Wednesday, March 31, 2010

MY NAME IS KHAN

Sutradara : Karan Johar
Pemain : Shahrukh Khan,Kajol,Carl Marino,Shane Harper,Christopher B Duncan,Steffany Huckaby,Jennifer Echols,Mel Fair,Hasina,Tanay Chheda,Pallavi Sharda
Tanggal rilis : 12 Februari 2010
Durasi : 165 menit

Risvan Khan adalah seorang anak yang tinggal di kota Mumbai India. Sejak lahir, Risvan mempunyai cacat mental yaitu Autis (kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain). Risvan Khan sebenarnya cukup cerdas karena bisa menghapal dengan cepat dan mampu memperbaiki peralatan-peralatan yang rusak tetapi karena autis yang dideritanya, Risvan lebih mirip seorang idiot.
Risvan hidup bersama ibunya dan adik laki-lakinya yang normal bernama Zakir Khan. Keluarga Risvan agak berbeda dengan penduduk India lainnya karena memeluk agama Islam (mayoritas penduduk India beragama Hindu).

Pada tahun 1999, ketika Risvan sudah dewasa, Ibunya meninggal dunia maka Risvan pergi ke kota San Fransisco di Amerika menyusul Zakir, adiknya yang sudah sukses menjadi pengusaha produk kosmetik Setelah sampai di Amerika, ketahuan bahwa Risvan tidak hanya menderita Autis tetapi juga menderita sindrom asperger yang membuat Risvan selalu takut dengan suasana baru dan warna tertentu yaitu kuning.

Untunglah istri Zakir yang bernama Haseena adalah seorang psikolog sehingga bisa mengobati sindrom asperger yang diderita Risvan tetapi autisnya tidak bisa disembuhkan karena sampai sekarang memang belum ditemukan obat atau terapi untuk menyembuhkan autis.
Karena sudah bisa hidup hampir seperti manusia normal, Zakir memberi pekerjaan Risvan sebagai sales produk kosmetiknya.

Suatu ketika, Risvan menawarkan dagangannya ke sebuah salon kecantikan dan bertemu dengan janda cantik beranak 1 yang juga keturunan India bernama Mandira. Singkat cerita, Risvan dan Mandira menikah (hampir 20 menit dari film ini menceritakan proses Risvan mendapatkan Mandira dan menjadi lebih lama karena diselingi dengan tarian dan nyanyian khas film India).

Biarpun berbeda agama karena Mandira seperti penduduk India lainnya beragama Hindu, Risvan dan Mandira bisa saling menghormati dan memahami sehingga terbentuk keluarga yang bahagia. Apalagi anak Mandira yang bernama Sakeem bisa cocok dengan Risvan.
Risvan dan Mandira juga berhasil membangun usaha sendiri yaitu toko kosmetik dan salon kecantikan, toko itu diberi nama “Mandira Khan”.

Masalah besar mulai timbul ketika pada tanggal 11 September 2001 Menara Kembar WTC diledakkan oleh teroris yang kebetulan mengatas namakan Agama Islam, diperkirakan 3000 orang tewas pada aksi teroris itu.
Setelah peristiwa itu, di Amerika terjadi phobia dan sentimen hebat pada agama Islam. Penduduk Amerika yang beragama Islam atau ketrunan Arab dikucilkan termasuk keluarga Risvan Khan.
Toko Mandira Khan menjadi tidak laku dan akhirnya bangkrut, untunglah Mandira bisa memperoleh pekerjaan sebagai kapster di sebuah salon kecantikan.

Mandira dan Sameer biarpun tidak beragama Islam juga ikut dimusuhi karena Mandira menikah dengan Risvan yang Muslim. Karena cintanya kepada Risvan, Mandira pada awalnya bisa menerima keadaan itu dan tetap setia mendampingi Risvan.
Tetapi suatu ketika pada tanggal 27 November 2007, Sameer yang berusia 13 tahun marah kepada teman-teman sekolahnya karena dihina sebagai anak teroris, akibatnya Sameer dihajar beramai-ramai sehingga terluka parah dan akhirnya tewas.

Mandira sudah melaporkan pembunuhan anaknya itu ke polisi tetapi sia-sia karena tidak ada saksi mata yang melihat peristiwa pembunuhan itu sehingga tidak bisa dilacak siapa pembunuhnya. Sebenarnya ada saksi yang melihat pembunuhan itu yaitu sahabat Sameer yang bernama Reese tetapi ia takut bersaksi karena diancam oleh para pembunuh Sameer.

Dengan kematian putra satu-satunya, Mandira habis kesabarannya dan akhirnya menarik kesimpulan hal itu disebabkan karena ia menikah dengan Risvan Khan yang Muslim dan pada namanya dan nama anaknya ditambahi marga Khan.
Mandira sangat marah dan mengusir Risvan. Mandira hanya bisa memaafkan Risvan jika Risvan bisa bertemu Presiden Amerika dan mengatakan bahwa ia bernama Khan dan bukan teroris.

Risvan mendengar bahwa Presiden Amerika yang waktu itu dijabat George W Bush akan mengunjungi sebuah universitas di kota Los Angeles maka demi Mandira, Risvan segera menempuh perjalanan ribuan kilometer ke Los Angeles untuk bertemu dengan Presiden Amerika.
Dalam perjalanannya, Risvan sempat kehabisan uang tetapi Risvan pantang menyerah dan mencari uang dengan menggunakan keahliannya memperbaiki alat rusak.

Setelah melalui perjalanan selama 6 bulan, Risvan sampai di sebuah desa di negara bagian Georgia. Semua penduduk desa itu yang berjumlah 240 orang adalah ras kulit hitam (Negro) dan beragama Kristen Protestan.
Di desa itu Risvan menolong anak yang jatuh dari sepeda bernama Joel, karena peristiwa itu Risvan untuk sementara bisa tinggal di rumah Joel bersama ibu Joel yang biasa dipanggil Mama Jeny. Joel sebenarnya punya kakak laki-laki tetapi tewas ketika ikut perang Irak.

Begitu dekatnya Risvan dengan kepada keluarga Joel sehingga diajak mengikuti kebaktian di Gereja. Pada waktu itu gereja sedang mengadakan peringatan khusus bagi keluarga yang anggota keluarganya tewas pada Perang Irak. Setiap keluarga diperbolehkan maju ke altar dan menceritakan kesedihannya, Risvan juga diberi kesempatan bercerita di depan altar.
Terjadi peristiwa yang mengharukan, cerita Risvan tentang kematian anak tirinya yang sangat dicintainya itu ternyata menyentuh hati semua jema’at gereja sehingga seluruh jema’at gereja bersama-sama bernyanyi untuk Risvan.

Biarpun sudah sangat dekat dengan penduduk desa, Risvan merasa tetap harus menyelesaikan tugasnya. Akhirnya Risvan meninggalkan Keluarga Joel dengan diiringi salam perpisahan yang hangat.

Akhirnya Risvan sampai di kota Los Angeles. Ketika sedang beribadah di sebuah Masjid, Risvan mendengar seorang dokter anggota teroris yang bernama Dr. Faisal Rahman sedang menghasut seluruh pengunjung Masjid untuk memusuhi penganut agama lain selain Islam.
Risvan membantah ajaran Dr. Faisal Rahman itu tetapi akibatnya Risvan diusir oleh para pengikut Dr. Faisal Rahman. Risvan berusaha melaporkan Dr. Faisal Rahman ke FBI tetapi gagal karena Risvan kesulitan mencari nomor telepon FBI.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba, Presiden Amerika waktu itu yaitu George W Bush mengadakan kunjungan ke sebuah universitas di Los Angeles. Risvan berlari ke dekat Presiden George W Bush dan berteriak-teriak “My name is Khan and I am not terrorist” (nama saya Khan dan saya bukan teroris).
Akibat perbuatannya itu, Risvan dikira benar-benar teroris dan ditangkap polisi kemudian dimasukkan ke penjara khusus teroris. Risvan disiksa dan dimintai keterangan tentang organisasi Al-Qaeda. Risvan tentu saja tidak bisa menjawabnya.

Untungnya, peristiwa Risvan mendekati Presiden sambil berteriak-teriak itu sempat direkam dengan kamera oleh 2 reporter bernama Raj dan Komal. Dua reporter muda itu terkesan dengan keberanian Risvan dan berusaha mencari informasi tentang Khan kemudian menyiarkannya di televisi.
Risvan Khan menjadi terkenal dan menarik simpati banyak warga Amerika yang kemudian mendesak pemerintah untuk membebaskan Risvan.

Risvan akhirnya dibebaskan karena selain berkat desakan banyak orang, Risvan juga memberi informasi tentang Dr. Faisal Rahman yang anggota teroris itu.
Berkat informasi dari Risvan, Dr. Faisal Rahman berhasil ditangkap.

Risvan memang belum berhasil bertemu dengan Mandira tetapi Risvan mendengar kabar bahwa Georgia tempat Joel dan Mama Jeny dilanda banjir besar. Risvan segera pergi ke Georgia dan bertemu dengan Joel, Mama Jeny dan korban-korban banjir yang masih hidup sedang berusaha bertahan di sebuah gereja.
Risvan dengan tulus dan ikhlas membantu para korban banjir dan berhasil direkam lagi oleh reporter Raj dan Komal kemudian menyiarkannya.Hal itu menyentuh hati Umat Muslim di Amerika sehingga mereka berbondong-bondong datang ke Georgia untuk membantu para korban banjir dan tindakan mereka itu disiarkan di televisi.

Akhirnya para penduduk Amerika Non Muslim sadar bahwa tidak semua Muslim adalah teroris. Yang lebih menggembirakan, perjuangan Risvan itu mendorong hati sahabat Sameer yaitu Reese untuk berani melaporkan para pembunuh Sameer pada polisi.
Akhirnya polisi berhasil menangkap para pembunuh Sameer. Hal itu mengobati luka di hati Mandira sehingga ia bisa memaafkan Risvan kemudian menyusul Risvan ke Georgia.

Risvan bisa bertemu Mandira tetapi tiba-tiba datang pengikut Dr. Faisal Rahman menusuk Risvan dengan pisau, dia ternyata marah karena gara-gara Risvan, Dr. Faisal Rahman tertangkap.

Untungnya Risvan bisa diselamatkan di rumah sakit. Biarpun Risvan tidak perlu bertemu dengan Presiden Amerika karena Mandira sudah bisa menerimanya, tetapi Risvan tetap teguh pada janjinya padahal Presiden Amerika sudah bukan lagi George W Bush tetapi berganti menjadi Barrack Obama
Risvan tetap nekad menemui Presiden Barack Obama ketika sedang mengunjungi korban banjir di Georgia.

Untunglah kisah Risvan sudah terkenal di Amerika sehingga Presiden Barack Obama mengijinkan Risvan dan Mandira naik ke podium bersamanya.
Seluruh jerih payah Risvan Khan akhirnya tidak sia-sia karena Presiden Barack Obama berkata "YOUR NAME IS KHAN AND YOU ARE NOT A TERRORIST".Opini saya tentang film ini :
Film ini hebat juga… Bukan hanya karena pemerannya yang sudah terkenal seperti Shahrukh Khan dan Kajol yang cantik jelita tetapi karena jalan ceritanya yang menyentuh perasaan. Saya sampai hampir menangis menontonnya.
Akhir kata saya acung dua jempol deh…untuk film ini
BRAVO…BRAVO…

Sunday, March 21, 2010

THE INGLOURIOUS BASTERDS

Sutradara : Quentin Tarantino
Pemain : Brad Pitt,Christoph Waltz,Michael Fassbender,Eli Roth,Diane Kruger,Daniel Brühl,Til Schweiger,Mélanie Laurent
Tanggal rilis : 20 Mei 2009
Durasi : 153 menit

Film ini diawali dengan adegan seorang Kolonel SS NAZI Jerman bersama anak buahnya datang ke sebuah desa di Prancis pada tahun 1941 (pada saat itu Perang Dunia ke-2 masih berkecamuk dan Prancis masih menjadi jajahan Jerman). Kolonel yang bernama Kolonel Hans Landa itu datang ke rumah keluarga La Pedite yang dicurigai menyembunyikan satu keluarga yahudi.
Pada awalnya La Pedite membantah telah menyembunyikan keluarga yahudi di rumahnya tetapi karena pintarnya Kolonel Hans Landa bernegoisasi, akhirnya La Pedite mengakui telah menyembunyikan keluarga yahudi di bawah lantai rumahnya.

Setelah mendengar pengakuan La Pedite, Kolonel Hans Landa memerintahkan anak-anak buahnya menembak dengan senapan mesin ke lantai tempat keluarga yahudi itu bersembunyi dibawahnya. Keluarga yahudi yang terdiri dari sepasang suami istri dan 2 anaknya itu langsung tewas. Tetapi ada satu yang masih hidup dan bisa melarikan diri yaitu seorang gadis berusia 19 tahun bernama Shosanna.
Kolonel Hans Landa berusaha menembak Shosanna dengan pistolnya tetapi Shosanna sudah lari terlalu jauh sehingga berada di luar jangkauan tembakan pistol Kolonel Hans Landa.
Shosanna berhasil selamat tetapi menyimpan dendam yang membara kepada Kolonel Hans Landa.

Sementara itu di tempat lain, ada satu regu tentara rahasia yang terdiri dari 8 orang amerika keturunan yahudi yang datang ke Prancis untuk menebar teror pada tentara NAZI Jerman. Regu yang dipimpin oleh Letnan Aldo Raine itu menamakan dirinya The Basterds.

Biarpun hanya berjumlah 8 orang tetapi The Basterds cukup membuat pusing pimpinan NAZI yaitu Adolf Hitler karena The Basterds mahir bertempur dan setiap tentara jerman yang dibunuhnya akan dikuliti kepalanya. Letnan Aldo Reine memang mewajibkan tiap anak buahnya untuk menguliti kepala 100 tentara Jerman.
Dan yang membuat Hitler merasa lebih terhina, The Basterds pasti menyisakan satu tentara Jerman untuk dibiarkan hidup tetapi di jidatnya dibuat luka dengan pisau yang membentuk lambang NAZI yaitu swastika miring.

Empat tahun kemudian yaitu di tahun 1944, Shosanna menjadi gadis pemilik sebuah gedung bioskop. Agar tidak menimbulkan kecurigaan tentara Jerman, Shosanna mengganti namanya menjadi nama Prancis yaitu Emanuelle Mimiex.
Suatu ketika Shosanna berkenalan dengan seorang tentara Jerman yang bertugas sebagai penembak jitu (snipper) bernama Frederick Zoller.
Kecantikan Shosanna memang membuat Frederick Zoller jatuh cinta setengah mati tetapi Shosanna sebagai orang yahudi yang keluarganya dibantai oleh tentara Jerman tentu saja menolaknya.

Ternyata biarpun Frederick Zoller hanya berpangkat Private (prajurit) dia adalah pahlawan besar bagi NAZI karena dalam sebuah pertempuran, Frederick Zoller berhasil menembak mati 300 tentara musuh. Untuk menghormati kepahlawanannya, kisah Frederick Zoller itu difilmkan dengan judul “Nation’s Pride”, film itu baru saja selesai dan siap untuk pemutaran perdananya.
Frederick Zoller yang berusaha memikat hati Shosanna mencoba membujuk para pejabat tinggi NAZI agar pemutaran perdana filmnya diputar di bioskop milik Shosanna. Berkat ketenaran namanya sebagai pahlawan besar, permintaan Frederick Zoller itu disetujui oleh para pejabat tinggi NAZI.

Shosanna tentu saja terkejut bioskopnya menjadi tempat pemutaran perdana film kepahlawanan NAZI yang tentu saja akan dihadiri oleh para pejabat tinggi NAZI. Tetapi yang membuat Shosanna lebih terkejut, yang menjadi pemimpin pasukan keamanannya adalah Kolonel Hans Landa.
Dendam lama Shosanna muncul kembali maka untuk balas dendam, Shosanna berencana membakar bioskopnya pada waktu pemutaran perdana film Nation’s Pride itu sehingga Kolonel Hans Landa dan pejabat-pejabat tinggi NAZI lainnya mati terbakar.
Shosanna tidak tahu bahwa pada pemutaran perdan film Nation’s Pride itu juga akan dihadiri oleh pimpinan tertinggi NAZI yaitu Adolf Hitler.

Shosanna memang tidak tahu bahwa bioskopnya akan dihadiri Hitler, tetapi agen rahasia Inggris berhasil mengetahuinya. Maka Inggris mengutus salah satu perwira terbaiknya yaitu Letnan Archie Hicox untuk ke Prancis dan bergabung dengan The Basterds untuk kemudian meledakkan bioskop yang sedang ditonton Hitler. Operasi pembunuhan Hitler itu diberi nama Operasi Kino.
Jika Hitler Tewas bisa dipastikan bahwa Perang Dunia ke-2 berakhir untuk kemenangan sekutu (Inggris, Amerika dan sekutu-sekutunya yang merupakan musuh Jerman).

Direncanakan Letnan Archie Hicox yang menyamar sebagai tentara Jerman akan dijemput oleh 2 personel The Basterds yang juga menyamar sebagai tentara Jerman, ikut menjemput juga artis Jerman yang menjadi mata-mata Inggris yaitu Bridget Von Hammersmark.
Tetapi sayang sekali, penyamaran mereka diketahui oleh tentara-tentara Jerman yang langsung menembak. Letnan Archie Hicox dan 2 personel The Basterds tewas sedangkan Bridget Von Hammersmark masih hidup karena hanya tertembak kakinya.

Walaupun Operasi Kino berhasil diketahui Kolonel Hans Landa, tugas pembunuhan Hitler tetap harus diteruskan. Maka Bridget Von Hammersmark yang sudah mendapat undangan menonton film bersama Hitler akan masuk ke bioskop bersama 3 personel The Basterds yaitu Letnan Aldo Raine, Sersan Donny Donowitz dan Prajurit Omar Doom yang menyamar sebagai orang Italia pelayan Bridget Von Hammersmark. Tiga personel The Basterds itu masuk bioskop dengan menyembunyikan bom di celananya.

Film Nation’s Pride telah diputar dan Hitler bersama pejabat-pejabat tinggi NAZI lainnya sudah menontonnya. Tetapi Kolonel Hans Landa yang sudah tahu bahwa Bridget Von Hammersmark adalah mata-mata mencekiknya sampai mati.
Tidak hanya itu, Kolonel Hans Landa juga memerintahkan anak buahnya menangkap Letnan Aldo Raine dan membawanya keluar bioskop. Tetapi mengapa Kolonel Hans tidak menangkap juga Sersan Donny Donowits dan Prajurit Omar Doom? Padahal mereka juga membawa bom? Nanti akan saya ceritakan penyebabnya.

Sementara itu, Shosanna yang bertugas sebagai operator mesin pemutar film siap memberi aba-aba kepada anak buahnya untuk membakar gedung bioskop. Tetapi tiba-tiba datang Frederick Zoller untuk merayu Shosanna.
Shosanna yang sudah muak pada Frederick Zoller menembaknya hingga mati tetapi sebelum mati, Frederick Zoller sempat menembak Shosanna. Akhirnya mereka berdua mati bersama-sama.

Di luar bioskop yaitu di markas Kolonel Hans Landa terjadi perundingan antar Kolonel Hans Landa dan 2 personel The Basterds yang ditangkapnya yaitu Letnan Aldo Reined an Prajurit Utivich
Terungkaplah teka-teki mengapa Kolonel Hans Landa membiarkan Sersan Donny Donowits dan Prajurit Omar Doom tetap di dalam bioskop padahal mereka membawa bom yang bisa membunuh Hitler.
Ternyata Kolonel Hans Landa memang membiarkan Hitler mati karena ia akan membelot ke pihak sekutu.

Pintar juga si Kolonel ini, dia tahu bahwa Jerman sudah pasti akan kalah di Perang Dunia ke-2, maka daripada dia dikejar-kejar sekutu sebagai buronan perang lebih baik ia membelot ke pihak sekutu dengan cara ikut membantu membunuh Hitler. Dengan demikian, Kolonel Hans Landa pasti akan dianggap pahlawan oleh sekutu kemudian diberi tanda jasa dan hadiah-hadiah lainnya.
Permintaan membelot Kolonel Hans Landa disetujui sekutu, maka Kolonel Hans Landa dan operator radionya yaitu Prajurit Hermann diantar Letnan Aldo Raine dan Prajurit Utivich ke wilayah Amerika dengan naik truk.

Di bioskop Shosanna, ternyata biarpun Shosanna mati rencana pembakaran bioskop tetap berhasil karena aba-aba membakar bioskop diberikan Shosanna lewat film yang disisipkan ke film Nation’s Pride. Maka ketika pemutaran film sampai ke adegan Shosanna memberi perintah untuk membakar bioskop, anak buah Shosanna segera menyalakan api.
Bioskop Shosanna terbakar hebat dan semua pintu keluar sudah ditutup. Ditambah lagi Sersan Donny Donowits dan Prajutit Omar Doom meledakkan bomnya kemudian menembak tentara Jerman yang masih hidup.
Hitler dan pejabat-pejabat tinggi NAZI lainnya berhasil dibunuh.

Kolonel Hans Landa sekarang menjadi sekutu Letnan Aldo Raine tetapi apakah Letnan Aldo Raine mau menerimanya? Ternyata Letnan Aldo Raine sudah terlanjur jengkel pada Kolonel Hans Landa yang sudah banyak membantai orang Yahudi.
Prajurit Utivich menembak mati Prajurit Hermann kemudian seperti kebiasaannya, Letnan Aldo Reine dengan pisaunya membentuk luka berbentuk swastika di jidat Kolonel Hans Landa.

Opini saya tentang film ini :
Berani juga film ini membelokkan sejarah. Dari semua referensi yang pernah saya baca dan juga menurut guru sejarah saya, Hitler mati pada tanggal 30 April 1945 karena bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri di bunkernya, pada saat itu Jerman di ambang kekalahan perang dan bunker persembunyian Hitler sudah dikepung tentara-tentara Uni Sovyet

Tetapi di film ini diceritakan bahwa Hitler mati ketika menonton film di bioskop. Bagaimana mungkin orang yang pernah menjajah hampir seluruh Eropa bisa dibunuh semudah itu?
Selain itu actor yang memerankan Hitler wajahnya kurang mirip dengan Hitler yang sebenarnya (kumisnya saja yang mirip). Berikut ini saya tampilkan gambar Hitler di film ini (kiri) dan Hitler sebenarnya (kanan) :












Tetapi bagaimanapun juga menurut saya film ini cukup menghibur karena jalan ceritanya tidak membosankan untuk ditonton dan diselingi adegan-adegan pertempuran yang seru. Pantas saja film ini jadi box office di Amerika.

Friday, March 5, 2010

14 BLADES

Sutradara : Daniel Lee
Pemain : Donnie Yen,Zhao Wei,Wu Chun,Kate Tsui,Qi Yuwu
Tanggal rilis : 4 Februari 2010
Durasi : 120 menit
Website : http://www.14blades.com

Sekitar 600 tahun yang lalu ketika Negeri Cina diperintah oleh Dinasti Ming, dibentuk pasukan elite pengawal Kaisar bernama Jin Yin Wei (Pengawal Kerajaan Berjubah) yang anggotanya direkrut dari anak-anak jalanan yatim piatu. Dari kecil, anak-anak itu dilatih bermacam-macam ilmu beladiri sehingga ketika dewasa mereka menjadi pasukan pengawal kaisar yang tangguh.

Tiap personel Jin Yin Wei dibekali senjata berupa 14 pisau (14 blades) yang fungsinya berbeda-beda, 8 pisau digunakan untuk menyiksa lawan, 5 pisau untuk membunuh lawan dan 1 pisau dari emas digunakan untuk bunuh diri jika gagal dalam tugas.
Berkat tangguhnya pasukan Jin Yin Wei, Kaisar menjadi semakin aman dan banyak pemberontakan yang berhasil digagalkan termasuk pemberontakan yang dipimpin oleh saudara kaisar sendiri yang bernama Pangeran Qing.

Masalah timbul ketika Pangeran Qing yang masih ingin memberontak dan berhasil bekerjasama dengan seorang kasim pejabat istana bernama Jia Jingzhong.
Kasim adalah laki-laki pegawai istana yang dikebiri atau dihilangkan alat kelaminnya. Tetapi justru karena dikebiri itulah seorang kasim bisa menduduki jabatan tinggi di istana bahkan bisa melebihi perdana menteri karena tidak bisa membuat dinasti sehingga dianggap tidak mungkin memberontak.

Suatu ketika Jia Jingzhong menjebak komandan Jin Yin Wei yaitu Qin Long dengan menyuruhnya merebut sebuah kotak yang disimpan seorang pejabat istana bernama Zhao Zhenyan. Jia Jingzhong mengatakan bahwa Zhao Zhenyan akan memberontak dan kotak itu berisi bukti-bukti pemberontakannya.
Qin Long menuruti perintah Jia Jingzhong karena memang kedudukannya lebih tinggi .

Setelah menyerbu rumah Zhao Zhenyan, betapa terkejutnya Qin Long karena ternyata kotak yang akan direbutnya berisi stempel resmi kerajaan sehingga akan sangat berbahaya jika stempel itu jatuh ke tangan pemberontak karena semua surat yang dicap dengan stempel itu berarti surat resmi perintah kaisar dan harus dituruti. Sedangkan Kaisar sendiri tidak begitu mengurusi pemerintahan tetapi asyik bersenang-senang dengan selir-selirnya (makanya pejabat-pejabat pentingnya dikebiri, pasti agar tidak bisa merebut selirnya).

Tetapi apa daya, Qin Long dikhianati oleh salah satu anak buahnya yang bernama Xuan Wu yang ternyata sudah bekerjasama dengan Jia Jingzhong. Semua anak buah Qin Long yang loyal kepadanya mati dan Qin Long sendiri terluka parah sedangkan stempel kerajaan dibawa lari oleh Xuan Wu untuk diberikan kepada Jia Zhingzhong.
Lebih parah lagi, karena Qin Long yang memimpin penyerbuan maka Qin Long yang dituduh mencuri stempel kerajaan sehingga menjadi buronan.

Untuk membersihkan namanya, Qin Long harus bisa menemukan stempel kerajaan kemudian menyerahkan kepada Kaisar. Karena terluka parah, Qin Long tidak bisa mengejar Xuan Wu, maka dengan seluruh sisa uangnya, Qinlong menyewa perusahaan pengantar/kurir yang dipimpin oleh Jiao Zhong untuk mengantarnya mengejar Xuan Wu ke arah Timur.
Jiao Zhong dan seluruh anak buahnya tidak tahu bahwa Qin Long adalah komandan pasukan elite kerajaan dan hanya tahu bahwa mereka disewa untuk mengantarkan ke arah timur.

Perjalanan Qin Long dengan dibantu Jiao Zhong ternyata sangat berbahaya, bukan hanya harus menghadapi perampok tetapi juga harus menghadapi pasukan Jin Yin Wei yang dipimpin oleh Xuan Wu.Untunglah dengan kemampuan beladirinya, Qin Long dapat mengatasi semua halangan itu.
Tetapi karena sudah menunjukkan kemampuan beladirinya, Jiao Zhong dan anak buahnya jadi tahu bahwa Qin Long adalah anggota Jin Yin Wei.

Qin Long yang sudah tahu bahwa Xuan Wu mengejarnya mengubah strategi. Jiao Zhong dan seluruh anak buahnya lebih dulu pergi ke arah timur ke kota Katin untuk mengalihkan perhatian Xuan Wu, sedangkan Qin Long yang sudah sembuh menyusul dari belakang.
Agar Jiao Zhong tidak berkhianat, Qin Long membawa anak perempuan Jiao Zhong yang bernama Qiao Hua. Kemudian seperti film-film lainnya, terjadilah hubungan asmara antara Qin Long dan Qiao Hua.

Setelah sampai di Kota Katin, Qin Long dengan dibantu Qiao Hua bisa melakukan penyelidikan sehingga bisa tahu kapan dan dimana Xuan Wu dan Jia Jingzhong akan menjual stempel kerajaan kepada Pangeran Qing yang diwakili oleh salah satu kapten nya.

Tetapi bagaimanapun juga, Qin Long dan Qiao Hua tidak mungkin menghadapi seluruh pasukan Xuan Wu dan Pangeran Qing. Maka Qin Long bekerjasama dengan sebuah gerombolan perampok yang dipimpin oleh Judge. Sebagai pembagian hasil, Qin Long akan mendapat stempel kerajaan sedangkan Judge mendapat 1000 uang emas yang digunakan Pangeran Qing untuk membayar stempel emas itu.

Sehari sebelum rencana penyerbuan Qin Long dan Judge, Qin Long ditemukan oleh anak Pangeran Qing yaitu seorang pendekar wanita bernama Tao Tao. Terjadilah pertarungan antara Qin Long dan Tao Tao. Ternyata Tao Tao dengan senjata cemetinya sangat hebat sehingga Qin Long kewalahan tetapi untung saja bisa melarikan diri.

Rencana penyerbuan Qin Long dan Judge berjalan baik. Dengan strategi yang jitu dan senjata yang lebih canggih, Qin Long dan Judge bisa mengalahkan pasukan Xuan Wu dan Pangeran Qing. Walaupun Xuan Wu bisa melarikan diri, tetapi Qin Long bisa mendapatkan stempel kerajaan dan Judge bisa mendapatkan 1000 uang emasnya.

Tetapi semua menjadi berantakan karena Tao Tao menyandera Qiao Huo sehingga Qin Long terpaksa menyerahkan stempel kerajaan kepada Tao.

Sekarang keadaan menjadi gawat karena Pangeran Qing sudah mendapatkan stempel kerajaan. Pangeran Qing bisa membuat surat dengan cap resmi kerajaan kepada pasukan penjaga benteng kerajaan sehingga Pangeran Qing dan pasukannya bisa masuk kedalam kerajaan dan melakukan serangan pemberontakan dengan mudah.
Perang pemberontakan pasti akan menelan banyak korban, tidak saja para tentara tetapi rakyat biasa juga bisa ikut jadi korban.
Satu-satunya cara mencegah pemberontakan adalah merebut stempel kerajaan sebelum Pangeran Qing dan pasukannya sampai di benteng.

Ternyata benar, Pangeran Qing dan 2000 tentara siap menyerang dari timur sedangkan Xuan Wu yang membawa stempel kerajaan dan 300 tentara bersenjata senapan siap menyerang dari sebuah kota yang bernama kota serigala langit.
Tidak ada pilihan lain, Qing Long dan Qiao Hua yang dibantu Jiao zhong dan para anak buahnya harus menyerang Xuan Wu dan pasukannya untuk merebut stempel kerajaan.

Xuan Wu pasti bisa dikalahkan dengan mudah oleh Qin Long tetapi Xuan Wu didampingi Tao Tao si pendekar cemeti yang sulit ditaklukan (Indiana Jones cewek nih…). Akhirnya dilakukan pembagian tugas, Qiao Hou menyamar sebagai Qin Long sehingga dikejar oleh Tao Tao sedangkan Qin Long dan pasukan Jiao Zhong menghadapi Xuan Wu dan pasukannya.

Terjadilah pertempuran seru antara pasukan Qin Long dan pasukan Xuan Wu.
Dengan strategi jitu, pasukan Qin Long menang dan Qin Long bisa merebut stempel kerajaan dari Xuan Wu.
Tetapi Qiao Hou dalam keadaan bahaya karena sudah tertangkap oleh Tao Tao dan akan dibunuh, untungnya datang Judge menolongnya.
Judge tewas ditangan Tao Tao tetapi Qiao Hou bisa melarikan diri dan bertemu dengan Qin Long.

Tao Tao adalah lawan yang paling tangguh maka dibagi tugas lagi, Qin Long bertarung melawan Tao Tao sedangkan Qiao Hou menyerahkan stempel kerajaan kepada jendral pasukan penjaga benteng kerajaan.

Akhirnya ternyata tidak happy ending…
Qin Long dan Tao Tao ternyata seimbang dan keduanya tewas bersama-sama.

Tetapi pengorbanan Qin Long tidak sia-sia, Qiao Hou berhasil menyerahkan stempel kerajaan kepada jendral pasukan penjaga benteng kerajaan sehingga Pangeran Qing dan pasukannya tidak bisa masuk.
Pemberontakan bisa digagalkan dan rakyat kembali bisa hidup dengan tenang.

Opini saya tentang film ini :
Kesan kolosal film ini sudah tampak pada adegan pertempurannya, tetapi sayang adegan perkelahiannya tidak tampak seperti adegan pertarungan beladiri karena lebih mengandalkan special effect sehingga berkesan tidak masuk akal. Misalnya bertarung sambil melompat-lompat bahkan sampai bisa terbang.

Ceritanya juga cukup rumit karena ada banyak konspirasi dan pengkhianatan, ,endingnya juga tidak happy ending.
Tetapi secara keseluruhan, film kolosal ini cukup seru dan menghibur. Apalagi pemainnya cukup terkenal seperti Donnie Yen (ingat film IP Man?), Samo Hung (siapa tak kenal actor ini) dan si cantik Zhao Wei.
anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search