Genre : drama musical
Sutradara : Tom Hooper
Pemain : Hugh Jackman,Russell Crowe,Anne
Hathaway,Amanda Seyfried,Eddie Redmayne,Helena Bonham Carter,Sacha Baron Cohen
Music : Claude-Michel Schönberg
Tanggal rilis :7 December 2012
Durasi : 158 menit
Film ini memang diadaptasi dari pentas
teater musikal yang diangkat dari novel legendaris karya sastrawan Prancis,
Victor Hugo. Makanya jangan kaget jika semua dialog di film ini dinyanyikan seperti
pertunjukan operet.
Pada awalnya saya yang jarang menonton
film bergaya operet agak kesulitan menikmatinya tapi lama-kelamaan saya bisa
nyaman juga menontonnya karena film ini bisa menampilkan hal yang tidak mungkin
terjadi di pentas operet yaitu wajah pemain bisa di-close up sedekat mungkin
sehingga bisa sangat terasa ekspresi wajahnya yang menggambarkan emosi lagu-lagu
yang dinyanyikannya.
Apalagi pemainnya juga sudah cukup
terkenal seperti Hugh
Jackman, Russel Crowe dan Anna Hathaway.
Film berlokasi Prancis pada abad ke-18 ini diawali dengan
dibebaskannya seorang narapidana bernama Jean Valjean yang dipenjara selama 19
tahun karena mencuri sepotong roti. Bagaimana mungkin bisa dipenjara selama itu
karena mencuri sepotong roti? Sebenarnya hukumannya hanya 5 tahun tapi menjadi
berlipat-lipat karena ditambah 12 tahun akibat 4 kali berusaha melarikan diri,
dan 2 tahun akibat melawan dalam salah satu upaya pelariannya.
Sesuai judul filmnya yaitu Les Miserables yang dalam bahasa
Prancis berarti orang-orang menderita, nasib Jean Valjean benar-benar malang. Inspektur polisi tempatnya
dipenjara yaitu Inspektur Javert kelihatan sangat benci kepada narapidana
bandel ini sehingga walaupun ia membebaskan Jean Valjean tetapi dengan
pembebabasan bersyarat yaitu bebas dari penjara tapi terus dalam pengawasan
polisi.
Lebih parah lagi, status narapidana yang masih dalam pengawasan kepolisian
itu ditulis dalam kartu tanda penduduk (KTP) Jean Valjean. Akibatnya Jean
Valjean sangat sulit mencari pekerjaan dan selalu dihindari orang.
Untunglah ada seorang
Uskup bernama Uskup Myriel yang mau menerima Jean Valjean dalam Katedralnya. Tapi
sayang sekali, Jean Valjean yang sudah sangat dendam dengan semua nasib sialnya
itu membalas kebaikan Uskup Myriel dengan kejahatan. Pada malam harinya, Jean
Valjean diam-diam pergi dengan membawa perhiasan-perhiasan perak Katedral.
Jean Valjean kembali tertangkap polisi karena pencuriannya itu
dan dibawa menghadap Uskup Myriel. Tetapi Uskup Myriel benar-benar berhati
emas, di hadapan polisi Uskup Myriel malah mengatakan bahwa ia memang
memberikan perhiasan-perhiasannya pada Jean Valjean sehingga Jean Valjean
terhindar dari penjara. Bahkan Uskup Myriel menambah lagi 2 tempat lilin perak
kepada Jean Valjean.
Walaupun demikian Uskup Myriel berpesan pada Jean Valjean agar
menggunakan pemberian-pemberiannya itu untuk berubah menjadi manusia yang baik
dihadapan Tuhan.
Kebaikan hati Uskup Myriel itu ternyata bisa membuka hati Jean
Valjean sehingga ia berniat berubah menjadi orang baik. Dengan menggunakan
identitas baru, Jean Valjean pergi ke sebuah kota kecil bernama Montreuil-sur-Mer.
Di Montreuil-sur-Mer, Jean Valjean berhasil mendapat pekerjaan
di sebuah pabrik konveksi. Setelah bekerja selama beberapa tahun, ia pun
menggunakan tabungannya dan perhiasan perak pemberian Uskup Myriel untuk
membeli pabrik itu. Sejak itu Jean pun menjadi pengusaha terhormat dan dikenal
dengan nama baru yaitu Monsieur Madeleine atau Bapa Madeleine. Bahkan Jean
Valjean bisa menjadi walikota Montreuil-sur-Mer.
Sebagai walikota, Jean Valjean dikenal adil dan suka menolong
sehingga sangat dicintai rakyatnya. Rupanya Jean Valjean benar-benar
menjalankan amanah dari Uskup Myriel.
Tapi nasib baik Jean Valjean itu mulai berubah karena tanpa
sadar Jean Valjean melalui mandornya telah memecat seorang buruh wanita bernama
Fantine karena ketahuan punya anak perempuan di luar nikah bernama Cosette.
Setelah diusir dari pabrik, nasib Fantine semakin menyedihkan
karena ia tetap harus menghidupi Cosette, putrinya. Selama ini Fantine
menitipkan Cosette di penginapan milik keluarga Thenardier yang licik dan mata
duitan. Suami istri Thenardier selalu mengirim surat yang isinya kebohongan
kepada Fantine agar Fantine selalu mengirim uang untuk Cosette.
Karena tidak lagi bekerja, Fantine terpaksa menjual rambut dan giginya
untuk membiayai Cosette. Tetapi Suami istri Thenardier terus menerus berbohong untuk
memeras Fantine sehingga untuk membiayai hutangnya, Fantine terpaksa menjadi
pelacur.
Jean Valjean akhirnya memang bisa menemukan Fantine tapi
sayangnya sangat terlambat. Fantine dalam keadaan tertangkap polisi di jalanan
dan terluka parah karena dianiaya seorang lelaki hidung belang.
Jean Valjean sudah berusaha membawa Fantine ke rumah sakit
tetapi karena lukanya terlalu parah, Fantine meninggal dunia. Untuk menebus
rasa bersalahnya kepada Fantine, Jean Valjean bertekad akan menemukan dan
merawat Cosette.
Pada aktu itu nasib Cosette sama tragisnya dengan nasib ibunya.
Karena sudah tidak dikirimi uang, suami istri Thenardier memperlakukan Cosette
dengan sangat buruk dan dianggap sebagai budak.
Masalah Jean Valjean semakin rumit karena ada seseorang bernama
Champmathieu disangka oleh pengadilan sebagai Jean Valjean si buronan polisi.
Mengetahui hal itu, Jean
Valjean dilanda dilema besar, apakah ia harus mengaku siapa dia sebenarnya
kepada pengadilan untuk menyelamatkan Champmathieu ataukah ia tetap bersembunyi
di balik nama besar Monsieur Madeleine, mengingat Monseiur Madelaine juga punya
ratusan karyawan yang harus dihidupi dengan pabriknya.
Jean Valjean memutuskan untuk melakukan kejujuran dengan mengaku
dialah Jean Valjean yang sebenarnya agar Champmathieu bisa bebas. Tapi
untungnya selama ini Jean Valjean dikenal sebagai Monseiur Madeleine seorang
walikota yang baik hati sehingga pengadilan tidak mempercayainya.
Celakanya Inspektur Javert mengenali Monseiur Madeleine sebagai
Jean Valjean, buronan yang sangat dibencinya. Menurut Inspektur Javert,
keadilan tetap harus ditegakkan tanpa pandang bulu sehingga walaupun Jean
Valjean telah menjadi orang baik dan dicintai banyak orang, ia tetap buronan
polisi dan tetap harus ditangkap dan dihukum. Rupanya perwira polisi ini tidak
sadar bahwa keadilan sejati adalah keadilan yang disertai kasih sayang.
Setelah melalui pertarungan yang seru, Jean Valjean bisa
melarikan diri dari Inspektur Javert bahkan bisa menemukan Cosette di
penginapan keluarga Thenardier. Setelah membayar sangat mahal kepada suami
istri Thenardier, Jean Valjean bisa mengadopsi Cosette.
Dengan demikian beban Jean Valjean menjadi semakin berat karena
ia tidak hanya seorang diri menghindari kejaran Inspektur Javert tetapi harus bersama
Cosette.
Untunglah kebaikan hati Jean Valjean di masa lalu bisa
menolongnya. Seorang warga Montreuil-sur-Mer yang dulu pernah ditolong Jean
Valjean semasa menjadi walikota bersedia menyembunyikan Jean Valjean dan
Cosette di rumahnya sehingga bisa lolos dari Inspektur Javert. Di rumah warga Montreuil-sur-Mer
itu, Jean Valjean membesarkan Cosette seperti anaknya sendiri sampai waktu
berjalan 9 tahun dan Cosette tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik.
Pada waktu itu situasi politik di Prancis sedang kacau balau.
Sistem pemerintahan Prancis saat itu yang berupa monarki/kerajaan hanya
menguntungkan para bangsawan sehingga rakyat jelata semakin miskin dan
menderita. Bahkan keluarga Thenardier yang tadinya cukup kaya karena punya
penginapan juga jatuh miskin dan menjadi pengemis.
Rakyat Prancis yang sudah muak dengan sistem pemerintahan
kerajaan berniat mengubahnya menjadi republik melalui pemberontakan bersenjata
atau revolusi.
Pada saat rakyat sedang menyiapkan revolusi, Cosette menjalin
hubungan cinta dengan seorang pemuda pemberontak bernama Marius. Cinta Cosette
dan Marius itu sebenarnya adalah cinta segitiga karena Marius juga dicintai
oleh Eponine yang merupakan putri suami istri Thenardier.
Walaupun patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan,
Eponine tetap mencintai Marius dengan sepenuh hati. Bahkan ketika akhirnya
pecah pertempuran antara pasukan pemberontak dan pasukan kerajaan, Eponine rela
menolong Marius yang hampir tertembak walaupun akibatnya Eponine sendiri yang
tertembak mati. Sebelum mati, Eponine sempat memberikan surat cinta Cosette
kepada Marius yang selama ini disembunyikannya.
Jean Valjean akhirnya mengetahui hubungan cinta Cosette dan
Marius. Maka di usianya yang sudah sangat lanjut, Jean Valjean berniat
membahagiakan Corsette untuk yang terakhir kali dengan menyatukannya dengan
Marius.
Untuk bisa menemukan Marius, Jean Valjean bergabung dengan
pasukan pemberontak untuk berjuang melawan pasukan kerajaan.
Sewaktu berjuang dengan pasukan pemberontak, Jean Valjean
menunjukkan jiwa besarnya ketika bertemu lagi dengan Inspektur Javert yang
tertangkap oleh para pemberontak.
Walaupun bisa membunuh Inspektur Javert dengan mudah, Jean
Valjean malah mengampuni inspektur yang sudah membuat hidupnya menderita itu
dan menyuruhnya pergi.
Sayangnya kebaikan hati Jean Valjean itu tidak bisa mengubah
pendirian Inspektur Javert yang tetap menganggap Jean Valjean sebagai buronan
yang harus ditangkapnya.
Setelah melalui perang saudara yang dahsyat ternyata pasukan
kerajaan lebih kuat. Pemberontakan berhasil dipadamkan dan semua pemberontak
tewas.
Marius juga tertembak, untungnya tak sampai mati dan berhasil
ditemukan Jean Valjean. Dengan susah payah, Jean Valjean melarikan Marius agar
jangan sampai jatuh ke pasukan kerajaan.
Jean Valjean dan Marius sempat tertangkap oleh Inspektur Javert.
Untungnya Inspektur Javert masih punya hati nurani sehingga ia membiarkan Jean
Valjean yang pernah menyelamatkan nyawanya dari pemberontak untuk pergi bersama
Marius.
Bahkan Inspektur Javert merasa sangat bersalah dengan sikapnya
menegakkan keadilan tanpa cintan yang sudah menyengsarakan banyak orang tak berdosa
itu sehingga Inspektur Javert bunuh diri.
Setelah berhasil melarikan Marius ke tempat yang aman, Jean
Valjean berhasil merawat Marius hingga sembuh dari luka-lukanya dan berhasil
juga mempertemukan Marius dan Cosette. Kedua pasangan itu akhirnya menikah.
Dengan menikahnya Cosette dan Marius, Jean Valjean merasa semua
tanggung jawabnya kepada Fantine sudah selesai. Tapi Jean Valjean juga khawatir
jika ia kembali tertangkap sebagai buronan pasti akan membuat malu Cosette maka
Jean Valjean pergi meninggalkan Cosette secara diam-diam untuk menghabiskan
sisa-sisa masa tuanya.
Cosette tentu saja sangat sedih karena ditinggalkan ayah
angkatnya yang sangat dicintainya itu. Tapi akhirnya Cosette dan Marius
berhasil menemukan Jean Valjean yang sedang menanti ajalnya di sebuah biara.
Jean Valjean akhirnya bisa meninggal dunia dengan tenang
dihadapan orang-orang yang sangat dicintai dan mencintainya yaitu Cosette dan
Marius.
Ending film ini sangat mengharukan sehingga membuat saya meneteskan
air mata. Setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, arwah Jean Valjean
dijemput oleh arwah Fantine dan bertemu dengan arwah para pemberontak teman
seperjuangannya yang tewas pada perang saudara Prancis, kemudian mereka
bernyanyi bersama dengan gembira.