Thursday, January 12, 2012

OBA : THE LAST SAMURAI


Genre : drama
Sutradara : Hideyuki Hirayama
Pemain : Yutaka Takenouchi, Toshiaki Karasawa, Mao Inoue, Takayuki Yamada, Sean McGowan, Tomoko Nakajima, Daniel Baldwin, Treat Williams.
Tanggal rilis : 11 Februari 2011
Durasi : 128 menit

Film Jepang yang diangkat dari kisah nyata ini bercerita tentang kegigihan sekelompok tentara Jepang pimpinan Kapten Sakae Oba ketika melawan pasukan Amerika yang jauh lebih banyak dan lebih kuat di Pulau Saipan di Jepang pada Perang Dunia ke-2.
Kegigihan dan strategi tempur yang cemerlang dari Kapten Sakae Oba benar-benar mengagumkan Pasukan Amerika sehingga mereka menjuluki Kapten Sakae Oba sebagai “The Fox” atau Sang Rubah (sejenis srigala yang terkenal dengan kecerdikannya).

Untuk mengalahkan Jepang pada Perang Dunia ke-2, pasukan Amerika menyerang pulau yang sangat strategis bagi militer Jepang yaitu Pulau Saipan yang terletak di Kepulauan Mariana Jepang pada tanggal 15 Juni 1944.
Pada serangan itu, Amerika mengerahkan 70.000 tentara sedangkan Pulau Saipan hanya dijaga oleh 20.000 tentara Jepang. Akibatnya bisa ditebak, pasukan Jepang kalah dan yang masih hidup melarikan diri ke gunung.

Sesuai dengan tradisi Jepang, para tentara Jepang yang malu dengan kekalahannya melakukan harakiri atau bunuh diri tetapi ada beberapa tentara Jepang yang memutuskan tidak melakukan harakiri dan bertekad untuk tetap melawan pasukan Amerika, salah satunya adalah Kapten Sakae Oba karena menurut Kapten Sakae Oba, berperang bukan hanya untuk mati tetapi untuk menang.

Dengan keberanian yang luar biasa, sekitar 4000 tentara Jepang yang tidak melakukan harakiri itu menyerang pasukan Amerika di Pulau Saipan sebelah barat pada tanggal 7 Juli 1944. Pertempuran yang dikenang dengan nama Perang Saipan itu benar-benar dahsyat karena hampir semua tentara Jepang dan 2000 tentara Amerika tewas hanya dalam waktu beberapa jam, hanya sedikit tentara Jepang yang bertahan hidup salah satunya adalah Kapten Sakae Oba.
Kapten Sakae Oba dengan puluhan anak buahnya yang masih hidup melarikan diri ke gunung dan bertekad masih tetap akan melakukan perlawanan. Tentara Amerika tentu saja tidak tinggal diam dan melakukan pengejaran, pasukan Amerika yang melakukan pengejaran itu dipimpin oleh Kapten Herman Lewis.

Pasukan Amerika pimpinan Kapten Herman Lewis berhasil melacak arah Kapten Sakae Oba melarikan diri karena kelembutan hati Kapten Sakae Oba sendiri. Pada waktu lari ke gunung, Kapten Sakae Oba dan anak buahnya menemukan sebuah rumah yang semua penghuninya mati karena mereka lebih suka bunuh diri daripada menyerah pada tentara Amerika, tapi ternyata di rumah itu masih hidup seorang bayi.
Dengan keadaannya sebagai buronan, Kapten Sakae Oba dan anak buahnya tentu saja tidak mungkin merawat bayi itu maka agar bayi itu bisa tetap hidup, Kapten Sakae Oba mengikat pita merah di rumah bayi itu dengan harapan ditemukan oleh pasukan Amerika walaupun para anak buahnya tidak setuju karena membuat arah pelarian mereka diketahui oleh pasukan Amerika.

Tindakan kemanusiaan Kapten Sakae Oba itu berhasil karena ketika pasukan Kapten Herman Lewis sampai di rumah si bayi, pita merahnya menarik perhatian sehingga bayi itupun ditemukan oleh Kapten Herman Lewis.
Kapten Herman Lewis ternyata juga punya rasa kemanusiaan seperti Kapten Sakae Oba sehingga ia memerintahkan anak buahnya untuk merawat bayi itu. Tapi akibatnya sangat fatal karena pasukan Amerika jadi tahu arah pelarian Kapten Sakae Oba dan anak buahnya.

Walaupun arah pelariannya sudah diketahui tetapi tetap tidak mudah bagi Pasukan Kapten Herman Lewis untuk menangkap Kapten Sakae Oba karena Kapten Sakae Oba sudah menyiapkan jebakan-jebakan yang bisa menewaskan tentara Amerika.

Sampai suatu ketika di tengah hutan, Kapten Sakae Oba bertemu dengan sekitar 200 rakyat Jepang yang juga tidak sudi menyerah pada tentara Amerika sehingga mereka juga melarikan diri ke gunung.
Pada awalnya Kapten Sakae Oba meninggalkan 200 rakyat Jepang itu karena berniat melawan pasukan Amerika tanpa melibatkan mereka. Tetapi karena tiba-tiba datang pesawat tempur Amerika yang memborbardir 200 rakyat Jepang itu maka Kapten Sakae Oba bertekad untuk melindungi mereka.
Kapten Sakae Oba segera memerintahkan untuk membangun 3 kamp untuk 200 rakyat Jepang itu agar bisa tersembunyi dari pasukan Amerika.

Walaupun kamp-kamp buatan Kapten Oba itu akhirnya diketahui oleh tentara Amerika, Kapten Oba dan para pengikutnya tetap tidak mau menyerah begitu saja. Dengan cerdiknya, Kapten Sakae Oba bisa memanfaatkan hutan di Pulau Saipan yang penuh dengan bukit dan gua-gua itu untuk bersembunyi sehingga tidak terlihat oleh pasukan Amerika. Bahkan anak buah Kapten Sakae Oba bisa melakukan serangan balik yang sangat merepotkan pasukan Kapten Herman Lewis.
Dalam usahanya untuk menyergap Kapten Sakae Oba dan para pengikutnya, anak buah Kapten Herman Lewis hanya bisa menewaskan 2 tentara Jepang dan menangkap 6 orang itupun hanya rakyat biasa (bukan tentara) tetapi di pihak Amerika belasan tentaranya tewas.
Kecerdikan strategi tempur Kapten Sakae Oba itu membuat Kapten Herman Lewis sangat kagum sehingga ia menjuluki Kapten Sakae Oba sebagai “The Fox”.

Tetapi akhirnya Kapten Sakae Oba mulai berubah pikiran karena kehabisan makanan dan obat-obatan. Kapten Sakae Oba sudah memerintahkan 3 orang untuk mencuri makanan dan obat-obatan dari pasukan Amerika yaitu Chieko Aono (seorang perawat wanita yang sangat benci pada tentara Amerika karena keluarganya terbunuh oleh tentara Amerika) dengan dikawal 2 tentara anak buah Kapten Sakae Oba, tetapi 3 orang utusan Kapten Sakae Oba itu gagal, 2 anak buah Kapten Sakae Oba tewas tertembak sedangkan Chieko Aono tertangkap.
Maka agar 200 rakyat Jepang pengikutnya tetap bertahan hidup, dengan berat Hati Kapten Sakae Oba terpaksa menyuruh 200 rakyat Jepang itu untuk menyerahkan diri pada pasukan Amerika sedangkan Kapten Sakae Oba dan anak buahnya tetap tidak menyerah dan akan melanjutkan perlawanan.

Kapten Herman Lewis yang sadar bahwa Kapten Sakae Oba sulit untuk ditaklukkan secara militer menggunakan cara halus tanpa kekerasan untuk membuat Kapten Sakae Oba menyerah seperti menyebarkan brosur yang isinya meminta untuk menyerah dan mengirimkan seorang Jepang yang mau diajak bekerjasama dengan Amerika untuk membujuk Kapten Sakae Oba tetapi semua usaha Kapten Herman Lewis itu gagal.
Bahkan ketika akhirnya Negara Jepang menyerah pada tahun 1945 karena 2 kotanya yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh pasukan sekutu, Kapten Sakae Oba tetap tidak mau turun gunung dan menyerah pada pasukan Amerika.

Hati Kapten Sakae Oba akhirnya luluh juga setelah atasannya yaitu seorang Kolonel memerintahkannya untuk menyerah.
Akhirnya pada tanggal 1 Desember 1945, Kapten Sakae Oba memimpin 47 anak buahnya yang masih hidup untuk turun gunung dan menyerahkan diri pada pasukan Amerika.
Kapten Herman Lewis ternyata sangat terkesan dengan kegigihan dan kecerdikan strategi tempur Kapten Sakae Oba sehingga ia menyambut penyerahan diri Kapten Sakae Oba dan anak buahnya dengan upacara militer yang megah.

Opini Saya Tentang Film Ini :
Walaupun film ini diangkat dari kisah nyata tetapi tidak semua cerita dan tokoh di film ini benar-benar nyata karena ada beberapa yang sengaja diubah atau ditambahkan agar cerita film ini lebih dramatis dan menarik. Bagi saya hal itu tidaklah penting karena yang penting film ini enak ditonton dan cukup menghibur, Saya memang menonton film ini hanya sebagai hiburan dan bukan sebagai referensi sejarah hehehe…

Tidak hanya cukup menghibur tapi saya juga cukup terkesan dengan acting para pemainnya yang sangat meyakinkan terutama acting pemeran Kapten Sakae Oba (Yutaka Takenouchi) yang benar-benar bisa menampilkan karakter seorang pemimpin yang sangat kharismatik sehingga disegani oleh kawan maupun lawan.
Akhir kata film ini cukup saya rekomendasikan karena benar-benar bisa menampilkan kegigihan, keberanian, kepemimpinan dan semangat cinta tanah air.

Foto asli menyerahnya Kapten Oba pada pasukan Amerika
Inilah foto asli Kapten Oba ketika menyerah pada tanggal 1 Desember 1945

7 comments:

  1. dari dulu sampai sekarang orang jepang terkenal dengan kegigihan dan kecerdikannya

    ReplyDelete
  2. yah begitulah makanya bisa jadi negara maju dgn cepat

    ReplyDelete
  3. salutt bgt thx gan udah sharing cerita :)

    ReplyDelete
  4. Wah saya jadi mau nonton filmnya

    ReplyDelete
  5. kalau menurut saya, seketika di lihat dari sisi filmnya sudah pasti ada perbedaan watak si pemeran dengan yang aslinya karena itu merupakan sebuah daya tarik untuk para penikmat film tersebut , ini merupakan salah satu fakta sejarah yang mungkin belum banyak orang yang tahu , karena di buku sejarah yang sering kita baca itu ialah pengeboman hirosima dan nagasaki. bahkan ada di film kan di film pear harbour yang mengisahkan tentang penyerangan pasukan jepang di pangkalan militer AS , dan di film itu juga di kisahkan serangan balasan yaitu dengan pengeboman di hiroshima dan nagasaki , dan film oba the last samurai ini ada fakta sejarah yang tidak banyak di ketahui banyak orang dan di film ini di kisahkan pertempuran inu di lakukan sebelum pengeboman hiroshima dan nagaski , dan sebelum jeopang menyerah kepada sekutu tanpa syarat

    ReplyDelete

  6. Bagaimna filosofi yang dapat di ambil dari film tersebut?

    ReplyDelete