Thursday, September 30, 2010

LASKAR PEMIMPI

Genre : komedi
Sutradara : Monty Tiwa
Pemain : Project Pop,Dwi Sasono,Shanty,Gading Marten,T Rifnu Wikana,Masayu Anastasia,Marcell Siahaan,Candil
Tanggal rilis : 30 September 2010
Durasi : 95 menit

Film ini mengambil lokasi waktu Indonesia pada tahun 1948. Pada waktu itu Belanda masih berusaha menjajah Indonesia kembali walaupun Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Setelah melalui sebuah serangan militer yang disebut Agresi Militer Belanda I, Belanda berhasil merebut ibu kota Indonesia yaitu Jakarta. Oleh karena itulah, presiden Indonesia waktu itu yaitu Presiden Soekarno memindahkan pusat pemerintahan ke Yogyakarta. Tetapi setelah melakukan Agresi Militer II, Belanda juga berhasil merebut Yogyakarta.

Di sebuah desa di Yogyakarta, ada sebuah pasukan gerilya Indonesia yang dipimpin oleh Kapten Hadi Sugito. Karena berasal dari desa Pandjen, laskar pimpinan Kapten Hadi Sugito itu bernama Laskar Pandjen.

Karena diperintahkan oleh panglima Besar Jendral Sudirman untuk mempersiapkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Yogyakarta yang diberi nama Serangan Umum 1 Maret, Kapten Hadi Sugito melakukan penerimaan prajurit baru untuk memperkuat laskarnya. Uniknya Kapten Hadi Sugito juga menerima wanita untuk menjadi prajuritnya.
Banyak penduduk desa Pandjen yang mendaftar dan diterima, diantaranya yang menjadi tokoh utama film ini adalah :
  • Tumino : penggembala bebek
  • Ahok : pedagang keturunan tionghoa
  • Sri Mulyani : gadis lugu yang ayahnya ditawan Belanda
  • Udjo : priyayi/ningrat lokal yang terpaksa mendaftar karena diancam oleh Wiwid (pembantu sekaligus pacarnya) yang akan melaporkan ayah Udjo karena telah bekerjasama dengan Belanda kepada Tentara Indonesia.
Para prajurit baru Laskar Pandjen itu dilatih oleh 3 anak buah kepercayaan Kapten Hadi Sugito yaitu :
  • Letnan Bowo (wakil Kapten Sugito)
  • Kopral Jono (prajurit senior tapi sering bertindak bodoh sehingga pangkatnya pernah diturunkan 2 kali oleh Kapten Hadi Sugito)
  • Prajurit Toar (prajurit dari Manado yang penglihatannya sangat terganggu karena kaca matanya tertinggal di Manado sehingga sering salah hormat pada pohon yang dikiranya Kapten Hadi Sugito).

Setelah selesai menjalani pelatihan, para prajurit baru itu diberi kesempatan untuk berlibur oleh Kapten Hadi Sugito. Tetapi lagi-lagi kekonyolan Kopral Jono membawa masalah.
Kapten Hadi Sugito sudah memperingatkan prajurit barunya agar tidak menikmati masa liburnya dengan membuat keramaian sehingga bisa mengundang pasukan Belanda, tetapi Kopral Jono malah mengajak para prajurit barunya untuk menikmati masa libur dengan menyanyi dan menari. Akibatnya tempat persembunyian prajurit-prajurit baru itu diketahui oleh KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, tentara yang dibentuk Belanda di Indonesia yang anggotanya sebagian besar justru adalah orang pribumi Indonesia) yang langsung menyerbu.

Untunglah para prajurit baru itu bisa memberi perlawanan dengan gigih sehingga pasukan KNIL itu bisa dipukul mundur, tetapi KNIL sempat menangkap 2 orang Indonesia yaitu Wiwid (pacar Udjo) dan Yayuk (adik Wiwid dan pacar Kopral Jono).

Kapten Hadi Sugito sangat marah dengan kesalahan prajurit barunya, bahkan Kopral
Jono hampir diturunkan pangkatnya lagi. Untungnya ada hal yang bisa meredakan kemarahan Kapten Hadi Sugito yaitu Kopral Jono dan prajuritnya berhasil menangkap seorang tentara KNIL yaitu Once seorang pemuda asli Maluku.
Dari keterangan Once, bisa diketahui bahwa KNIL menangkap Wiwid, Yayuk dan ayah Sri Mulyani untuk dijadikan pekerja perkebunan kopi.

Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani memohon-mohon kepada Kapten Hadi Sugito agar mau menyerbu markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi itu tetapi Kapten Hadi Sugito menolaknya karena dianggap bisa menganggu rencana yang lebih besar yaitu Serangan Umum 1 Maret yang masih sangat rahasia itu.

Kecewa dengan sikap pemimpinnya, diam-diam Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani pergi sendiri ke markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi. Tiga prajurit desersi itu juga berhasil mengajak 3 temannya yaitu Toar, Tumino dan Ahok. Selain itu, mereka juga membawa Once sebagai penunjuk jalan ke markas KNIL.

Karena markas KNIL sangat jauh, diputuskan Kopral Jono dan kawan-kawan akan menyergap patroli KNIL untuk merebut mobilnya. Tetapi karena ketrampilan tempurnya masih pas-pasan justru mereka yang tertangkap oleh patrol KNIL. Untungnya Kopral Jono dan kawan-kawan dibebaskan oleh Laskar Siliwangi yang kebetulan lewat karena akan bergabung dalam Serangan Umum 1 Maret.
Karena kagum dengan keberanian Kopral Jono dan kawan-kawan, pimpinan Laskar Siliwangi mengira Kopral Jono dan kawan-kawan adalah kelompok pasukan elite Laskar Pandjen.

Dengan mobil rampasan yang dikemudikan oleh Once yang rasa cinta tanah airnya telah pulih sehingga membelot ke tentara Indonesia, Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil sampai di markas KNIL. Tetapi karena pengalaman tempur yang minim, Kopral Jono dan kawan-kawan gagal membebaskan orang-orang yang mereka sayangi dan tertangkap oleh tentara KNIL yang dipimpin oleh Letnan Kuyt, bahkan Once hampir dihukum mati.
Untunglah datang Kapten Hadi Sugito dan pasukannya yang bisa mengalahkan pasukan Letnan Kuyt sehingga bisa membebaskan Kopral Jono dan kawan-kawan.

Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil bebas tetapi Kapten Hadi Sugito marah besar kepada mereka. Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani dipecat sebagai tentara dan tidak diikut sertakan pada Serangan Umum 1 Maret. Sedangkan Once walaupun sudah pulih rasa cinta tanah airnya tetapi karena pernah bergabung dengan KNIL tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh Kapten Hadi Sugito dan dipenjara.

Saat yang ditunggu-tunggu yaitu tanggal 1 Maret 1949 akhirnya tiba, pasukan Tentara Indonesia dibawah pimpinan Letnan Kolonel Suharto (Presiden Indonesia ke-2 yang waktu itu pangkatnya masih Letnan Kolonel) melakukan serangan besar-besaran ke markas Belanda di Yogyakarta.

Karena pasukan Belanda tidak siap, pasukan Indonesia hampir dipastikan menang tetapi ada 1 halangan yaitu datang bantuan pasukan Belanda dari Semarang sedangkan jumlah personel pasukan Indonesia tidak cukup untuk menghadangnya.
Masalah itu diketahui oleh Udjo dari pemimpin Laskar Siliwangi, maka walaupun sudah dipecat sebagai Tentara Indonesia, Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani tetap bertekad membela negaranya. Setelah berhasil membebaskan Once dari penjara dan mengajak Wiwid, mereka nekad menghadang pasukan Belanda dari Semarang walaupun dengan senjata dan ketrampilan tempur yang minim (mereka memang benar-benar LASKAR IMPIAN bukan LASKAR PEMIMPI).

Karena kalah dalam jumlah personel dan senjata, Kopral Jono dan kawan-kawan akhirnya gugur dengan gagah berani tetapi mereka berhasil menghambat pasukan Belanda dari Semarang sehingga Serangan Umum 1 Maret sukses dan Yogyakarta berhasil direbut kembali oleh Pasukan Indonesia (peristiwa itu dikenang sebagai “6 jam di Jogja”).



Opini saya tentang film ini :
Setelah film Nagabonar, akhirnya muncul lagi film komedi yang bertema perjuangan kemerdekaan. Para pemainnya juga sudah terkenal sebagai komedian papan atas Indonesia yaitu grup musik komedi Project Pop, didukung juga oleh pemain juga sudah terkenal yaitu Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Marwoto, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan dan Candil.

Menurut saya film ini cukup menghibur, terbukti saya dan para penonton lainnya di bioskop sampai tertawa terpingkal-pingkal ketika menonton film ini dari awal sampai akhir.

1 comment: