan Belanda yang masih ingin menjajah. Tokoh-tokoh utamanya juga masih seperti film-film pendahulunya yaitu Kapten Amir, Letnan Tomas, Letnan Dayan, Letnan Marius dan seorang pejuang wanita bernama Senja, tetapi ada sedikit perubahan yaitu Letnan Dayan menjadi bisu karena lidahnya dipotong ketika menjadi tawanan Belanda.

Pada tahun 1949 itu, pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral Van Mook mengepung seluruh wilayah Indonesia sehingga tentara Indonesia terjebak di Yogyakarta.
Lebih parah lagi, pasukan Belanda membentuk pasukan khusus di bawah pimpinan Kolonel Raymer yang bertugas menebar teror bagi rakyat Indonesia agar tidak berani lagi memperjuangkan kemerdekaannya.
Untuk melemahkan semangat juang rakyat Indonesia, Pasukan Kolonel Raymer tidak hanya membunuh tentara Indonesia tetapi juga membantai dan menyiksa rakyat sipil dengan sadisnya.
Kolonel Raymer inilah yang dulu juga membunuh kedua orang tua Tomas.

Untuk menghentikan kekejaman pasukan Kolonel Raymer, Amir, Tomas, Dayan, Marius dan Senja sebagai pasukan elite Jendral Sudirman ditugaskan oleh Mayor atasan mereka untuk membunuh Kolonel Raymer yang berada di Bali.
Sayang sekali, komandan tim yaitu Kapten Amir menolak tugas itu karena merasa membunuh adalah pekerjaan seorang pembunuh bukan tentara pejuang kemerdekaan sehingga akhirnya Kapten Amir mengundurkan diri sebagai tentara dan kembali menjadi guru Sekolah Dasar. Walaupun begitu, misi tetap dilanjutkan dan Tomas menggantikan tugas Amir sebagai Kapten.

Karena Tomas, Dayan, Marius dan Senja berada di Yogyakarta, mereka berangkat ke Bali dengan menyamar sebagai nelayan dan naik kapal yang diberi nama “Hati Merdeka”.
Bagaimana dengan Amir? Ternyata setelah teman-teman satu timnya berangkat ke Bali, jiwa tentara Amir bangkit kembali dan berangkat menyusul ke Bali dengan menumpang kapal nelayan.

Tetapi ketika hampir sampai di Bali, ternyata para nelayan yang menjadi awak kapal Hati Merdeka telah membelot ke pihak Belanda karena Belanda membayar lebih mahal. Nelayan-nelayan pembelot itu menyerang Tomas dan kawan-kawan dengan pedang. Tidak hanya itu, karena informasi dari nelayan-nelayan pembelot, datang kapal perang Belanda yang memerintahkan Tomas dan kawan-kawan untuk menyerah atau Kapal Hati Merdeka ditembak hingga tenggelam.

Dengan keahlian beladirinya, Tomas dan kawan-kawan bisa mengalahkan nelayan-nelayan pembelot tetapi kapal Hati Merdeka akhirnya terkena tembakan meriam kapal perang Belanda hingga tenggelam, untung Tomas dan kawan-kawan sempat meloncat ke laut.
Dengan berenang diantara tembakan-tembakan kapal perang Belanda, akhirnya Tomas dan kawan-kawan bisa sampai di Bali dan lolos dari kejaran tentara Belanda.

Sesampainya di Bali, Tomas dan kawan-kawan berhasil menolong seorang gadis Bali bernama Dayu yang akan diperkosa anak-anak buah Kolonel Raymer, tetapi keberhasilan mereka mengalahkan para anak buah Kolonel Raymer itu harus dibayar mahal karena Marius terluka parah dan hampir tewas terkena tusukan bayonet anak buah Kolonel Raymer.

Untung Tomas dan kawan-kawan bertemu dengan para tentara Bali yang bergerilya di sebuah gua dibawah pimpinan Letnan Kolonel Wayan Suta.
Terjadi kejutan karena ketika Tomas dan kawan-kawan sampai di gua tempat markas pasukan Letkol Wayan Suta, Amir sudah ada di gua itu. Ternyata dengan menumpang kapal nelayan, Amir bisa lolos dari patroli kapal perang Belanda dan sampai lebih dulu.
Sebagai Letnan Kolonel, Letkol Wayan Suta punya wewenang untuk menerima kembali Amir sebagai Kapten angkatan Darat tetapi komandan tim tetap dipegang oleh Kapten Tomas sampai misi pembunuhan kolonel Raymer selesai.

Berkat perawatan dari para petugas medis Letkol Wayan Suta, Marius bisa sembuh dari luka parahnya dan bisa bertempur lagi. Tidak hanya itu, Amir dan kawan-kawan berhasil melatih para pria Bali yang bukan tentara untuk bisa berperang sehingga bisa menambah kekuatan pasukan.

Sebagai langkah awal, pasukan Kolonel Raymer dijebak dengan cara mengirim Dayu ke markas Kolonel Raymer dan mengatakan bahwa para pejuang Bali yang disebut pasukan Belanda sebagai pemberontak itu bersembunyi di sebuah Pura.

Keesokan harinya Pasukan Kolonel Raymer langsung menyerbu Pura yang dikiranya sebagai tempat persembunyian para pejuang Bali.
Begitu sampai di Pura, pasukan Kolonel Raymer langsung dikepung dan diserbu oleh Amir, Tomas, Marius, Dayan dan pasukan Letkol Wayan Suta.

Tapi ternyata Kolonel Raymer tidaklah bodoh. Truk yang berhasil dihancurkan oleh pasukan Letkol Wayan Suta ternyata hanya berisi boneka yang memakai seragam tentara Belanda, setelah itu datang pasukan Kolonel Raymer yang sebenarnya dan ganti mengepung pasukan Indonesia.

Letkol Wayan Suta dan pasukannya kewalahan karena Kolonel Raymer mengerahkan alat perang yang tidak dipunyai pasukan Indonesia yaitu tank dan senjata penyembur api, banyak pejuang Bali yang gugur bahkan akhirnya Letkol Wayan Suta sendiri gugur.

Tetapi Amir, Tomas, Dayan, Marius dan Senja dan beberapa pejuang Bali yang masih tersisa tetap melawan dengan gigih dan datang hal yang menggembirakan yaitu datang bantuan dari rakyat Bali bukan tentara yang dilatih perang oleh Amir dan kawan-kawan.

Setelah melalui pertempuran yang seru, akhirnya pasukan Kolonel Raymer kalah dan Kolonel Raymer bisa ditangkap hidup-hidup.
Disini Kapten Tomas menampilkan jiwa besarnya, walaupun dulu kedua orang tuanya dibunuh oleh Kolonel Raymer, Tomas tidak dendam dan ganti membunuh Kolonel Raymer. Biar nanti pengadilan internasional yang akan mengadili Kolonel Raymer sebagai penjahat perang yang telah membantai banyak rakyat sipil.

Opini saya tentang film ini :
Sekuel terakhir Trilogi Merah Putih ini memang lebih seru dibanding film-film pendahulunya dan pasti menghabiskan biaya lebih banyak karena menampilkan tank dan kapal perang.

Tentang adegan actionnya, seperti film pendahulunya yaitu Darah Garuda, film ini menggunakan ahli-ahli film dari Amerika sehingga adegan actionnya terasa Hollywood sekali. Tapi istimewanya, ada adegan action yang sangat jarang ada di film action Indonesia yaitu adegan pertempuran kapal perang.

Yang lebih penting, setelah menonton film ini saya bisa merasakan betapa beratnya perjuangan para pendahulu kita untuk mendirikan negara kita ini, mereka harus rela berjuang mengorbankan apa saja bahkan nyawa mereka untuk mengusir penjajah, berikut ini saya tampilkan sedikit foto-fotonya :


Sekarang ini betapa sudah enaknya kita, sekarang kita tidak perlu lagi mengangkat senjata dan bertempur bertaruh nyawa untuk bisa mengibarkan dan memberi hormat pada bendera kita, Sang Saka Merah Putih.

Maka menurut saya, alangkah baiknya jika kita menghargai dan tidak menyia-nyiakan pengorbanan para pahlawan kita dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
Seperti adegan yang dicontohkan pada film Hati Merdeka ini : Amir, Tomas, Dayan dan Senja walaupun berasal dari suku dan agama yang berbeda-beda, mereka bisa berdoa bersama untuk kesembuhan Marius yang terluka parah dan hampir tewas.

SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA...!!!
anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search