Sutradara : Simon Hunter
Pemain : Thomas Jane,Ron Perlman,Devon Aoki,Sean Pertwee,Benno Fürmann,John Malkovich,Anna Walton,Tom Wu,Steve Toussaint,Luis Echegaray,Pras Michel
Tanggal rilis : 10 Oktober 2008
Durasi : 111 min.
Pada akhir jaman es (sekitar abad 13) sebuah mesin dari planet lain jatuh ke planet bumi. Mesin itu ternyata mesin jahat karena bisa membuat manusia menjadi mutan yang ganas dan kejam. Terjadilah kekacauan besar di Planet Bumi tetapi untunglah sebuah sekte agama pimpinan Neachdainn berhasil mengalahkan mesin itu kemudian menguburkannya di tempat yang sangat dalam di Antartika. Planet bumi kembali normal.
Selain berhasil menguburkan mesin jahat itu, Neachdainn juga berhasil membuat kitab tentang mesin itu dan diberi nama Kitab Chronicles. Selama berabad-abad kemudian kitab Chronicles disimpan dan dijaga ketat oleh para pengikut Neachdainn.
Sekitar 14 abad kemudian yaitu di tahun 2707, Planet Bumi terjadi kekacauan besar lagi karena para manusia saling berperang dan terjadilah Perang Dunia ke-3.
Suatu ketika pada sebuah pertempuran, sebuah bom besar meledak di tempat mesin jahat yang sudah dikuburkan oleh sekte Neachdainn. Mesin jahat itu kembali aktif dan membuat manusia-manusia sekitarnya menjadi mutan yang ganas. Terjadilah kekacauan yang lebih besar karena mutan-mutan membunuh manusia-manusia yang masih normal kemudian mengubahnya menjadi mutan juga.
Menyadari bahaya besar dari para mutan, akhirnya para manusia berhenti berperang kemudian kembali bersatu melawan mutan-mutan itu, tetapi semua sia-sia karena ternyata para mutan selain sangat ganas juga sangat kuat dan tidak bisa dibunuh oleh senjata apapun.
Akhirnya diambil keputusan, para manusia yang masih normal dari kalangan sipil diungsikan ke Planet Mars sedangkan para tentara akan berperang melawan para mutan.
Biarpun semua tentara Planet Bumi bersatu, tetap saja tidak bisa mengalahkan para mutan. Akhirnya Sekte Neachdainn turun tangan karena hanya mereka yang mengetahui kelemahan mesin penghasil mutan dengan kitab choniclesnya. Selain itu Neachdainn juga berhasil membuat pedang khusus yang bisa membunuh mutan dan bom khusus yang bisa meledakkan mesin pembuatnya.
Pimpinan tertinggi Sekte Neachdainn mengutus salah satu biarawannya (bruder) yang bernama Bruder Samuel untuk membentuk suatu tim khusus yang akan menghancurkan mesin pembuat mutan itu.
Bruder Samuel membentuk tim yang terdiri dari 6 tentara yaitu Kapten John McGuire, Letnan Maximillian Von Steine, Sersan John Hunter, Kopral Jesus Barrera, Kopral Valerie Duval, Kopral Juba Kim Wa dan seorang wanita penjaga kitab Chronicles bernama Severian. Masing-masing diberi pedang khusus buatan Neachdainn yang bisa membunuh mutan.
Misi Tim Bruder Samuel sangat berat bahkan bisa dibilang sebuah misi bunuh diri karena mesin pembuat mutan hanya bisa dihancurkan dengan meletakkan bom khusus buatan Neachdainn ke dalam inti mesin pembuat mutan yang terletak jauh dibawah permukaan bumi. Jadi Bruder Samuel dan kawan-kawan harus masuk kedalam inti mesin pembuat mutan dan harus menghadapi mutan-mutan penjaganya.
Tetapi demi pengabdiannya pada Planet Bumi, Tim Bruder Samuel berangkat dengan sebuah pesawat terbang bertenaga uap.
Sesampainya di tempat mesin pembuat mutan, ternyata para mutan sudah siap siaga. Para mutan juga mempunyai angkatan udara dan seorang pilot tempurnya berhasil menembak jatuh pesawat Tim Bruder Samuel.
Tim Bruder Samuel berhasil menyelamatkan diri dengan kapsul penyelamat tetapi salah seorang anggotanya yaitu Kapten John McGuire gugur.
Setelah melalui perjuangan yang sangat berat, akhirnya Tim Bruder Samuel berhasil masuk ke inti mesin pembuat mutan. Tetapi perjuangan menjadi lebih berat lagi karena harus menghadapi mutan-mutan yang lebih ganas dan kuat.
Satu persatu anggota Tim Bruder Samuel gugur dan hanya tersisa 3 orang yaitu Sersan John Hunter, Kopral Valerie Duval dan Saverian. Perjuangan mereka bertiga sangat sulit karena hanya Bruder Samuel yang bisa memahami bahasa Kitab Chronicles dan cara meledakkan bom khususnya tetapi Bruder Samuel sudah dibunuh dan diubah menjadi mutan.
Karena menghadapi mutan-mutan yang lebih ganas dan kuat (termasuk Mutan Bruder Samuel), Kopral Valerie dan Saverian gugur. Tetapi untunglah Bruder Samuel biarpun sudah menjadi mutan masih ada sifat kemanusiaannya dan berhasil memberitahu kepada satu-satunya anggota timnya yang masih tersisa yaitu Sersan John Hunter tentang cara meledakkan bom penghancur mesin pembuat mutan.
Akhirnya Sersan John Hunter berhasil meledakkan Mesin Pembuat Mutan dan kehidupan di Planet Bumi kembali normal.
Opini saya tentang film ini :
Menurut saya, film yang diangkat dari video game ini cukup seru. Tetapi yang membuat saya lebih terkesan adalah cerita tentang semangat rela berkorban dari film ini.
Para anggota Tim Bruder Samuel terdiri dari para tentara dari pihak yang sebelumnya bermusuhan di Perang Dunia ke-3, selain itu etnis dan agama mereka pun berbeda-beda tetapi mereka bisa bersatu demi kepentingan yang lebih besar yaitu keamanan dan ketentraman Planet bumi.
Dan hebatnya lagi, masing-masing anggota tim rela bunuh diri dengan meledakkan granat yang dibawanya di tengah para mutan agar anggota tim lainnya bisa melanjutkan misinya menyelamatkan semua manusia Planet Bumi (bukan hanya pada kepentingan salah satu etnis, kelompok, aliran atau agama tertentu saja).
Nah…inilah yang menurut saya adalah sikap kepahlawanan yang sebenarnya dari sebuah tindakan bom bunuh diri.
Pada prinsipnya saya setuju, jangan sampai terjadi Perang Dunia ke-3 yang hanya disebabkan oleh perbedaan etnis, budaya atau agama yang suci. KEEP PEACE FOREVER IN OUR PLANET seperti cuplikan lagu berikut ini :
There are people dying
if you care enough for the living
Make it better place for you and for me
(mengenang Michael Jackson dalam lagunya Heal The World)
Tuesday, September 29, 2009
Tuesday, September 15, 2009
CRUSADE: A MARCH THROUGH TIME
Sutradara : Ben Sombogaart
Pemain: Stephanie Leonidas, Joe Flynn, Emily Watson, Michael Culkin
Tahun rilis : 2007
Durasi: 100 menit
Dolf Vega adalah seorang remaja pria dari Belanda yang tergabung dalam tim sepakbola nasional junior. Pada waktu itu Dolf sedang bertanding di semifinal Piala Eropa Junior melawan tim yang dianggap underdog yaitu Belgia.
Pada pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan oleh Tim Belanda itu, Dolf membuat kesalahan/blunder sehingga timnya kalah 0-1 dari Tim Belgia akibatnya Tim Belanda gagal melaju ke final Piala Eropa Junior.
Karena sangat menyesal dengan kegagalannya, Dolf pergi menuju tempat kerja ibunya. Ibu Dolf yang bernama Marry Vega adalah seorang ilmuwan yang bersama rekan-rekannya berhasil membuat sebuah mesin waktu yang bisa mengirim apa saja ke waktu kapan saja. Dolf berencana memakai mesin waktu itu untuk kembali ke masa ia bertanding melawan Belgia sehingga ia bisa memperbaiki kesalahannya dan Tim Belanda bisa menang.
Dolf memang berhasil mengoperasikan mesin waktu itu dan membuat ia bisa ke masa silam tetapi Dolf salah mengatur tahun tujuannya sehingga Dolf terlempar di tahun 1212 dimana pada waktu itu Eropa sedang menghadapi Perang Salib / Crusade (Perang Umat Kristen Eropa untuk merebut Jerusalem).
Di tahun 1212 itu, Dolf bertemu seorang gadis bernama Jenne yang tergabung dalam Pasukan Perang Salib Anak-anak. Karena tidak punya pilihan lain, Dolf terpaksa bergabung dengan Pasukan Perang Salib Anak-anak yang terdiri dari 8000 anak-anak yang siap berangkat untuk bertempur di Jerusalem di bawah pimpinan seorang bangsawan bernama Nicholas dan wakilnya seorang Pastor bernama Anselmus.
Pada waktu itu Umat Kristen di Eropa terlalu fanatik dengan agamanya sehingga mengabaikan logika. Coba bayangkan bagaimana mungkin anak-anak yang usianya paling tua 15 tahun bisa ikut berperang melawan orang dewasa dengan senjata tradisional seperti pedang atau panah? Tetapi mereka yakin bisa menang karena Tuhan memberkati.
Dan yang lebih konyol lagi, mereka pergi dari Eropa menuju Jerusalem di Timur Tengah dengan berjalan kaki, mereka yakin ketika sampai di laut, Tuhan akan menolong mereka sehingga laut akan terbelah seperti ketika Nabi Musa dan umat-umatnya menyeberangi Laut Merah.
Dan yang lebih parah lagi, terjadi ketidak adilan yang sangat besar antara anak-anak dari kaum bangsawan dan dari kaum rakyat biasa. Anak-anak dari kaum bangsawan memperoleh fasilitas sangat lengkap seperti tenda dan makanan yang layak sedangkan anak-anak dari rakyat biasa tidur tanpa tenda dan makanannyapun seadanya.
Dolf yang diangkat menjadi bangsawan karena berhasil menyelamatkan seorang bangsawan bernama Carolus ketika tenggelam di sungai bertekad menghapus ketidak adilan itu.
Perbuatan-perbuatan mulia Dolf untuk menghancurkan ketidak adilan dan kesewenang-wenangan itu adalah :
Semua perbuatan baik Dolf itu dicatat dan dilukis oleh seorang Pastor muda bernama Thaddeus menjadi sebuah buku dan buku itu bertahan sampai Abad 21 kemudian ditemukan oleh ibu Dolf yaitu Mary. Akhirnya berdasarkan buku hasil tulisan Thaddeus itu, Mary berhasil menghubungi Dolf dan bisa menentukan suatu tempat dimana Dolf harus ke tempat itu untuk bisa pulang ke Abad 21.
Sementara itu, Dolf karena sering membantah Nicholas dan Pastor Anselmus dianggap sebagai pembangkang dan tukang sihir sehingga diikat dan dianggap sebagai tawanan. Tetapi Dolf berhasil membongkar rahasia bahwa Anselmus sebenarnya bukan seorang Pastor tetapi seorang pedagang budak, sayangnya tidak ada seorangpun yang percaya.
Perjalanan Pasukan Perang Salib Anak-anak sampai di tepi laut, Nicholas dan Anselmus berdoa agar laut bisa terbelah seperti jaman Nabi Musa.
Ternyata memang datang keajaiban yaitu datang kapal-kapal kemudian Anselmus mengatakan kapal-kapal itulah yang dikirim Tuhan untuk membawa mereka ke Jerusalem. Benarkah demikian? Ternyata itu hanyalah akal busuk Anselmus. Kapal-kapal itu adalah kapal para pedagang budak dan Anselmus berencana menjual anak-anak kepada para pedagang budak itu.
Untunglah, Dolf dengan dibantu Jenna dan Thaddeus berhasil membongkar akal busuk Anselmus dan 8000 anak-anak tidak jadi dijual menjadi budak.
Tetapi bagaimanapun juga Dolf harus pulang kea bad 21, Dolf segera berlari menuju ke suatu tempat yang sudah ditentukan oleh ibunya. Karena Dolf dan Jenne sudah saling jatuh cinta, Dolf mengajak Jenne ikut ke Abad 21.
Dolf berhasil pulang ke Abad 21 tetapi sayangnya Jenne gagal terbawa ke Abad 21. Karena sangat mencitai Jenne, Dolf kembali ke Abad 12 untuk kembali menjemput Jenne. Berhasilkah Dolf?
Ternyata Dolf tidak hanya berhasil membawa Jenne ke Abad 21 tetapi juga berhasil kembali ke masa pertandingannya melawan tim Belgia. Dolf berhasil memperbaiki kesalahannya dan Tim Belanda berhasil mengalahkan Belgia.
Seru kan ceritanya….
Opini saya tentang film ini :
Saya sudah sering menonton film-film tentang Perang Salib/Crusade tetapi film ini berbeda. Film ini tidak menceritakan tentang serunya pertempuran Perang Salib atau kisah kepahlawanan seseorang tetapi menggabungkan kisah sejarah Perang Salib dan fiksi ilmiah tentang mesin waktu.
Dan yang lebih mengesankan bagi saya, film ini lebih menekankan pada kisah perasaan kemanusiaan atau cinta kasih seorang remaja berusia 15 tahun bernama Dolf untuk melawan kesewenang-wenangan kaum bangsawan dan rohaniwan kepada kaum rakyat jelata pada abad 12 itu.
Pemain: Stephanie Leonidas, Joe Flynn, Emily Watson, Michael Culkin
Tahun rilis : 2007
Durasi: 100 menit
Dolf Vega adalah seorang remaja pria dari Belanda yang tergabung dalam tim sepakbola nasional junior. Pada waktu itu Dolf sedang bertanding di semifinal Piala Eropa Junior melawan tim yang dianggap underdog yaitu Belgia.
Pada pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan oleh Tim Belanda itu, Dolf membuat kesalahan/blunder sehingga timnya kalah 0-1 dari Tim Belgia akibatnya Tim Belanda gagal melaju ke final Piala Eropa Junior.
Karena sangat menyesal dengan kegagalannya, Dolf pergi menuju tempat kerja ibunya. Ibu Dolf yang bernama Marry Vega adalah seorang ilmuwan yang bersama rekan-rekannya berhasil membuat sebuah mesin waktu yang bisa mengirim apa saja ke waktu kapan saja. Dolf berencana memakai mesin waktu itu untuk kembali ke masa ia bertanding melawan Belgia sehingga ia bisa memperbaiki kesalahannya dan Tim Belanda bisa menang.
Dolf memang berhasil mengoperasikan mesin waktu itu dan membuat ia bisa ke masa silam tetapi Dolf salah mengatur tahun tujuannya sehingga Dolf terlempar di tahun 1212 dimana pada waktu itu Eropa sedang menghadapi Perang Salib / Crusade (Perang Umat Kristen Eropa untuk merebut Jerusalem).
Di tahun 1212 itu, Dolf bertemu seorang gadis bernama Jenne yang tergabung dalam Pasukan Perang Salib Anak-anak. Karena tidak punya pilihan lain, Dolf terpaksa bergabung dengan Pasukan Perang Salib Anak-anak yang terdiri dari 8000 anak-anak yang siap berangkat untuk bertempur di Jerusalem di bawah pimpinan seorang bangsawan bernama Nicholas dan wakilnya seorang Pastor bernama Anselmus.
Pada waktu itu Umat Kristen di Eropa terlalu fanatik dengan agamanya sehingga mengabaikan logika. Coba bayangkan bagaimana mungkin anak-anak yang usianya paling tua 15 tahun bisa ikut berperang melawan orang dewasa dengan senjata tradisional seperti pedang atau panah? Tetapi mereka yakin bisa menang karena Tuhan memberkati.
Dan yang lebih konyol lagi, mereka pergi dari Eropa menuju Jerusalem di Timur Tengah dengan berjalan kaki, mereka yakin ketika sampai di laut, Tuhan akan menolong mereka sehingga laut akan terbelah seperti ketika Nabi Musa dan umat-umatnya menyeberangi Laut Merah.
Dan yang lebih parah lagi, terjadi ketidak adilan yang sangat besar antara anak-anak dari kaum bangsawan dan dari kaum rakyat biasa. Anak-anak dari kaum bangsawan memperoleh fasilitas sangat lengkap seperti tenda dan makanan yang layak sedangkan anak-anak dari rakyat biasa tidur tanpa tenda dan makanannyapun seadanya.
Dolf yang diangkat menjadi bangsawan karena berhasil menyelamatkan seorang bangsawan bernama Carolus ketika tenggelam di sungai bertekad menghapus ketidak adilan itu.
Perbuatan-perbuatan mulia Dolf untuk menghancurkan ketidak adilan dan kesewenang-wenangan itu adalah :
- Ketika sampai di kota Rockwell hanya anak-anak dari kaum bangsawan yang boleh makan bersama pemimpin-pemimpin kota Rockwell sedangkan anak-anak dari rakyat dibiarkan kelaparan. Dolf bertindak dengan menukar barangnya dari abad 21 yaitu MP3 Player dengan ribuan roti sehingga anak-anak dari rakyat biasa tidak kelaparan.
- Terjadi wabah penyakit sehingga banyak anak-anak yang jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Para bangsawan dan Pastor Anselmus dengan kejamnya berniat meninggalkan mereka dan tetap meneruskan perjalanan ke Jerusalem tetapi Dolf dengan dibantu Jenne berhasil merawat anak-anak yang sakit sampai sembuh.
- Ketika sampai di hutan yang dikuasai Count Ludavico, 25 anak diminta Count Ludovico untuk dijadikan budak atau semua anak-anak akan dibunuh. Nicholas dan Pastor Anselmus mengabulkan permintaan Count Ludavico itu tetapi Dolf dengan dibantu Jenne, Carolus dan beberapa anak-anak lainnya berhasil membebaskan 25 anak itu tetapi akibatnya Carolus terluka parah.
Semua perbuatan baik Dolf itu dicatat dan dilukis oleh seorang Pastor muda bernama Thaddeus menjadi sebuah buku dan buku itu bertahan sampai Abad 21 kemudian ditemukan oleh ibu Dolf yaitu Mary. Akhirnya berdasarkan buku hasil tulisan Thaddeus itu, Mary berhasil menghubungi Dolf dan bisa menentukan suatu tempat dimana Dolf harus ke tempat itu untuk bisa pulang ke Abad 21.
Sementara itu, Dolf karena sering membantah Nicholas dan Pastor Anselmus dianggap sebagai pembangkang dan tukang sihir sehingga diikat dan dianggap sebagai tawanan. Tetapi Dolf berhasil membongkar rahasia bahwa Anselmus sebenarnya bukan seorang Pastor tetapi seorang pedagang budak, sayangnya tidak ada seorangpun yang percaya.
Perjalanan Pasukan Perang Salib Anak-anak sampai di tepi laut, Nicholas dan Anselmus berdoa agar laut bisa terbelah seperti jaman Nabi Musa.
Ternyata memang datang keajaiban yaitu datang kapal-kapal kemudian Anselmus mengatakan kapal-kapal itulah yang dikirim Tuhan untuk membawa mereka ke Jerusalem. Benarkah demikian? Ternyata itu hanyalah akal busuk Anselmus. Kapal-kapal itu adalah kapal para pedagang budak dan Anselmus berencana menjual anak-anak kepada para pedagang budak itu.
Untunglah, Dolf dengan dibantu Jenna dan Thaddeus berhasil membongkar akal busuk Anselmus dan 8000 anak-anak tidak jadi dijual menjadi budak.
Tetapi bagaimanapun juga Dolf harus pulang kea bad 21, Dolf segera berlari menuju ke suatu tempat yang sudah ditentukan oleh ibunya. Karena Dolf dan Jenne sudah saling jatuh cinta, Dolf mengajak Jenne ikut ke Abad 21.
Dolf berhasil pulang ke Abad 21 tetapi sayangnya Jenne gagal terbawa ke Abad 21. Karena sangat mencitai Jenne, Dolf kembali ke Abad 12 untuk kembali menjemput Jenne. Berhasilkah Dolf?
Ternyata Dolf tidak hanya berhasil membawa Jenne ke Abad 21 tetapi juga berhasil kembali ke masa pertandingannya melawan tim Belgia. Dolf berhasil memperbaiki kesalahannya dan Tim Belanda berhasil mengalahkan Belgia.
Seru kan ceritanya….
Opini saya tentang film ini :
Saya sudah sering menonton film-film tentang Perang Salib/Crusade tetapi film ini berbeda. Film ini tidak menceritakan tentang serunya pertempuran Perang Salib atau kisah kepahlawanan seseorang tetapi menggabungkan kisah sejarah Perang Salib dan fiksi ilmiah tentang mesin waktu.
Dan yang lebih mengesankan bagi saya, film ini lebih menekankan pada kisah perasaan kemanusiaan atau cinta kasih seorang remaja berusia 15 tahun bernama Dolf untuk melawan kesewenang-wenangan kaum bangsawan dan rohaniwan kepada kaum rakyat jelata pada abad 12 itu.