Genre : drama
Sutradara : Hideyuki Hirayama
Pemain : Yutaka Takenouchi, Toshiaki
Karasawa, Mao Inoue, Takayuki Yamada, Sean McGowan, Tomoko Nakajima, Daniel
Baldwin, Treat Williams.
Tanggal rilis : 11 Februari 2011
Durasi : 128 menit
Film Jepang yang diangkat dari
kisah nyata ini bercerita tentang kegigihan sekelompok tentara Jepang pimpinan
Kapten Sakae Oba ketika melawan pasukan Amerika yang jauh lebih banyak dan
lebih kuat di Pulau Saipan di Jepang pada Perang Dunia ke-2.
Kegigihan
dan strategi tempur yang cemerlang dari Kapten Sakae Oba benar-benar
mengagumkan Pasukan Amerika sehingga mereka menjuluki Kapten Sakae Oba sebagai
“The Fox” atau Sang Rubah
(sejenis srigala yang terkenal dengan kecerdikannya).
Untuk
mengalahkan Jepang pada Perang Dunia ke-2, pasukan Amerika menyerang pulau yang
sangat strategis bagi militer Jepang yaitu Pulau Saipan yang terletak di
Kepulauan Mariana Jepang pada tanggal 15 Juni 1944.
Pada
serangan itu, Amerika mengerahkan 70.000 tentara sedangkan Pulau Saipan hanya dijaga
oleh 20.000 tentara Jepang. Akibatnya bisa ditebak, pasukan Jepang kalah dan
yang masih hidup melarikan diri ke gunung.
Sesuai
dengan tradisi Jepang, para tentara Jepang yang malu dengan kekalahannya melakukan
harakiri atau bunuh diri tetapi ada beberapa tentara Jepang yang memutuskan
tidak melakukan harakiri dan bertekad untuk tetap melawan pasukan Amerika,
salah satunya adalah Kapten Sakae Oba karena menurut Kapten Sakae Oba,
berperang bukan hanya untuk mati tetapi untuk menang.
Dengan
keberanian yang luar biasa, sekitar 4000 tentara Jepang yang tidak melakukan
harakiri itu menyerang pasukan Amerika di Pulau Saipan sebelah barat pada
tanggal 7 Juli 1944. Pertempuran yang dikenang dengan nama Perang Saipan itu
benar-benar dahsyat karena hampir semua tentara Jepang dan 2000 tentara Amerika
tewas hanya dalam waktu beberapa jam, hanya sedikit tentara Jepang yang
bertahan hidup salah satunya adalah Kapten Sakae Oba.
Kapten Sakae
Oba dengan puluhan anak buahnya yang masih hidup melarikan diri ke gunung dan
bertekad masih tetap akan melakukan perlawanan. Tentara Amerika tentu saja
tidak tinggal diam dan melakukan pengejaran, pasukan Amerika yang melakukan
pengejaran itu dipimpin oleh Kapten Herman Lewis.
Pasukan
Amerika pimpinan Kapten Herman Lewis berhasil melacak arah Kapten Sakae Oba
melarikan diri karena kelembutan hati Kapten Sakae Oba sendiri. Pada waktu lari
ke gunung, Kapten Sakae Oba dan anak buahnya menemukan sebuah rumah yang semua
penghuninya mati karena mereka lebih suka bunuh diri daripada menyerah pada
tentara Amerika, tapi ternyata di rumah itu masih hidup seorang bayi.
Dengan
keadaannya sebagai buronan, Kapten Sakae Oba dan anak buahnya tentu saja tidak
mungkin merawat bayi itu maka agar bayi itu bisa tetap hidup, Kapten Sakae Oba
mengikat pita merah di rumah bayi itu dengan harapan ditemukan oleh pasukan
Amerika walaupun para anak buahnya tidak setuju karena membuat arah pelarian
mereka diketahui oleh pasukan Amerika.
Tindakan
kemanusiaan Kapten Sakae Oba itu
berhasil karena ketika pasukan Kapten Herman Lewis sampai di rumah si
bayi, pita merahnya menarik perhatian sehingga bayi itupun ditemukan oleh
Kapten Herman Lewis.
Kapten
Herman Lewis ternyata juga punya rasa kemanusiaan seperti Kapten Sakae Oba
sehingga ia memerintahkan anak buahnya untuk merawat bayi itu. Tapi akibatnya
sangat fatal karena pasukan Amerika jadi tahu arah pelarian Kapten Sakae Oba
dan anak buahnya.
Walaupun
arah pelariannya sudah diketahui tetapi tetap tidak mudah bagi Pasukan Kapten
Herman Lewis untuk menangkap Kapten Sakae Oba karena Kapten Sakae Oba sudah
menyiapkan jebakan-jebakan yang bisa menewaskan tentara Amerika.
Sampai suatu
ketika di tengah hutan, Kapten Sakae Oba bertemu dengan sekitar 200 rakyat
Jepang yang juga tidak sudi menyerah pada tentara Amerika sehingga mereka juga
melarikan diri ke gunung.
Pada awalnya
Kapten Sakae Oba meninggalkan 200 rakyat Jepang itu karena berniat melawan
pasukan Amerika tanpa melibatkan mereka. Tetapi karena tiba-tiba datang pesawat
tempur Amerika yang memborbardir 200 rakyat Jepang itu maka Kapten Sakae Oba
bertekad untuk melindungi mereka.
Kapten Sakae
Oba segera memerintahkan untuk membangun 3 kamp untuk 200 rakyat Jepang itu
agar bisa tersembunyi dari pasukan Amerika.
Walaupun kamp-kamp buatan Kapten Oba
itu akhirnya diketahui oleh tentara Amerika, Kapten Oba dan para pengikutnya
tetap tidak mau menyerah begitu saja. Dengan cerdiknya, Kapten Sakae Oba bisa
memanfaatkan hutan di Pulau Saipan yang penuh dengan bukit dan gua-gua itu
untuk bersembunyi sehingga tidak terlihat oleh pasukan Amerika. Bahkan anak
buah Kapten Sakae Oba bisa melakukan serangan balik yang sangat merepotkan
pasukan Kapten Herman Lewis.
Dalam usahanya untuk menyergap
Kapten Sakae Oba dan para pengikutnya, anak buah Kapten Herman Lewis hanya bisa
menewaskan 2 tentara Jepang dan menangkap 6 orang itupun hanya rakyat biasa
(bukan tentara) tetapi di pihak Amerika belasan tentaranya tewas.
Kecerdikan strategi tempur Kapten
Sakae Oba itu membuat Kapten Herman Lewis sangat kagum sehingga ia menjuluki
Kapten Sakae Oba sebagai “The Fox”.
Tetapi akhirnya Kapten Sakae Oba
mulai berubah pikiran karena kehabisan makanan dan obat-obatan. Kapten Sakae
Oba sudah memerintahkan 3 orang untuk mencuri makanan dan obat-obatan dari
pasukan Amerika yaitu Chieko Aono (seorang perawat wanita yang sangat benci
pada tentara Amerika karena keluarganya terbunuh oleh tentara Amerika) dengan
dikawal 2 tentara anak buah Kapten Sakae Oba, tetapi 3 orang utusan Kapten
Sakae Oba itu gagal, 2 anak buah Kapten Sakae Oba tewas tertembak sedangkan
Chieko Aono tertangkap.
Maka agar 200 rakyat Jepang
pengikutnya tetap bertahan hidup, dengan berat Hati Kapten Sakae Oba terpaksa
menyuruh 200 rakyat Jepang itu untuk menyerahkan diri pada pasukan Amerika sedangkan
Kapten Sakae Oba dan anak buahnya tetap tidak menyerah dan akan melanjutkan
perlawanan.
Kapten Herman Lewis yang sadar bahwa
Kapten Sakae Oba sulit untuk ditaklukkan secara militer menggunakan cara halus
tanpa kekerasan untuk membuat Kapten Sakae Oba menyerah seperti menyebarkan
brosur yang isinya meminta untuk menyerah dan mengirimkan seorang Jepang yang
mau diajak bekerjasama dengan Amerika untuk membujuk Kapten Sakae Oba tetapi
semua usaha Kapten Herman Lewis itu gagal.
Bahkan ketika akhirnya Negara Jepang
menyerah pada tahun 1945 karena 2 kotanya yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom
atom oleh pasukan sekutu, Kapten Sakae Oba tetap tidak mau turun gunung dan
menyerah pada pasukan Amerika.
Hati Kapten Sakae Oba akhirnya luluh
juga setelah atasannya yaitu seorang Kolonel memerintahkannya untuk menyerah.
Akhirnya pada tanggal 1 Desember
1945, Kapten Sakae Oba memimpin 47 anak buahnya yang masih hidup untuk turun
gunung dan menyerahkan diri pada pasukan Amerika.
Kapten Herman Lewis ternyata sangat
terkesan dengan kegigihan dan kecerdikan strategi tempur Kapten Sakae Oba
sehingga ia menyambut penyerahan diri Kapten Sakae Oba dan anak buahnya dengan
upacara militer yang megah.
Opini Saya Tentang Film Ini :
Walaupun film ini diangkat dari
kisah nyata tetapi tidak semua cerita dan tokoh di film ini benar-benar nyata
karena ada beberapa yang sengaja diubah atau ditambahkan agar cerita film ini
lebih dramatis dan menarik. Bagi saya hal itu tidaklah penting karena yang
penting film ini enak ditonton dan cukup menghibur, Saya memang menonton film
ini hanya sebagai hiburan dan bukan sebagai referensi sejarah hehehe…
Tidak hanya cukup menghibur tapi saya
juga cukup terkesan dengan acting para pemainnya yang sangat meyakinkan
terutama acting pemeran Kapten Sakae Oba (Yutaka Takenouchi) yang benar-benar
bisa menampilkan karakter seorang pemimpin yang sangat kharismatik sehingga
disegani oleh kawan maupun lawan.
Akhir kata film ini cukup saya
rekomendasikan karena benar-benar bisa menampilkan kegigihan, keberanian, kepemimpinan
dan semangat cinta tanah air.
Foto asli menyerahnya Kapten Oba pada pasukan Amerika |
Inilah foto asli Kapten Oba ketika menyerah pada tanggal 1 Desember 1945 |
dari dulu sampai sekarang orang jepang terkenal dengan kegigihan dan kecerdikannya
ReplyDeleteyah begitulah makanya bisa jadi negara maju dgn cepat
ReplyDeletesalutt bgt thx gan udah sharing cerita :)
ReplyDeleteKeren abis pilem nya
ReplyDeleteWah saya jadi mau nonton filmnya
ReplyDeletekalau menurut saya, seketika di lihat dari sisi filmnya sudah pasti ada perbedaan watak si pemeran dengan yang aslinya karena itu merupakan sebuah daya tarik untuk para penikmat film tersebut , ini merupakan salah satu fakta sejarah yang mungkin belum banyak orang yang tahu , karena di buku sejarah yang sering kita baca itu ialah pengeboman hirosima dan nagasaki. bahkan ada di film kan di film pear harbour yang mengisahkan tentang penyerangan pasukan jepang di pangkalan militer AS , dan di film itu juga di kisahkan serangan balasan yaitu dengan pengeboman di hiroshima dan nagasaki , dan film oba the last samurai ini ada fakta sejarah yang tidak banyak di ketahui banyak orang dan di film ini di kisahkan pertempuran inu di lakukan sebelum pengeboman hiroshima dan nagaski , dan sebelum jeopang menyerah kepada sekutu tanpa syarat
ReplyDelete
ReplyDeleteBagaimna filosofi yang dapat di ambil dari film tersebut?