Sutradara : Antony Szeto
Pemain : Sammo Hung,Wang Wen Jie,Liu Feng Chao,Mau Jun Jie
Tanggal rilis : 23 Oktober 2008
Film ini diawali dengan cerita seorang duda bernama Li Kui yang mengantarkan 2 anak kecilnya yang bernama Li Yi dan Li Er ke sebuah sekolah beladiri Wushu bernama Sekolah Wushu Yonghua. Li Kui sebenarnya adalah salah satu guru di sekolah Wushu itu.
Di sekolah Wushu itu, Li Yi dan Li Er mendapat 2 sahabat laki-laki yaitu Yang Yaowu dan Zhang Deming serta 1 sahabat perempuan yaitu Fong Fong.
Ketika menyelamatkan seekor anak anjing, kelima sahabat itu menemukan sebuah rumah yang tidak berpenghuni di tepi danau. Di rumah tua itu mereka berlima sepakat mendirikan klub beladiri yang diberi nama Jin Wu Men (Kelompok Medali Emas) karena mereka bercita-cita berprestasi di bidang Wushu dan memperoleh medali emas.
Di rumah tua itulah mereka mengadakan latihan bersama.
Sepuluh tahun kemudian mereka sudah menjadi remaja dan benar-benar menjadi atlet Wushu yang handal. Yang Yauwu, Li Yi dan Fong Fong menjadi atlet Wushu cabang Jurus sedangkan Zhang Deming dan Li Er menjadi atlet Wushu cabang Pertarungan. Anggota mereka bertambah satu perempuan yaitu seorang atlet Tae Kwon Do kekasih Zhang Deming yang bernama Xiao Yee.
Ketika di propinsi diadakan kejuaraan Wushu, anggota Jin Wu Men mencapai hasil yang gemilang, mereka semua mencapai babak semifinal. Ketika bertanding di semifinal terjadi masalah karena karena Zhang Deming harus bertarung dengan Li Er sesama anggota Jin Wu Men. Tetapi akhirnya Zhang Deming bersedia mengalah sehingga Li Er bisa bertanding di final.
Akhirnya ada 4 personel Jin Wu Men yang mencapai final yaitu Yang Yauwu, Li Yi, Li Er dan Fong Fong.
Perjuangan Jin Wu Men untuk meraih medali emas tinggal selangkah lagi tetapi halangan selalu ada. Muncul dua bekas siswa Sekolah Wushu Yonghua yaitu Kuo Nan dan He Le. Biarpun keduanya adalah siswa terbaik tetapi nasibnya berbeda. Kuo Nan berhasil lulus dengan baik dari Sekolah Wushu Yonghua dan menjadi koordinator Stuntman/pemeran pengganti film tetapi He Le karena sifatnya yang pemarah dan kejam dikeluarkan dari Yonghua dan menjadi penculik anak-anak.
Kuo Nan tidak tahu bahwa He Le adalah seorang penculik karena mengaku berprofesi sebagai Stuntman juga. He Le berhasil menipu Kuo Nan dengan mengaku membutuhkan 2 anak siswa Yonghua untuk bermain film padahal sebenarnya dua anak itu akan dijual. Kuo Nan menyanggupi permintaan He Le itu.
Kelompok Jin Wu Men terlibat dalam masalah itu karena Li Er mengantarkan Kuo Nan dan 2 anak siswa Yonghua ke tempat He Le.
He Le sebenarnya adalah siswa terbaik dari Sekolah Wushu Yonghua maka kelompok Jin Wu Men tentu saja kewalahan menghadapinya bahkan Yang Yauwu sampai patah kakinya. Untunglah Li Kui sang guru Sekolah Yonghua turun tangan dan berhasil mengalahkan He Le.
Biarpun Yang Yauwu tidak bisa tampil di final Kejuaraan Wushu ada 3 personel Jin Wu Men yang bisa tampil di final yaitu Li Yi, Li Er dan Fong Fong.
Tiga personel Jin Wu Men itu akhirnya berhasil meraih medali emas dengan gemilang.
Bagaimanakah penampilan ketiga personel Jin Wu Men itu di final? Saya persilahkan untuk menonton sendiri film yang penuh dengan atraksi Wushu yang indah dan memukau ini.
Opini saya tentang film ini :
Saya cukup terkesan dengan film ini karena berbeda dengan film kungfu lain yang pernah saya tonton. Film kungfu lain yang pernah saya tonton biasanya hanya bercerita tentang balas dendam atau kehebatan jagoannya mengalahkan pendekar-pendekar dari beladiri lain (biasanya yang jadi korban adalah Karate).
Tetapi film Wushu ini berbeda, film ini lebih menekankan pada persahabatan, kesetia kawanan dan falsafah mulia dari beladiri seperti :
- Wushu untuk beladiri dan bukan untuk menyakiti
- Dalam Wushu menang atau kalah tidak ada artinya karena pada akhirnya yang harus dikalahkan adalah diri kita sendiri
Bicara tentang beladiri, saya jadi teringat bahwa saya sendiri juga pernah belajar beladiri yaitu Jiu Jitsu di sebuah Klub Jiu Jitsu di Yogyakarta. Saya berlatih cukup lama, sekitar 2 tahun dan mencapai tingkat sabuk jingga. Saya sebenarnya ingin berlatih lebih lama tetapi nasib bicara lain. Ketika itu kami sedang berlatih bantingan pundak (istilah Jepangnya Seoi Nage) untuk persiapan ujian kenaikan tingkat dan saya mengalami bantingan cukup keras sampai cedera parah, tulang selangka saya lepas!
Saya memang bisa sembuh tetapi petugas medis menyarankan saya untuk tidak berlatih Jiu Jitsu lagi. Ya sudah, mungkin Tuhan memang tidak mentakdirkan saya menjadi pendekar Jiu Jitsu seperti idola saya, Royce Gracie.
Eh, kok jadi curhat gini…
yg sabar ya
ReplyDeletewaktu pertama kali nonton film ini rasanya nih film kok beda yach ceritanya asik, r\trus ada pelajaran moralnya juga.
ReplyDeleteyanti
cara mendownload filmnya bagaimana, mohon petunjuknya...
ReplyDeletemohon dikiri ke email saya,
aefa_siatall@yahoo.com
by: aguss di Salatiga