Genre : drama,action
Sutradara : Ashutosh Gowariker
Pemain : Abhishek Bachchan,Deepika Padukone,Vishakha Singh,Sikandar
Kher
Tanggal rilis : 03 Desember 2010
Durasi : 183 menit
Film India yang diangkat dari kisah nyata ini bercerita tentang
perjuangan seorang pejuang kemerdekaan India bernama Surjya Sen atau yang biasa dipanggil Masterda
(guru) karena pekerjaannya sehari-hari adalah sebagai guru.
Pada waktu itu di tahun 1930, India masih dijajah Inggris dan para
pejuang kemerdekaannya dalam berjuang memilih tidak memakai cara kekerasan atau
Ahimsa sesuai dengan ajaran pemimpinnya yaitu Mahatma Gandhi.
Pada awalnya Surjya Sen yang tinggal di kota Chittagong bersama 5 teman
seperjuangannya yaitu Ganesh , Lokenath , Ambika , Nirmal Sen dan Ananta Singh
menuruti ajaran Ahimsa itu.Tetapi karena ajaran Ahimsa itu walaupun sudah
dijalankan selama 1 tahun tetap tidak ada hasilnya yaitu penjajah Inggris tetap
bercokol di India, bahkan semakin kuat maka Surjya Sen memutuskan untuk
melakukan perjuangan dengan senjata atau revolusi.
Surjya Sen sang pemimpin revolusi merencanakan pada tanggal 18 April
1930 pada jam 9.50 malam akan menyerang secara serentak 5 tempat strategis di Chittagong yaitu :
- Kantor Klub Eropa tempat banyak pejabat Inggris berkumpul sehingga pasukan Surjya Sen bisa menyandera mereka.
- Gudang senjata tentara Inggris sehingga pasukan Surjya Sen bisa merampas senjata-senjata dan amunisinya.
- Kantor Polisi Inggris agar para polisi Inggris tidak bisa membantu tentara Inggris.
- Kantor Telegraf dengan tujuan agar tentara Inggris di kota Chittagong tidak bisa meminta bantuan dari kota lain.
- Merusak rel kereta api Nangalkote agar bantuan tentara Inggris dari kota lain yang naik kereta api tidak bisa masuk ke kota Chittagong.
Tetapi Surjya Sen mendapat masalah besar yaitu untuk menyerang secara
serentak di 5 tempat tentu saja butuh
biaya besar, senjata lengkap dan banyak tentara.
Untungnya masalah-masalah itu bisa diatasi karena salah satu teman perjuangan
Surjya Sen yaitu Ambika yang bekerja di kantor pemerintah Inggris bisa
menggalang dana dari orang-orang India yang bersimpati pada perjuangan Surjya
Sen sehingga bisa dipakai untuk membeli senjata walaupun sedikit.
Masalah jumlah personel juga bisa diatasi
karena 50 murid laki-laki Surjya Sen yang walaupun masih berusia remaja mau
ikut berjuang bertaruh nyawa untuk membela negaranya, ditambah lagi 16 remaja
laki-laki yang sakit hati karena lapangan sepakbola tempat mereka bermain
sepakbola direbut dengan semena-mena oleh tentara Inggris. Surjya Sen berpesan
pada pasukan remajanya agar merahasiakan perjuangan mereka bahkan kepada orang
tua mereka.
Kekuatan pasukan Surjya Sen juga bertambah 2 wanita yaitu Pritilata
(pacar Nirmal) dan Kalpana (teman Pritilata).
Pasukan Surjya Sen siap bertempur dengan teriakan yang merupakan slogan
mereka yaitu “VANDE MATARAM” (hidup tanah air).
Memang masih ada kendala besar yaitu terbatasnya senjata.Pasukan remaja
Surjya Sen hanya punya 8 senjata yang dianggap paling canggih pada waktu itu
yaitu 1 senapan 303 dan 7 pistol revolver, itupun dengan jumlah peluru yang
terbatas. Jadi yang tidak kebagian 8
senjata itu hanya mendapat senapan kuno yaitu senapan musket.
Senapan musket tentu saja bukan tandingan senapan 303 dan pistol
revolver karena hanya bisa menembak sekali itupun pengisian kembali pelurunya
makan waktu lama karena harus dibersihkan dulu. Tetapi pasukan Surjya Sen punya
peluru senapan musket yang sangat banyak (peluru senapan musket memang berbeda
dengan peluru senapan 303 dan pistol revolver yaitu berupa bola besi).
Kelemahan kekurangan senjata itu rencananya akan diatasi dengan
menyerang gudang senjata inggris kemudian mengambil senapan-senapan 303 dan
pistol-pistol revolvernya.
Upaya lain untuk menutupi kelemahan adalah menyiapkan serangan dengan
matang yaitu yaitu berlatih perang dengan giat dan memata-matai target serangan
sehingga bisa dibuat petanya.
Akhirnya tibalah tanggal 18 April 1930. Pada pukul 9 malam, Surjya Sen
membagi pasukannya menjadi 5 kelompok yang akan menyerang target serangannya
masing-masing sesuai rencana kemudian mereka berangkat dengan serentak.
Pada awalnya pasukan Surjya Sen sukses di 3 target yaitu mereka
berhasil merebut kantor telegraf dan kantor polisi serta merusak rel kereta api
tetapi pasukan Surjya Sen gagal di 2 target lainnya yaitu kantor klub Eropa
memang berhasil direbut tetapi ternyata hari itu adalah malam Jumat Agung
(malam sebelum Paskah) sehingga para pejabat Inggris tidak ada di Kantor Klub
Eropa karena pergi ke gereja.
Dan ini kegagalan yang paling fatal, Pasukan Surjya Sen memang berhasil
merebut gudang senjata tentara Inggris dan mengunci ruang tentara Inggris
sehingga para tentara Inggris yang sedang tidur itu tidak bisa keluar untuk
melakukan serangan balik.
Celakanya, gudang senjata itu hanya berisi senapan 303 dan pistol
revolver tetapi tidak dengan pelurunya. Ternyata pelurunya disimpan di dalam
ruang tentara Inggris sehingga tentara-tentara Inggris itu tetap bisa
menggunakan senapan 303 nya untuk mendobrak pintu yang terkunci kemudian
melakukan serangan balik.
Pasukan Surjya Sen yang hanya bersenjata senapan kuno musket tentu saja
tidak bisa menandingi tentara Inggris yang bersenjata senapan 303 sehingga
pasukan Surjya Sen terpaksa mundur dan melarikan diri ke hutan.
Keesokan paginya, tentara Inggris melakukan pengejaran di hutan.
Walaupun senjatanya kalah canggih, pasukan Surjya Sen tetap tidak mau menyerah
begitu saja dan melakukan perlawanan dengan gigih. Karena hutan tempat
pertempuran itu bernama hutan Jalalabad maka pertempuran itu dikenang sebagai
perang Jalalabad.
Pada awalnya senapan musket Pasukan Surjya Sen mampu mengimbangi
senapan 303 pasukan Angkatan Darat Inggris tetapi pasukan Inggris mengeluarkan
senjata yang lebih canggih yaitu senapan mesin Lewis, akibatnya banyak anak
buah Surjya Sen yang gugur.
Surjya Sen dan anak buahnya yang masih hidup terpaksa melarikan diri
dan mereka berhasil melarikan diri ke kota Calcutta.
Tentara dan polisi Inggris terus melakukan pengejaran ke Calcutta.
Semangat juang anak buah Surjya Sen memang luar biasa, walaupun sudah dalam
keadaan terkepung mereka tetap tidak mau menyerah dan melakukan perlawanan
tetapi karena tentara dan polisi Inggris terlalu kuat, satu persatu mereka
tertangkap atau tertembak mati. Bahkan ada beberapa anak buah Surjya Sen yang
bunuh diri karena tidak tahan hidup sebagai buronan, maklum usia mereka memang
masih terlalu muda untuk jadi tentara.
Tapi untung Surjya Sen sang pemimpin revolusi belum tertangkap bahkan 2
anak buahnya bisa melakukan pembalasan yaitu Pritilata berhasil meledakkan bom
di Kantor Klub Eropa sehingga berhasil menewaskan banyak pejabat Inggris dan
Haripada berhasil menembak mati Kepala Polisi Chittagong.
Tetapi setelah itu Pritilata bunuh diri karena pacarnya yaitu Nirmal
sudah tertembak mati sedangkan Haripada tertangkap polisi Inggris.
Lebih parah lagi, Surjya Sen dan Kalpana akhirnya juga tertangkap.
Setelah melalui proses pengadilan, semua anak buah Surjya Sen yang tertangkap
hidup-hidup dijatuhi hukuman seumur hidup sedangkan Surjya Sen sang pemimpin
revolusi dijatuhi hukuman mati dengan digantung.
Ketika akan digantung, di tiang gantungan ada seorang tahanan yang akan
digantung bersama Surjya Sen, tahanan itu
bersimpati pada perjuangan Surjya Sen sehingga sebelum digantung sempat
berteriak “VANDE MATARAM”.
Surjya Sen sebelum mati digantung juga ingin berteriak “vande mataram”
tetapi tidak bisa karena sebelumnya algojo Inggris melakukan penyiksaan brutal yaitu
memukul gigi-gigi Surjya Sen dengan palu sampai rontok. Tidak hanya itu, semua
sendi kaki dan tangan Surjya Sen juga dihantam dengan palu hingga remuk.
Surjya Sen akhirnya gugur sebagai salah satu Pahlawan India. Seandainya
saja di tanggal 18 April 1930 pasukan Surjya Sen berhasil merebut
senapan-senapan 303 beserta peluru-pelurunya, ceritanya pasti berbeda ya...
Opini saya tentang film ini :
Menurut saya film ini cukup bagus deh... dua jempol mungkin belum cukup
untuk menilainya ya hehehe... Karena seperti biasanya film India, film ini
durasinya lama yaitu 3 jam tapi film ini tidak membosankan.
Dan seperti pada biasanya film India, film ini juga dilengkapi dengan
banyak nyanyian tapi untung tidak disertai dengan joget-joget kroyokan yang
bikin durasi semakin lama itu, lagu-lagu hanya sebagai pengiring adegan saja.
Lagu-lagunya cukup bagus lo.. terutama pada bagian akhirnya yang berjudul Vande
Mataram.
Yang penting, biasanya setelah menonton film yang diangkat dari kisah
nyata, saya pasti penasaran melihat wajah-wajah asli tokoh-tokohnya kemudian
mencari di google tapi di film ini saya tidak perlu googling lagi karena di
akhir film ini sudah ditampilkan foto-foto asli tokoh-tokohnya.
Tetapi berikut ini saya tampilkan foto-foto dari wikipedia yang mungkin
bisa memperlengkap :
Foto tiang gantungan tempat Masterda Surjya Sen digantung :
mas, mo tanya ini film" yang mas review tetapi tidak tayang dibioskop, ada di jual dalam format DVD ato download dari internet? ada teks bahasa indonesianya jg tidak? terima kasih
ReplyDeleteSaya dapat film ini dalam bentuk VCD original jadi karena original, subtittle indonesianya pasti lengkap
ReplyDelete