Friday, February 9, 2018

12 STRONG

Genre : Action
Sutradara : Nicolai Fuglsig
Pemain : Chris Hemsworth,Michael Shannon,Michael Peña,Navid Negahban,Trevante Rhodes,Geoff Stults,Thad Luckinbill
Musik : Lorne Balfe
Tanggal rilis : 16 Januari 2018
Durasi : 129 menit

Film ini diangkat dari kisah nyata Perang Amerika-Afganistan pada tahun 2001. Sebagai sumber referensi film ini adalah buku berjudul Horse Soldiers yang ditulis oleh Doug Stanton. Perang yang ditampilkan di film ini sangat unik karena menceritakan 12 tentara Amerika dengan naik kuda menghadapi pasukan Taliban yang bersenjata lengkap bahkan mengendarai tank. Kuda lawan tank? Bisa menang? Menarik kan.. makanya silahkan baca sinopsis ini.

Pada tahun 2001 Amerika menurunkan pasukan tempur ke Afganistan untuk mengejar Osama Bin Laden yang mengaku bertanggung jawab pada aksi teror penabrakan menara kembar World Trading Center tanggal 9 September 2001. Di Afganistan, pasukan Amerika harus bertempur dengan organisasi yang memimpin Afganistan pada waktu itu yaitu organisasi Taliban yang memang melindungi Osama Bin Laden dengan organisasinya yang bernama Al-Qaeda. Amerika tidak bertempur sendirian karena dibantu oleh milisi Afganistan yang bermusuhan dengan Taliban.

Target Amerika di Afganistan adalah merebut kota Mazār-i Sharīf yang sangat penting karena merupakan pusat pelatihan perang bagi para tentara Taliban. Jika kota Mazār-i Sharīf berhasil direbut maka bisa dipastikan pemerintahan Taliban akan tumbang.

Regu pertama yang ditugaskan untuk merebut kota Mazār-i Sharīf adalah 12 tentara anggota korps Green Baret yang dipimpin oleh Kapten Mitch Nelson. Detasemen pimpinan Kapten Mitch Nelson itu disebut sebagai Operational Detachment Alpha 595 (ODA 595) atau Detasemen Operasi Alpha 595.


Walaupun ditargetkan untuk menyelesaikan tugasnya dalam 6 minggu, Kapten Mitch Nelson yakin bisa menyelesaikan misinya dalam 3 minggu karena jika lebih dari 3 minggu maka akan datang musim dingin sehingga mempersulit misi. Selain itu Kapten Mitch Nelson juga ingin misi selesai sebelum Natal sehingga ia dan para anak buahnya bisa merayakan Natal bersama keluarga.

Untuk menjalankan tugasnya, ODA 595 berkerjasama dengan salah satu pasukan milisi Afganistan yang bermusuhan dengan Taliban yaitu pasukan Northern Alliance (Aliansi Utara). Sayang sekali pasukan Aliansi Utara itu terpecah lagi menjadi 3 pasukan yang saling bersaing dan bermusuhan, jika 3 pasukan itu bertemu maka mereka akan melupakan Taliban dan akan saling berperang sendiri.
ODA 595 akan berkolaborasi dengan salah satu pasukan Aliansi Utara yaitu pasukan yang dipimpin oleh Jendral Abdul Rashid Dostum.


ODA 595 diturunkan di sebuah benteng bekas benteng Rusia yang berjarak 50 mil dari Mazār-i Sharīf. Setelah bertemu dengan Jendral Abdul Rashid Dostum dan pasukannya, ODA 595 diberi kendaraan tempur yaitu kuda karena memang hanya hewan itu yang cocok dengan medan tempur di Afganistan yang gersang dan berbukit-bukit.


Misi Detasemen ODA 595 bisa dikatakan mission Impossible karena walau dibantu oleh pasukan lain, pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum hanya berjumlah 200 an personel sedangkan pasukan Taliban jumlahnya ribuan. Tapi Kapten Mitch Nelson dan Jendral Abdul Rashid Dostum tidak gentar dan tetap melanjutkan misinya.

Detasemen ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum tidak bisa langsung menuju ke Mazār-i Sharīf karena harus melewati daerah-daerah yang dikuasai Taliban yang bersenjata lengkap bahkan memiliki tank.

Tugas utama Detasemen ODA 595 sebenarnya hanya mengintai posisi markas Taliban kemudian melaporkan koordinatnya ke pesawat pembom Amerika sehingga pesawat pembom itu bisa melakukan pengeboman dengan akurat. Tapi agar bisa mendapatkan koordinat yang tepat dan akurat, Detasemen ODA 595 harus berada sedekat mungkin dengan markas Taliban sehingga sering kepergok, Jika hal itu terjadi, Detasemen ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum harus bertempur melawan tentara-tentara Taliban.


Tapi selama itu, pesawat pembom selalu datang tepat waktu sehingga bisa menghancurkan tank-tank Taliban, setelah itu barulah Detasemen ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid menghabisi sisa-sisa tentara Taliban.

Satu-persatu wilayah yang dikuasai Taliban berhasil direbut sehingga Detasemen ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid makin mendekati Mazār-i Sharīf. Pada minggu ketiga, tibalah pada lokasi yang paling sulit yaitu pada satu-satunya lokasi untuk masuk ke Mazār-i Sharīf yaitu sebuah celah perbukitan. Taliban tahu lokasi sangat penting itu sehingga memperkuat pasukan disana dan masih dibantu oleh sekutunya yaitu milisi Al-Qaeda yang terkenal kenekatannya melakukan misi bom bunuh diri.

Masalah besar lain bagi ODA 595 adalah merka ditinggalkan oleh Jendral Abdul Rashid Dostum dan pasukannya sehingga harus bertempur sendirian. Hal itu disebabkan karena atasan Kapten Mitch Nelson memerintahkan agar ODA 595 hanya merebut celah perbukitan jalan masuk ke kota Mazār-i Sharīf selanjutnya yang bertugas merebut kota Mazār-i Sharīf adalah pasukan Aliansi Utara lain yang dipimpin oleh Jendral Mohammad Atta.

Pasukan Jendral Mohammad Atta adalah saingan pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum sehingga Jendral Abdul Rashid Dostum tidak terima jika pasukan Jendral Mohammad Atta yang pertama masuk kota Mazār-i Sharīf. Oleh karena itulah Jendral Abdul Rashid Dostum marah dan meninggalkan ODA 595.

Walaupun ditinggalkan sekutunya sehingga hanya berjumlah 12 orang dan hanya berkendaraan kuda, ODA 595 tetap bertekad melanjutkan misinya. Pada awalnya ODA 595 dengan dibantu pesawat pembom berhasil merepotkan musuhnya. Tapi kemudian ODA 595 mulai kerepotan karena muncul pasukan bom bunuh diri Al-Qaeda. Pasukan bom bunuh diri itu berhasil melukai salah satu personel ODA 595 yaitu Chief Warrant Officer Hal Spencer sehingga tidak bisa ikut bertempur lagi.


Untunglah disaat genting, muncul pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum datang membantu. Rupanya Jendral Abdul Rashid Dostum sadar bahwa kepentingan negara harus didahulukan dibanding kepentingan pribadi. Hal itu mengakibatkan pasukan Taliban mulai kewalahan lagi.

Tapi ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum mulai kerepotan karena pasukan Taliban dibawah pimpinan Jendral Mullah Razzan mengeluarkan senjata andalannya yaitu meriam yang mampu menampung 40 peluru. Pesawat pembom bisa menaklukkan meriam itu tapi sayangnya kehabisan bahan bakar sehingga harus kembali ke pangkalan dan perlu waktu lama untuk kembali membantu ODA 595.

Satu-satunya cara untuk mengalahkan pasukan Jendral Mullah Razzan adalah menyerang disaat meriam kehabisan peluru sehingga perlu waktu untuk mengisinya, saat itu akhirnya tiba maka ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum masuk menyerang walaupun hanya berkuda dan harus menghadapi tank-tank Taliban.


Ending film pasti bisa ditebak yaitu ODA 595 dan pasukan Jendral Abdul Rashid Dostum menang tapi film ini bisa menampilkannya dengan seru sekali, apalagi Jendral Abdul Rashid Dostum sempat berhadapan satu lawan satu dengan Jendral Mullah Razzan yang mencoba melarikan diri ketika pasukannya kalah. Benar-benar tingkah panglima yang sangat tidak terpuji, anak buahnya disuruh bertempur mati-matian bahkan sampai disuruh bunuh diri tapi dirinya sendiri takut mati dan ngacir dari medan pertempuran.

Bagaimanakah serunya pertempuran ODA 595 dan sekutunya yang walaupun hanya berkuda bisa mengalahkan lawannya yang menggunakan tank itu? Saya persilahkan menonton film ini.

Opini Saya Tentang Film Ini :
Film ini diangkat dari kisah nyata tapi nama tokoh-tokohnya ada yang diubah. Di film ini komandan Detasemen ODA 595 adalah Kapten Mitch Nelson padahal sebenarnya adalah Kapten Mark Nutsch. Berikut ini saya tampilkan foto Kapten Mark Nutsch itu :




Dan ini foto asli Detasemen ODA 595 :


Dan ini adalah foto asli Jendral Abdul Rashid Dostum yang pada tahun 2014 terpilih sebagai wakil presiden Afganistan :


Sampai sekarang Jendral Abdul Rashid Dostum masih bersahabat dengan Kapten Mark Nutsch.

Memang luar biasa perjuangan ODA 595 itu, walaupun hanya berkuda bisa mengalahkan pasukan yang bersenjata meriam dan tank dan tidak ada satupun dari personelnya yang gugur. Berkat jasa ODA 595, kota Mazār-i Sharīf berhasil direbut dan pemerintahan Taliban akhirnya tumbang.

Kemenangan ODA 595 itu dianggap sebagai salah satu kemenangan terbesar Amerika dan dianggap sebagai kekalahan terbesar Taliban. Untuk mengenang jasa Detasemen ODA 595, di lokasi Gedung World Trading Center dibangun patung tentara berkuda. Berikut ini saya tampilkan fotonya :


Sebagai penutup, saya sangat merekomendasikan film ini bagi penggemar film perang. Saya benar-benar hanyut dalam film ini sehingga ingin memberikan standing applaus ketika pasukan Kapten Mitch Nelson dan Jendral Abdul Rashid Dostum dengan berkuda masuk menyerang pasukan Taliban yang meriamnya kehabisan peluru tapi saya malu dengan penonton bioskop lainnya hehehe...