Friday, October 31, 2014

FURY

Sutradara : David Ayer
Pemain : Brad Pitt,Shia LaBeouf,Logan Lerman,Michael Peña,Jon Bernthal,Jason Isaacs,Scott Eastwood
Musik : Steven Price
Tanggal rilis :  17 Oktober 2014)
Durasi : 134 menit

Ketika perang Dunia ke-2 hampir berakhir, Jerman sudah dalam posisi hampir kalah. Untuk lebih memastikan kemenangannya, pada bulan April 1945 pasukan Amerika memasuki wilayah Jerman. Pada invasi Amerika ke Jerman itu, sebuah regu tentara kavaleri (pasukan tank/kendaraan lapis baja) yang dipimpin oleh Sersan Don Collier (dijuluki Wardaddy) ditugaskan untuk membantu pasukan Amerika lain yang terjebak pada satu wilayah Jerman.

Regu Sersan Don Collier mengendarai sebuah tank Amerika berjenis M4A3E8 Sherman yang diberi nama FURY (amarah). Empat anak buah Sersan Don Collier adalah :  Kopral Teknisi Boyd Swan (dijuluki Bible karena religius dan hapal banyak ayat-ayat Alkitab, bertugas sebagai penembak meriam), Prajurit Grady Travis (dijuluki Coon-Ass,  bertugas sebagai pengisi peluru meriam), Kopral Trini Garcia (dijuluki Gordo, bertugas sebagai pengemudi tank) dan satu anggota baru sehingga belum memiliki julukan dengan tugas sebagai pembantu pengemudi bernama Prajurit Norman Ellison.


Fury bersama 4 tank Sherman lain ditugaskan membebaskan satu pasukan Amerika yang terjebak oleh pasukan kavaleri dan pasukan artileri (pasukan meriam) Jerman. Misi itu bisa dibilang mustahil karena untuk melawan sedemikian banyak pasukan kavaleri dan artileri Jerman, idealnya dibutuhkan 10 tank Sherman tapi sayang sekali, tank-tank Sherman lain sudah hancur karena perang-perang sebelumnya. Pada film ini memang diakui bahwa tank-tank Amerika kalah canggih dibanding tank-tank Jerman terutama yang paling ditakuti adalah tank Jerman berjenis Tiger.

Masalah lain pada regu Sersan Don Collier adalah pada salah satu prajurit barunya yaitu Norman Ellison yang menggantikan pembantu pengemudi sebelumnya yang gugur di medan perang. Sebelumnya Norman bukan tentara kavaleri tapi juru ketik dan belum pernah bertempur sama sekali sehingga menggunakan senjata pun tidak bisa. Lebih parah lagi, Norman lebih religius daripada Boyd “Bible” Swan bahkan terlalu religius sehingga biarpun sudah bisa mengopeasikan senjata tapi tidak tega menembak musuh.

Kelemahan Norman itu berakibat fatal. Ketika dalam perjalanan, peleton mereka diserang oleh pasukan Nazi anak-anak atau yang biasa disebut Hitlerjugend. Memang diambang kekalahan perang, Hitler sepertinya sudah hilang akal sehingga memerintahkan wanita dan anak-anak ikut berperang dan bagi yang menolak akan dihukum gantung.
Norman sudah melihat Hitlerjugend itu tapi tidak tega menembak anak-anak itu. Akibatnya fatal, salah satu Hitlerjugend berhasil meledakkan salah satu tank dan menewaskan salah satu awaknya yang merupakan komandan peleton. Dengan tewasnya komandan peleton itu, Sersan Don Collier mengambil alih jabatannya.


Sersan Don Collier tentu saja marah dengan kesalahan Norman itu dan berusaha mendidiknya menjadi tentara sejati tapi sayang, caranya kurang terpuji. Setelah memenangkan sebuah pertempuran, Sersan Don Collier sang Komandan Peleton memerintahkan Norman untuk menembak seorang tawanan tentara Jerman, padahal tentara Jerman itu sudah memohon-mohon untuk tidak dibunuh sambil menunjukkan foto anak dan istrinya.


Walaupun bermaksud baik tapi sikap Sersan Don Collier itu tentu saja tidak terpuji karena seorang ksatria sejati pasti tidak membunuh lawan yang sudah menyerah dan tidak berdaya.
Norman sempat menolak perintah keji Sersan Don Collier itu tapi Sersan Don Collier terus memaksa bahkan memegang tangan Norman sehingga akhirnya menembak tentara Jerman itu. Untungnya tentara Jerman itu tidak sampai mati dan sepertinya bisa kembali ke kesatuannya.
Kelak perbuatan Sersan Don Collier dan Norman akan mendapat balasannya atau biasa disebut karma.

Film ini juga dibumbui dengan adegan romantis. Setelah memenangkan sebuah pertempuran lagi, peleton Sersan Don Collier berhasil merebut sebuah kota kecil Jerman dan Norman berhasil bercinta seorang seorang warganya yaitu seorang gadis cantik bernama Emma.


Film ini menampilkan juga sisi manusiawi dari manusia, teman-teman satu regu tentu saja sangat iri dengan Norman karena berhasil mendapatkan gadis secantik Emma sehingga mereka terus membully Norman bahkan mereka juga membully Erma. Untung Sersan Don Collier bisa mencegahnya walaupun sebenarnya ia terlihat iri juga. Memang sangat manusiawi sekali kan.. hehehe
Sayangnya peristiwa romantis itu tidak bertahan lama karena mendadak datang serangan tentara Jerman, walaupun berhasil dihalau tapi beberapa tentara Amerika tewas dan beberapa warga Jerman sendiri juga terbunuh termasuk Emma.

Peleton Sersan Don Collier akhirnya harus menghadapi tugas utamanya yaitu menghancurkan pasukan kavaleri dan artileri yang membuat pasukan Amerika terjebak. Hal itu tentu saja tidak mudah karena harus menghadapi tank Jerman yang paling ditakuti yaitu Tank Tiger.
Peleton Sersan Don Collier berhasil menang lagi walaupun kemenangan itu harus dibayar mahal karena hampir semua tank Sherman hancur dan tinggal 1 tank bertahan yaitu tank yang ditumpangi regu Sersan Don Collier.

Walaupun peletonnya tinggal 1 tank, Sersan Don Collier dan keempat anak buahnya meneruskan perjalanan untuk bertempur lagi tapi perjalanan itu harus terhenti karena terkena ranjau. Keadaan semakin gawat karena sebelum tank selesai diperbaiki, datang 1 batalyon tentara Jerman yang berjumlah sekitar 300 tentara.


Sebenarnya Sersan Don Collier dan anak buahnya bisa melarikan diri tapi mereka berlima bertekad melawan 300 tentara Jerman itu. Sersan Don Collier yakin walaupun hanya berlima tapi bisa menang karena 300 tentara Jerman itu adalah pasukan infantri (pasukan berjalan kaki yang dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat) yang tidak dilengkapi senjata anti tank dan juga tidak dikawal oleh tank. Terjadilah pertempuran seru antara 5 tentara kavaleri Amerika melawan 300 tentara infantri Jerman.


Pada awalnya Sersan Don Collier bersama anak buahnya bisa membunuh banyak tentara Jerman karena mereka terlindung di dalam tank tapi masalah mulai datang ketika amunisi habis. Akhirnya satu-persatu tentara kavaleri Amerika itu tewas, Sersan Don Collier akhirnya juga terbunuh, hanya Norman yang bisa bertahan hidup.

Disinilah hukum karma itu berjalan, Sersan Don Collier tewas ditembak sniper yang dulunya adalah tawanannya yang akan dibunuh Sersan Don Collier melalui Norman.
Sedangkan Norman bisa tetap hidup karena diam-diam turun melalui lubang di bagian bawah tank dan bersembunyi di bawah tank. Sebenarnya ada satu tentara muda Jerman yang memergoki Norman di bawah tank tapi seperti dulu Norman mengampuni tawanan yang sudah tak berdaya, tentara muda Jerman itu juga merasa iba pada Norman sehingga tidak memberitahu tentara Jerman lain.
Selamatlah Prajurit Norman Ellison, seorang juru ketik yang telah berubah menjadi tentara kavaleri profesional dan karena cara bertempurnya maka seperti tentara kavaleri lain, Norman mendapat julukan yaitu Machine.


OPINI SAYA TENTANG FILM INI
Bagi penggemar film perang, saya cukup merekomendasikan film ini karena menampilkan pertempuran kavaleri yang seru. Dijamin tidak akan mengantuk deh menontonnya.

Bicara tentang kavaleri pada World War II (WW II), saya jadi ingat tentara kavaleri WW II favorit saya yaitu tentara NAZI bernama Kurt Knispel. Pasti banyak yang bertanya-tanya, siapakah dia? Bukankah ada tokoh kavaleri Nazi yang lebih terkenal dan banyak difilmkan yaitu Jendral Erwin Rommel, seorang jendral NAZI yang ahli infantri dan kavaleri sehingga dijuluki The Desert Fox? Lagipula kenapa yang diidolakan malah tokoh NAZI? Bukankah NAZI pecundang pada WW II dan paham NAZI yang sangat rasis itu banyak tidak disukai?
Sabar.. berikut ini akan saya ceritakan perbedaan Kurt Knispel dibanding pahlawan-pahlawan NAZI lainnya.

Oberfeldwebel Kurt Knispel
Kurt Knispel adalah cavalry ace yang paling ditakuti oleh pasukan sekutu. Selama karir militernya pada WW II dari tahun 1940 sampai 1945, ia berhasil menghancurkan 168 tank musuh, benar-benar suatu rekor bagi tentara Jerman dan tidak ada yang bisa melampauinya bahkan sampai saat ini sekalipun. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah berhasil menghancurkan Tank T-34 Rusia dari jarak 3 km.

Tapi sayang jagoan kita itu tidak berumur panjang. Pada pertempuran di kota Wostitz (sekarang masuk wilayah Republik Czech) tanggal 28 April 1945, Kurt Knispel gugur di usia yang belia yaitu 23 tahun. Pangkat terakhir Kurt Knispel adalah Oberfeldwebel atau di militer Indonesia setara dengan Kopral. Hahhh...??? Kopral? Bagaimana mungkin seorang tentara dengan prestasi yang sedemikian gilang-gemilang hanya diganjar dengan pangkat Kopral?
Karir militer Kurt Knispel memang dihambat oleh NAZI karena Kurt Knispel terang-terangan tidak suka dengan paham NAZI yang sangat rasis dan sadis itu. Sebenarnya sikap Kurt Knispel itu merupakan penghianatan dan bisa dihukum berat tapi karena prestasi tempurnya, NAZI sayang juga melepaskan jagoan panzer ini.

Buku Biografi Kurt Knispel
Yang mengharukan, walaupun prestasinya tidak dihargai, Kurt Knispel tetap rela bertempur habis-habisan sampai mati karena murni rasa cinta pada tanah airnya. Itulah sebabnya saya berpendapat Kurt Knispel layak dimasukkan sebagai tokoh favorit.

Riwayat hidup Kurt Knispel memang diabadikan dalam sebuah buku biografi yang ditulis oleh penulis Jerman bernama Franz Kurowski tapi saya cari-cari kok tidak ada film yang menampilkan Kurt Knispel termasuk pada film Fury ini ya? Saya jadi berkhayal andaikan Kurt Knispel difilmkan pasti sangat seru filmnya. Berandai-andai boleh kan hehehe...

anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search