Sutradara: Upi
Penulis : Upi, Joko Anwar
Didasarkan dari komik Sri Asih oleh R. A. Kosasih
Pemeran : Pevita Pearce, Reza Rahadian, Christine Hakim, Jefri Nichol, Dimas Anggara, Surya Saputra
Penata musik : Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Merle
Sinematografer : Arfian
Penyunting : Teguh Raharjo
Tanggal rilis : 17 November 2022 (Indonesia)
Durasi : 135 menit
Sequel dari film Gundala ini diawali dengan sepasang suami istri yang sedang tamasya di Gunung Merapi dengan keadaan si istri hamil 5 bulan. Tiba-tiba Gunung Merapi Meletus lalu sepasang suami istri itu meninggal, untunglah walaupun lahir secara premature, bayi dari si istri bisa diselamatkan oleh seorang nenek. Bayi itu kemudian dibesarkan di sebuah panti asuhan dan diberi nama Alana.
Diceritakan, Alana tumbuh jadi anak perempuan yang cantik dan baik tapi suka berkelahi walaupun harus melawan anak laki-laki. Diceritakan juga dengan karakternya yang tangguh itu Alana sering membela sahabatnya sesama anak panti asuhan bernama Tangguh.
Alana harus berpisah dengan Tangguh karena Alana diadopsi seorang wanita kaya bernama Sarita. Sepertinya Sarita bisa menjadi ibu yang baik, karena Alana tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik tapi tetap bisa menyalurkan hobi berkelahinya secara positif yaitu menjadi profesional fighter. Tapi ada satu kelemahan Alana yaitu sering tidak bisa mengendalikan emosinya dan selau bermimpi buruk diganggu oleh seorang wanita yang badannya berapi-api, apa sebabnya? Baca sinopsis ini terus ya…
Karir Alana sebagai profesional fighter sangat bagus karena tidak hanya bisa mengalahkan fighter perempuan tapi juga bisa mengalahkan fighter laki-laki. Sampai Alana mengalami masalah besar karena harus menghadapi fighter laki-laki bernama Mateo.
Sebagai fighter, prestasi Mateo tidak kalah bagus dengan Alana yaitu belum pernah kalah tapi prestasi hebat itu diperoleh secara curang, Mateo yang merupakan anak tunggal seorang pengusaha kaya raya bernama Prayogo itu sering menyuap lawannya agar mau mengalah. Tidak hanya itu, Prayogo dan Mateo juga menjalankan bisnis kotor narkotika dan obat terlarang tapi kepolisian tidak menindaknya karena dengan kekayaannya yang melimpah, Prayogo bisa menyuap para petinggi kepolisian.
Seperti kebiasaannya, Mateo berusaha menyuap Alana agar mau mengalah di pertandingan tapi Alana menolak dan berhasil mengalahkan Mateo. Akibatnya cukup mengerikan karena Prayogo menyuruh para anak buahnya untuk membunuh Alana dan ibu angkatnya, Sarita. Apalagi Mateo mendadak mati dan Prayogo menduga Alana yang membunuhnya padahal tidak.
Alana dan Sarita hampir terbunuh oleh anak-anak buah Prayogo tapi bisa diselamatkan oleh Kala dan neneknya yang bernama Eyang Mariani. Tidak hanya bisa menyelamatkan nyawa Alana, Kala dan Eyang Mariani tahu bahwa sebenarnya Alana punya kekuatan besar seperti superhero.
Eyang Mariani punya sebuah organisasi yang pekerjaannya mengelola sejarah Jawa Kuno sehingga tahu bahwa di jaman dahulu kala ada orang-orang yang punya kekuatan melebihi manusia dan biasa disebut dewa atau dewi. Tapi ada salah satu dewi jahat bernama Dewi Api yang berusaha menguasai dunia dan selalu membuat kekacauan. Untunglah ada seorang Dewi baik bernama Dewi Asih yang selalu melawan Dewi Api.
Dalam suatu pertarungan, Dewi Asih berhasil mengalahkan Dewi Api lalu mengurungnya. Walaupun Dewi Api sudah terkurung tapi para panglimanya masih bebas dan masih selalu membuat kekacauan dan berusaha membebaskan Dewi Api. Untunglah Dewi Asih memberi pertolongan dengan menitis pada seorang perempuan sehingga menjadi superhero bernama Sri Asih dan selalu berhasil mengalahkan para panglima Dewi Api.
Alana terpilih menjadi Sri Asih kedua karena sebelumnya ada Sri Asih pertama bernama asli Nani Wijaya yang beraksi melawan para panglima Dewi Api di tahun 1950 an. Saya yakin penonton film ini pasti terkejut dengan artis pemeran Sri Asih pertama itu, siapakah dia? Nonton filmnya ya…
Eyang Mariani menceritakan bahwa sejak Alana dilahirkan, Dewi Api tahu bahwa dialah yang akan jadi Sri Asih berikutnya dan selalu berusaha membuat Alana berbalik menjadi pengikutnya, karena itulah Alana sering tidak bisa mengendalikan emosinya dan selalu bermimpi didatangi wanita dengan tubuh berapi-api. Eyang Mariani juga menduga bahwa salah satu titisan panglima Dewi Api adalah Prayogo, apalagi Prayogo sering berhubungan dengan Ghazul (salah satu tokoh jahat di film Gundala).
Dengan bantuan Eyang Mariani, Alana bisa menjadi Sri Asih berikutnya yaitu superhero yang mengingatkan saya dengan Wonder Woman tapi malah lebih hebat karena kekuatannya setara puluhan laki-laki dewasa, bisa terbang dan punya selendang sakti.
Sebagai Sri Asih, Alana bisa merepotkan Prayogo dan para anak buahnya, apalagi Alana tidak hanya dibantu Kala dan Eyang Mariani tapi juga sahabatnya di Panti Asuhan yaitu Tangguh. Alana bertemu Tangguh Ketika Alana berusaha membebaskan sebuah rumah susun yang selalu diganggu oleh Prayogo dan para anak buahnya, Tangguh yang berprofesi sebagi wartawan adalah salah satu penghuni rumah susun itu. Bertambah lagi sekutu Alana yaitu seorang perwira polisi yang tidak mau disuap oleh Prayogo yaitu Jatmiko.
Puncak perjuangan Sri Asih adalah ketika akan dilakukan tumbal 1000 nyawa yaitu 1000 manusia dikumpulkan lalu akan dibunuh sekaligus. Dengan tumbal 1000 nyawa itu, Dewi Api bisa dibangkitkan dan bersama para panglimanya bisa jadi kekuatan jahat yang tak terkalahkan bahkan oleh Dewi Asih sekalipun.
Seru sekali perjuangan Sri Asih membebaskan 1000 orang itu apalagi Sri Asih bertarung dengan salah satu titisan panglima Dewi Api yang ternyata bukan Prayogo tapi tak terduga sekali, siapakah dia? Nonton sendiri ya... Apalagi ternyata Sri Asih punya kekuatan lain yang muncul jika bisa mengendalikan sifat buruknya yaitu tidak bisa mengendalikan emosi, apakah itu? Saya persilahkan menonton film yang sangat seru ini.
Opini saya tentang film ini:
Sudah berapa tahun blog ini tidak saya update karena kesibukan, bahkan saking sibuk dengan pekerjaan kantor saya sempat berniat tidak lagi mengurus blog ini. Pikiran saya berubah setelah menonton film Sri Asih ini. Saya merasa Sri Asih ini adalah film superhero terbaik Indonesia sampai saat ini sehingga menggerakkan hati saya untuk nge blog lagi hehehe…
Saya merasa perusahaan produksi film ini yaitu Screenplay Bumilangit bisa memperbaiki kelemahan film sebelumnya Gundala yaitu di alur ceritanya. Kalau di film Gundala alur ceritanya terasa begitu rumit tapi di film Sri Asih ini tertata dengan rapi sehingga tidak membosankan walau durasinya lebih dari 2 jam.
Tapi saya merasa ada plot hole nya yaitu walaupun pada akhirnya dijelaskan siapa sebenarnya titisan salah satu panglima Dewi Api (yang sangat tidak terduga itu) tapi apakah dia yang membunuh Mateo? Mengapa dan bagaimana Mateo dihabisi? Tidak jelas. Mungkin akan dijelaskan di sequel berikutnya.
Walupun begitu plot hole itu bisa dicover dengan beberapa kelebihan film ini. Yang pertama efek CGI nya ciamik sekali tidak kalah dengan film Marvel maupun DC. Kelebihan kedua adalah adegan perkelahiannya bagus dan realistis sekali, saya seperti tidak menonton film tapi pertandingan MMA (Mixed Martial Arts). Apalagi salah satu pemeran fighternya adalah Rudy Gunawan yang dikenal sebagai Ahong, salah satu atlet MMA yang fenomenal di Indonesia karena seperti Mike Tyson biasa meng KO lawannya dengan sekali pukulan. Ahong ini pernah jadi juara One Pride MMA Indonesia tak terkalahkan sehingga memperoleh sabuk juara abadi sampai akhirnya dikalahkan oleh Theodorus Ginting. Ini saya tampilkan foto Ahong si Raja KO (sumber gambar) :
Kelebihan berikutnya adalah keseriusan pemeran Sri Asih yaitu Pevita Peace. Setahu saya Pevita Pearce sebelumnya tidak pernah bermain di film action dan mengaku tidak punya basic beladiri tapi untuk memerankan film ini, kabarnya Pevita belajar beladiri dengan Iko Uwais selama setahun dan hasilnya luar biasa, tidak hanya tubuhnya jadi atletis seperti atlet MMA tapi adegan perkelahiannya bisa meyakinkan sekali.
Kabarnya Pevita melakukan sendiri 90% adegan perkelahian tanpa stuntman, setelah saya baca di daftar pemain ternyata stuntman yang melakukan 10% adegan perkelahian itu juga bukan orang sembarangan yaitu Inandya Citra. Inandya Citra adalah atlet MMA yang sering tampil di One Pride MMA Championship, walaupun belum pernah juara tapi prestasinya cukup bagus dan cukup cantik juga hehehe… saya follow instagramnya dan ini saya tampilkan fotonya :
Sebagai tambahan, saya sempat datang di promosi film ini yang diselenggarakan di kota saya pada tanggal 11 September 2022 di Jogja City Mall yang mendatangkan pemeran utama film ini yaitu Pevita Pearce (pemain Sri Asih) dan Jefri Nichol (pemeran Tangguh). Sayang sekali saya tidak bisa berfoto dengan mereka karena pengunjungnya sangat banyak. Saya tampilkan saja videonya yang sempat saya rekam dengan handphone saya :
Sebagai penutup, saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton, pasti tidak kecewa, terutama para cowok karena pasti betah melihat Pevita Pearce yang cantiknya keterlaluan ga ada obatnya hehehe… Hollywood punya Gal Gadot kita punya Pevita Pearce.
No comments:
Post a Comment