Wednesday, March 23, 2011

BANDSLAM


Genre : drama
Sutradara : Todd Graff
Pemain : Aly Michalka,Vanessa Hudgens,Gaelan Connell,Lisa Kudrow,Ryan Donowho
Musik : Adam Lasus,Linda Cohen,Joseph Magee
Tanggal rilis : 6 agustus 2009
Durasi : 111 menit


Will Burton adalah seorang remaja penggemar musik dan idolanya adalah David Bowie sehingga setiap hari Will mengirim e-mail kepada bintang pujaannya itu walaupun tidak pernah dibalas.

Will juga punya pengetahuan yang luas tentang seni musik karena almarhum ayahnya adalah pemusik walaupun kurang terkenal. Sayangnya ayah Will punya sifat buruk yaitu suka mabuk sehingga ayah will pernah menabrak hingga mati seorang gadis kecil karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk.


Karena sifat buruk ayahnya itu, Will dijauhi oleh teman-teman sekolahnya. Will sering dipermainkan dan dihina dengan sebutan Dewey atau DWI yang merupakan singkatan dari Driving While Intoxicated (mengemudi ketika mabuk).

Will tentu saja sangat tertekan tetapi untung selalu bisa dihibur oleh ibunya yang bernama Karen Burton. Selain itu, Will juga sering mencurahkan kekesalan hatinya dengan mengirim e-mail kepada David Bowie (walaupun tidak pernah dibalas).


Sampai suatu ketika ibu Will membawa kabar gembira yaitu Ibu Will mendapat pekerjaan baru di kota lain yaitu New Jersey sehingga Will bisa mendapat sekolah baru disana.

Sesampainya di New Jersey, Will bersekolah di SMA Martin Van Buren (Martin Van buren High School). Tetapi walaupun teman-teman baru Will tidak tahu sejarah kelam Will, Will terlanjur susah bergaul sehingga tetap saja tidak punya teman.

Tetapi akhirnya Will mendapat teman seorang gadis yang juga susah bergaul dan tidak punya teman yaitu Sam, itupun karena mereka harus bersama-sama mengerjakan tugas dari guru sosiologi.


Will mendapat teman lagi, kali ini malah seorang gadis kakak kelas yang cantik dan populer karena pernah menjadi ketua tim Chearleaders, dia bernama Charlotte.

Charlotte bahkan sangat agresif dengan Will, dia mengajak Will untuk ikut pada kegiatannya sehari-hari yaitu menjadi sukarelawan pengasuh anak-anak di tempat penitipan anak. Selain itu, Charlotte juga mengajak Will untuk bergabung di grup musiknya yang bernama Glory Dogs yang akan diikutkan di festival Bandslam (pertandingan musik antar siswa SMA yang paling bergengsi di kota New Jersey karena pemenangnya langsung mendapat kontrak rekaman).

Karena Will punya pengetahuan bagus tentang seni musik, Charlotte menjadikan Will sebagai manajer Glory Dogs.


Mengapa gadis cantik dan populer seperti Charlotte mau bergaul dengan Will si anak “aneh” yang sulit bergaul? Memang sebenarnya Charlotte tidak benar-benar tertarik pada Will, dia hanya menjadikan Will seolah-olah sebagai pacarnya untuk menghindari Ben, bekas pacar Charlotte yang masih menyimpan cinta sehingga masih terus mengejar-ngejar Charlotte.

Sam sudah memperingati Will tentang sifat buruk Charlotte bahkan ibu Will juga kurang suka pada Charlotte, tetapi Will tetap tidak perduli karena terlanjur sangat senang bisa mendapat sahabat, hal yang sebelumnya tidak bisa didapatkannya karena sifat sulit bergaulnya.


Ben si bekas pacar Charlotte sebenarnya juga bukan remaja sembarangan karena selain tampan, ia adalah pimpinan grup musik yang paling hebat di SMA Martin Van Buren yaitu grup musik Ben Wheatly and The Glory Dogs. Begitu hebatnya grup musik pimpinan Ben itu sehingga tidak ada grup musik lain di SMA Martin Van Buren yang berani ikut Bandslam untuk mewakili sekolahnya karena takut bersaing dengan grup musik Ben.

Kalau begitu mengapa Charlotte meninggalkan Ben yang tampan dan populer tetapi lebih memilih bergaul dengan Will si remaja aneh? Bahkan para personel grup musik Charlotte juga remaja-remaja yang tidak hanya kurang berbakat musik tetapi mereka juga sulit bergaul dan tidak populer seperti Will.

Nanti saja saya jelaskan penyebab keanehan itu, makanya baca artikel ini terus ya.. hehehe...


Sementara itu, Will yang tahu betapa kacaunya grup musik Charlotte karena hanya terdiri dari 3 personel yaitu Charlotte sendiri (vokal dan gitar), bug (bass) dan Omar (gitar) sehingga musik yang mereka mainkan hasilnya tidak enak didengar walaupun sebenarnya lagunya bagus.

Untuk menutupi kekurangan itu, Will menambah 3 personel lagi yaitu Martin (drum), Irene (cello/biola besar) dan Kim Lee (keyboard).

Naluri musik Will ternyata benar, setelah menambah 3 personel, musik yang dimainkan grup musik Charlotte menjadi lebih hidup dan enak didengar. Selain itu, karena Will merasa bahwa nama grup musiknya mirip dengan nama grup musik Ben maka Will mengubah nama grup musiknya dengan nama yang unik yaitu "I Can't Go on, I'll Go On".


Will menjadi lebih bahagia lagi karena kedekatannya dengan Sam menumbuhkan benih-benih cinta sehingga dengan bantuan Charlotte, mereka bisa menjadi sepasang kekasih.

Walaupun begitu, halangan-halangan tetap ada dan penyebabnya sama yaitu : CEMBURU. Sam sering cemburu karena Will terlalu dekat dengan Charlotte dan Ben juga sering mengganggu Will karena cemburu Charlotte bekas pacarnya dekat dengan Will. Bahkan begitu cemburunya Ben sehingga ia menyelidiki Will dan tahu semua masa lalu Will yang kelam termasuk panggilan ejekan Will yaitu Dewey.

Tetapi untung dengan dukungan Charlotte dan para personel I Can't Go on, I'll Go On lainnya, Will bisa mengatasi semua masalah itu sehingga permainan musik I Can't Go on, I'll Go On semakin  bagus dan siap bertanding di Bandslam.


Will juga semakin mengenal Sam sehingga tahu bahwa Sam juga punya bakat musik. Dulu Sam pernah ikut audisi dengan menyanyikan lagu yang dikarangnya sendiri dengan judul "Everything I Own" yang walaupun berirama sedih tetapi indah. Tetapi sayang sekali, Sam gagal dalam audisi itu.

Lebih menggembirakan lagi, I Can't Go on, I'll Go On menemukan lagu andalan yang akan dimainkan di Bandslam yaitu lagu karangan Charlotte yang berjudul “Some one to fall back on”.


Tetapi muncul halangan terbesar yaitu ketika ayah Charlotte yang sudah lama sakit akhirnya meninggal dunia dan terbongkarlah semua permainan Charlotte. Ternyata sebenarnya Charlotte yang cantik dan populer itu memang tidak benar-benar tulus mau berteman dengan Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On yang tidak bisa bergaul dan tidak populer itu.


Charlotte sebenarnya hanya ingin membantu kesembuhan ayahnya dengan membuktikan bahwa ia mau bergaul dengan orang-orang yang tidak populer di sekolah seperti Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On lainnya. Selama ini ayah Charlotte memang merasa bahwa Charlotte yang cantik itu terlalu sombong sehingga hanya mau bergaul dengan remaja-remaja yang juga populer seperti Ben.

Karena ayahnya sudah meninggal, Charlotte merasa tidak ada lagi yang perlu dibuktikan sehingga ia berniat membubarkan I Can't Go on, I'll Go On dan tidak jadi ikut Bandslam.

Dengan kata lain, Charlotte si cantik dengan sombongnya meninggalkan Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On lainnya.


Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On lainnya tentu saja sangat kecewa dan sakit hati karena merasa hanya diperalat oleh Charlotte si cantik tapi jahat itu. Lebih menyakitkan lagi, mereka langsung dicampakkan begitu saja oleh Charlotte setelah tidak dibutuhkan lagi. 
Para personel I Can't Go on, I'll Go On sepakat untuk membubarkan diri saja dan tidak jadi ikut Bandslam.

Untung saja Will bisa membangkitkan semangat teman-temannya untuk tetap tampil di Bandslam walaupun tanpa Charlotte, tetapi siapa yang menggantikan Charlotte sebagai vokalis?

Will ingat bahwa Sam pernah ikut audisi penyanyi maka ia menjadikan Sam sebagai vokalis baru I Can't Go on, I'll Go On.


Akhirnya saat yang dinantikan tiba, Bandslam dimulai dan I Can't Go on, I'll Go On merasa sudah siap dan percaya diri dengan lagu Some one to fall back on nya. Pada saat itu tiba-tiba datang Charlotte dan minta maaf pada Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On lainnya.

Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On memang bisa memaafkan Charlotte tetapi mereka tidak mengijinkan Charlotte ikut tampil bersama I Can't Go on, I'll Go On dan hanya diijinkan menjadi supporter.


Celakanya, Ben dan grup musiknya tampil lebih dulu dan lagu dan dinyanyikannya adalah Some one to fall back on, padahal lagu itulah yang nantinya akan dinyanyikan oleh I Can't Go on, I'll Go On. Lebih gawat lagi, menurut peraturan Bandslam, sebuah grup musik tidak boleh memainkan lagu yang sama dengan grup musik lainnya.

Ternyata Charlotte sudah lama menciptakan lagu Some one to fall back on dan ia pernah memperlihatkan lagu itu kepada Ben ketika mereka masih berpacaran.


Para personel I Can't Go on, I'll Go On tentu saja sangat kebingungan tetapi mereka tetap tidak menyerah. Ketika tiba giliran I Can't Go on, I'll Go On tampil, Will tampil di panggung lebih dahulu untuk mengulur waktu sementara para personel I Can't Go on, I'll Go On menyiapkan lagu baru.

Tetapi keadaan malah semakin ruwet karena gara-gara Ben yang sudah tahu masa lalu Will, para penonton menghina Will dengan meneriakkan Dewey.


Untunglah hal itu tidak membuat Will patah semangat bahkan dengan cerdiknya ia memplesetkan “Dewey” menjadi “Do we wanna rock” (apakah kita ingin musik rock?). Para penonton hanyut pada teriakan Will itu sehingga mereka ikut meneriakkan “Do we wanna rock”.


Lebih menggembirakan lagi, I Can't Go on, I'll Go On bisa tampil dengan lagu barunya yang ternyata adalah lagu berjudul "Everything I Own", lagu yang diciptakan dan dipakai Sam ketika mengikuti audisi penyanyi. Lebih kreatif lagi, lagu Everything I Own yang tadinya berirama sedih diubah menjadi berirama gembira. Para penonton ternyata suka dengan lagu Everything I Own yang berirama gembira itu dan memberi sambutan yang meriah.


Tetapi betapa kecewanya Will dan para personel I Can't Go on, I'll Go On karena ketika tiba saatnya diumumkan pemenang Bandslam tahun ini, juaranya bukan I Can't Go on, I'll Go On tetapi grup musik The Daze dari SMA Greenwich.

Untung saja ada penonton Bandslam yang terkesan dengan penampilan I Can't Go on, I'll Go On sehingga ia merekam penampilan I Can't Go on, I'll Go On dengan video handphone kemudian meng uploadnya di youtube.


Di youtube, video penampilan I Can't Go on, I'll Go On dengan lagu Everything I Own itu ternyata banyak penggemarnya sehingga menarik perhatian penyanyi idola Will yaitu David Bowie.

Ternyata David Bowie juga terkesan dengan penampilan bagus dari I Can't Go on, I'll Go On sehingga menghubungi Will sang manajer untuk rekaman.


Betapa gembiranya Will karena e-mail yang tiap hari dikirimnya kepada David Bowie selama bertahun-tahun dan tidak pernah dibalas itu akhirnya dibalas juga bahkan dengan ajakan rekaman.



Opini saya tentang film ini :

Sebenarnya tema film ini sudah ada di banyak film musikal remaja lainnya yaitu tentang perjuangan sebuah grup musik dengan dibumbui cinta segitiga. Tetapi yang menurut saya istimewa adalah lagunya yang bagus-bagus.


Yang membuat saya paling berkesan adalah betapa kreatifnya mereka menampilkan  lagu berjudul Everything I Own dalam 2 irama yaitu sedih dan gembira.

Berikut ini saya tampilkan video lagu Everything I Own dari youtube yang sudah diubah menjadi lagu gembira itu dan nikmati sendiri betapa indahnya :

Tuesday, March 8, 2011

TOONPURKA SUPERHERO

Genre : action komedi
Sutradara : Kireet Khurana
Pemain : Sanjay Dutt,Ajay Devgn,Kajol Tanuja,Amey Pandya,Sanjai Mishra,Delnaaz Paul,Mukesh Tiwari,Raza Murad
Musik : Anu Malik,Rishi Rich
Studio : Big Screen Entertainment
Tanggal rilis : 24 Desember 2010
Durasi : 105 Menit

Film animasi pertama di India yang menggabungkan aktor manusia dengan kartun ini menceritakan pengalaman seorang aktor Bollywood (Hollywoodnya India) bernama Aditya yang mempunyai istri bernama Priya dan 2 anak bernama Kumar dan Raima (yang jadi Priya adalah Kajol lo... pemeran Mandira dalam film My Name is Khan).
Aditya sangat terkenal karena sering berperan sebagai seorang superhero padahal sebenarnya pada adegan-adegan action yang berbahaya, bukan Aditya yang memerankannya tetapi diganti oleh pemeran pengganti atau stuntman.

Biarpun sukses dalam karir artisnya, tetapi  Aditya kurang bahagia karena terlalu sibuk bermain film sehingga kurang waktu bagi keluarganya bahkan salah satu anaknya yaitu Kumar karena merasa kurang diperhatikan Aditya, menghina ayahnya sebagai superhero palsu karena semua aksi di filmnya sebenarnya diperankan oleh stuntman.

Sementara itu, jauh di bawah tanah ada dunia lain yaitu Dunia Kartun yang penghuninya adalah para mahkluk-mahkluk kartun. Dunia kartun dibagi menjadi 2 kota besar yaitu Toonpur dan Devtoon.
Pada awalnya penduduk Toonpur dan Devtoon bisa hidup berdampingan dengan damai karena dipimpin oleh seorang raja yang bisa mempersatukan mereka yaitu Maharaja Tooneshwar.

Masalah besar terjadi ketika panglima perang Maharaja Tooneshwar yaitu Jagaro yang berasal dari Devtoon berhasil memberontak kemudian memasukkan Maharaja Tooneshwar ke penjara dan merebut kekuasaannya.
Sejak saat itu penduduk Devtoon menindas penduduk Toonpur. Tidak ada penduduk Toonpur yang berani melawan kecuali sekelompok pemberani yang dipimpin oleh seorang ilmuwan bernama Profesor Homi.

Walaupun punya semangat melawan penjajah, tetapi Prof. Homi dan anak buahnya sudah kehilangan akal dan putus asa karena Jagaro dan pasukannya terlalu kuat.
Untungnya salah satu pengikut Prof. Homi yaitu anak laki-laki berumur 8 tahun bernama Bolly karena sering menonton film Bollywood dan menonton kehebatan Aditya dalam film-filmnya, mengusulkan untuk minta bantuan pada Aditya si superhero (Bolly memang tidak tahu bahwa Aditya bukan benar-benar superhero karena adegan-adegan aksi superheronya diperankan oleh stuntman).
Usul Bolly itu disetujui oleh Prof. Homi maka ia menyuruh 2 anak buahnya yaitu Jaeromoto dan Gapi untuk menculik Aditya dari dunia manusia.

Aditya berhasil diculik dari dunia manusia ke dunia kartun. Pada awalnya Aditya menolak permintaan Prof. Homi karena merasa tidak mampu melakukannya, Aditya sudah merasa bahwa ia bukan benar-benar superhero karena semua aksi kepahlawanannya hanya ada di film dan itupun dilakukan oleh stuntman.
Tetapi akhirnya Aditya menyanggupi permintaan Prof. Homi karena selain Prof. Homi dan pengikutnya terus memohon-mohon, Aditya juga ingin membuktikan pada kedua anaknya terutama Kumar bahwa ia benar-benar bisa jadi superhero (bukan superhero palsu).

Pada awalnya Aditya berniat menghadapi Jagaro dengan cara Mahatma Gandhi yaitu Ahimsa (tanpa kekerasan). Aditya bersama Prof. Homi dan pengikutnya mendatangi markas Jagaro untuk melakukan perundingan perdamaian.
Tetapi Jagaro memang kejam, ia malah memerintahkan pasukannya menyerang Aditya dan kawan-kawan dengan senjata lengkap.
Aditya dan kawan-kawan akhirnya melarikan diri dengan babak belur.

Bisa disimpulkan bahwa Jagaro hanya bisa dihadapi dengan kekerasan atau perang tetapi ada satu halangan besar yaitu para mahkluk kartun (termasuk Jagaro) hanya bisa dibunuh dengan tongkat Toonastra yang dimiliki oleh salah satu dewa mahkluk kartun yaitu Rubdoot.
Repotnya, Rubdoot hanya bisa dipanggil dengan suatu mantra yang hanya diketahui oleh Maharaja Tooneshwar yang sedang ditawan oleh Jagaro.
Maka tidak ada pilihan lain, Maharaja Tooneshwar harus dibebaskan dari penjara Jagaro.

Setelah melalui pertempuran yang seru, Aditya dan kawan-kawan berhasil membebaskan Maharaja Tooneshwar, tetapi sayangnya ada salah satu pengikut Prof. Homi yang berkhianat yaitu Chugli sehingga ada beberapa pengikut Prof. Homi yang tertangkap dan dipenjara oleh Jagaro.

Dengan mantra yang diajarkan Maharaja Tooneshwar, Aditya bisa mendatangkan Dewa Rubdoot. Lebih menguntungkan lagi, ternyata Rubdoot suka menonton film-film Bollywood dan ia adalah penggemar berat Aditya. Bahkan seperti penggemar yang bertemu artis pujaannya, Rubdoot minta tanda tangan Aditya.

Akhirnya setelah memberikan tanda tangannya, Aditya bisa mendapatkan tongkat Toonastra. Tetapi sayangnya tongkat toonastra hanya bisa digunakan sekali, hanya Rubdoot si pemilik yang bisa menggunakannya berkali-kali.

Dengan tongkat toonastra, sebenarnya bisa dipastikan bahwa kubu Aditya dan Prof. Homi menang tetapi sayangnya Chugli si pengkhianat membocorkan hal itu pada Jagaro sehingga Jagaro melakukan tindakan licik. Jagaro menculik istri dan kedua anak Aditya kemudian menggunakannya sebagai sandera.

Jagaro mengajak barter yaitu Istri dan anak Aditya akan dibebaskan jika Aditya memberikan tongkat toonastranya. Tetapi Aditya tetap tidak mau mengorbankan rakyat Toonpur demi keluarganya. Aditya menantang Jagaro dalam sebuah game, Aditya akan menyerahkan tongkat toonastranya jika kalah dalam game tetapi jika Aditya menang, Jagaro harus membebaskan istri dan anak Aditya.
Jagaro menerima tantangan Aditya itu.

Game dibagi pada 3 level yaitu :
  • Level 1 : Aditya bertarung melawan anak-anak buah Jagaro untuk membebaskan Priya (istri Aditya)
  • Level 2 : Aditya bertarung melawan anak-anak buah Jagaro untuk membebaskan Raima (anak perempuan Aditya) dan penduduk Toonpur yang ditawan Jagaro.
  • Level 3 : Aditya bertarung melawan Jagaro sendiri untuk membebaskan Kumar (anak laki-laki Aditya).
Setelah melalui pertempuran yang seru, Aditya bisa mengalahkan anak-anak buah Jagaro dan bisa membebaskan Priya, Raima dan penduduk Toonpur yang tertawan pada level 1 dan 2. Kemudian pada level 3, Aditya bisa mengalahkan Jagaro dengan tongkat toonastra sehingga bisa membebaskan Kumar.

Jagaro sang diktator bisa digulingkan sehingga rakyat Toonpur dan Devtoon bisa kembali hidup berdampingan dengan damai di bawah pimpinan Maharaja Tooneshwar.
Aditya akhirnya bisa jadi superhero sejati dan bukan superhero palsu, tidak hanya bagi Dunia Kartun tetapi juga bagi keluarganya.

Opini saya tentang film ini :
Pada awalnya saya sempat bingung, sinopsis film ini akan saya muat di blog saya yang film animasi atau non animasi karena film ini merupakan gabungan dari keduanya hehehe...
Tetapi akhirnya resensi film ini saya masukkan ke blog film non animasi saja karena menurut saya, blog yang film animasi sebaiknya diisi resensi film-film “pure animation” saja.

Menurut saya film India ini cukup seru dan menghibur tetapi saya merasa film ini sedikit terinspirasi dari cerita wayang Mahabharata yang juga berasal dari India yaitu pada cerita Aditya melawan Jagaro dengan menggunakan senjata Toonastra yang hanya bisa dipakai sekali. 
Saya merasa cerita itu mirip cerita pertarungan Gatotkaca melawan Adipati Karna pada perang Bharatyudha.

Saya yakin hampir semua orang Indonesia mengenal Gatotkaca tapi jarang yang tahu cerita tentang gugurnya Gatotkaca ini hehehe...

Pada Perang Bharatayudha itu, Karna melawan Gatotkaca menggunakan pusaka Konta yang seperti Toonastra, hanya bisa dipakai sekali. Persamaan lainnya, Jagaro yang mengetahui Aditya memakai senjata Toonastra kemudian mengubah dirinya menjadi ribuan untuk mengelabui Aditya. Pada cerita wayang, Gatotkaca juga mengubah dirinya menjadi ribuan untuk mengelabui Adipati Karna.

Tetapi berkat petunjuk dari ayah Adipati Karna yaitu Batara Surya, dapat diketahui Gatotkaca yang asli sehingga gugurlah Gatotkaca si otot kawat tulang besi dengan pusaka Konta (diceritakan pusaka Konta itu sangat ampuh sehingga Dewa pun tidak bisa menahannya).

Tetapi pengorbanan Gatotkaca itu tidak sia-sia karena ketika tiba saatnya Karna melawan Arjuna, Karna tidak punya lagi pusaka Konta andalannya yang sangat ampuh itu karena hanya bisa dipakai sekali dan sudah dipakai untuk membunuh Gatotkaca.
Akhirnya tanpa pusaka Konta yang hebat itu, Arjuna bisa membunuh Adipati Karna, salah satu jagoan Kurawa yang paling ditakuti pihak Pandawa.

Saya memang jadi benar-benar hapal riwayat Gatotkaca atau Gathotkoco si “otot kawat balung wesi” karena ketika bersekolah di SMP, guru bahasa Jawa saya sering memanggil saya sebagai “mas gathotkoco” alasannya katanya karena badan saya yang tinggi besar dan kulit saya yang hitam hahaha...

Gambar-gambar wayang diambil dari : http://wayang.wordpress.com