Tuesday, July 5, 2016

RISEN

Genre : Drama Religi
Sutradara : Kevin Reynolds
Cerita : Paul Aiello
Pemain : Joseph Fiennes,Tom Felton,Peter Firth,Cliff Curtis
Musik : Roque BaƱos
Distributor : Columbia Pictures
Tanggal rilis : 19 Februari 2016
Durasi : 107 menit

Seperti film klasik legendaris Quo Vadis atau Ben Hur, film ini menampilkan tokoh fiksi yang dikombinasikan dengan cerita di Alkitab. Sebagai tokoh utama film ini adalah Clavius, seorang perwira pasukan Romawi berpangkat tribunus/tribune (panglima pasukan romawi kuno atau sekarang setara dengan kolonel). Clavius adalah tribune yang bertugas di wilayah Yudea (sekarang Israel dan Palestina).

Selain menjadi panglima ketika menumpas pemberontakan Zealot (Pemberontakan orang-orang Yahudi yang dipimpin oleh Barabas pada tahun 33 sesudah Masehi), Clavius juga menjadi saksi mata penyaliban Yesus.


Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zealot, Clavius dan asistennya Lucius mendapat tugas dari Gubernur Yudea yaitu Ponsius Pilatus untuk menyelidiki hilangnya jenazah Yesus setelah 3 hari penyalibannya,
Diduga jenazah Yesus dicuri oleh para pengikutnya untuk membenarkan ajaran Yesus bahwa sebagai Mesias, Ia akan bangkit pada hari ketiga. Namun dugaan itu sepertinya mustahil karena atas permintaan para imam Yahudi, makam Yesus sudah ditutup dengan batu besar dan dijaga ketat oleh tentara Romawi.

Clavius benar-benar pusing menangani kasus hilangnya jenazah Yesus karena para prajurit yang bertugas menjaga makam Yesus berkata memang ada mukjizat di makam Yesus apalagi ada indikasi bahwa mereka mabuk ketika bertugas.
Bahkan menurut saksi mata para orang-orang Yahudi yang merupakan pengikut Yesus atau bukan, Yesus benar-benar bangkit dari kematiannya.
Akhirnya Clavius memutuskan untuk mencari 12 Rasul Yesus karena diduga kuat mereka yang mencuri jenazah Yesus.

Clavius dan pasukannya berhasil menemukan 12 Rasul Yesus. Tapi Clavius sangat terkejut karena ia tidak hanya menemukan 12 Rasul itu tapi juga melihat bahwa mereka bersama Yesus, Apalagi Yesus menunjukkan tangannya yang berlubang bekas paku salib dan lambungmya yang juga berlubang. Memang setelah wafat di kayu salib, seorang prajurit Romawi menikam lambung Yesus dengan tombak untuk memastikan Yesus sudah mati.
Ternyata Yesus benar-benar bangkit dari kematiannya.


Melihat dengan mata kepala sendiri tentang bangkitnya Yesus maka Clavius memutuskan menjadi pengikut Yesus. Clavius mengikuti para Rasul menuju tempat yang diperintahkan Yesus yaitu Danau Galilea.

Gubernur Yudea Ponsius Pilatus tahu bahwa Clavius telah menjadi pengikut Yesus dan tentu saja menganggap hal itu sebagai pengkhianatan. Ponsius Pilatus memerintahkan pasukannya untuk mengejar Clavius ke Danau Galilea.
Berkat keahliannya sebagai tentara, Clavius bisa membebaskan dirinya dan para Rasul dari pengejaran pasukan Romawi.

Clavius menjadi saksi mata peristiwa-peristiwa penting antara Yesus dan para RasulNya. Salah satunya adalah perintah Yesus kepada Rasul kesayanganNya yaitu Simon Petrus untuk menggembalakan “domba-dombaNya”. Memang pada perkembangan berikutnya, Petrus menjadi pemimpin para Rasul dan Paus pertama di Gereja Kristen Katolik.


Bahkan Clavius menjadi saksi mata peristiwa yang paling bersejarah yaitu sebelum naik ke surga, Yesus memberi para rasulNya roh Kudus kemudian memerintahkan para Rasulnya untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia, umat Kristiani memperingatinya sebagai hari Pentakosta.
Memang setelah peristiwa itu terjadi mukjizat, bagaimana mungkin para Rasul Yesus yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang tentu saja sama sekali tidak terpelajar itu tiba-tiba setelah mendapat Roh Kudus menjadi pengkotbah ulung sehingga membuat 3000 orang minta dibabtis.


Film ini diakhiri dengan adegan Clavius “membuang” cincin yang menunjukkan bahwa ia seorang tribune dengan memberikannya kepada seseorang yang tinggal di sebuah rumah terpencil. Clavius memutuskan walaupun ia tidak ikut dengan para Rasul, ia akan ikut memberitakan Injil dengan caranya sendiri.

Opini Saya Tentang Film Ini
Film ini sebenarnya sangat cocok ditayangkan pada hari Paskah. Di Amerika film ini memang ditayangkan pada hari-hari menjelang Paskah, sayangnya sampai di Indonesia baru sekarang ini.
Paling tidak untuk Paskah tahun depan film ini bisa ditayangkan di televisi selain Passion of Christ atau Son of God.

Setelah menonton film ini saya jadi teringat film legendaris dengan tema serupa yaitu Quo Vadis yang dibuat tahun 1951, film itu menceritakan wafatnya Petrus. Bagi yang tahu cerita Injil pasti tahu bahwa Petrus diangkat Yesus menjadi penggantiNya setelah Yesus tidak lagi di dunia bahkan Petrus mendapat anugrah menerima kunci surga (Matius 16:18-19).

Tapi setelah Yesus ditangkap untuk disalib, Petrus malah tega mengkhianati Yesus karena ketika 3 kali ada yang mengenali sebagai murid Yesus, 3 kali juga Petrus menyangkalnya. Padahal pada perjamuan malam terakhir Petrus sudah berjanji bahwa ia rela mati demi Yesus.
Pada film Quo Vadis, diceritakan apakah Petrus menepati janjinya pada Yesus atau tidak.

Dalam bahasa latin, Quo Vadis berarti mau kemana, lengkapnya lagi adalah Quo Vadis Domine yang berarti “mau kemana Tuhanku”. Pada film Quo Vadis, diceritakan bahwa Petrus menyebarkan Injil di Roma dan cukup berhasil karena cukup banyak pengikutnya. Padahal pada saat itu orang-orang Romawi sudah punya agama sendiri yang menyembah dewa-dewa, maka Kaisar Roma pada saat itu yaitu Kaisar Nero menganggap ajaran yang dibawa Petrus adalah ajaran sesat maka para pengikut Petrus (disebut sebagai orang Kristen bukan Nasrani) dikejar-kejar dan Petrus sebagai pemimpinnya diancam hukuman salib.
 
Dijadikan makanan singa, salah satu cara membantai Umat Kristen perdana yang ditampilkan dalam film Quo Vadis (1951)
Atas saran dari para pengikutnya, Petrus diminta untuk pergi dari Roma dan kembali ke Yerusalem. Dalam perjalannya ke Yerusalem, Petrus dicegat seorang laki-laki yang ternyata adalah Yesus maka bertanyalah Petrus “Quo Vadis Domine (mau kemana Tuhanku)” dan Yesus menjawab “Eo Romam crucifigi iterum (Aku pergi ke Roma untuk disalibkan keduakalinya)”.
Mendengar jawaban Yesus, Petrus sadar bahwa ia telah lari dari tanggung jawabnya dan langsung kembali ke Roma.

Sesampainya di Roma, Petrus tertangkap oleh tentara Romawi dan diancam akan disalib tapi jawaban Petrus sangat mengharukan karena Petrus berkata, “Mati seperti guru saya adalah kehormatan bagiku”.
Petrus benar-benar mati disalib tapi disalib dengan posisi kepala dibawah, hal itu merupakan permintaan Petrus sendiri karena ia merasa belum layak mati seperti gurunya. Disinilah Petrus menepati janjinya yaitu rela mati demi Yesus.
 
Penyaliban Petrus dalam film Quo Vadis

Sudah ah... kalau membahas film Quo Vadis saya jadi ingin ada film remake nya nih... Apalagi film Ben Hur sudah dibuat remake nya dan diperkirakan rilis tanggal 24 Maret 2017

1 comment: