Thursday, September 30, 2010

LASKAR PEMIMPI

Genre : komedi
Sutradara : Monty Tiwa
Pemain : Project Pop,Dwi Sasono,Shanty,Gading Marten,T Rifnu Wikana,Masayu Anastasia,Marcell Siahaan,Candil
Tanggal rilis : 30 September 2010
Durasi : 95 menit

Film ini mengambil lokasi waktu Indonesia pada tahun 1948. Pada waktu itu Belanda masih berusaha menjajah Indonesia kembali walaupun Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Setelah melalui sebuah serangan militer yang disebut Agresi Militer Belanda I, Belanda berhasil merebut ibu kota Indonesia yaitu Jakarta. Oleh karena itulah, presiden Indonesia waktu itu yaitu Presiden Soekarno memindahkan pusat pemerintahan ke Yogyakarta. Tetapi setelah melakukan Agresi Militer II, Belanda juga berhasil merebut Yogyakarta.

Di sebuah desa di Yogyakarta, ada sebuah pasukan gerilya Indonesia yang dipimpin oleh Kapten Hadi Sugito. Karena berasal dari desa Pandjen, laskar pimpinan Kapten Hadi Sugito itu bernama Laskar Pandjen.

Karena diperintahkan oleh panglima Besar Jendral Sudirman untuk mempersiapkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Yogyakarta yang diberi nama Serangan Umum 1 Maret, Kapten Hadi Sugito melakukan penerimaan prajurit baru untuk memperkuat laskarnya. Uniknya Kapten Hadi Sugito juga menerima wanita untuk menjadi prajuritnya.
Banyak penduduk desa Pandjen yang mendaftar dan diterima, diantaranya yang menjadi tokoh utama film ini adalah :
  • Tumino : penggembala bebek
  • Ahok : pedagang keturunan tionghoa
  • Sri Mulyani : gadis lugu yang ayahnya ditawan Belanda
  • Udjo : priyayi/ningrat lokal yang terpaksa mendaftar karena diancam oleh Wiwid (pembantu sekaligus pacarnya) yang akan melaporkan ayah Udjo karena telah bekerjasama dengan Belanda kepada Tentara Indonesia.
Para prajurit baru Laskar Pandjen itu dilatih oleh 3 anak buah kepercayaan Kapten Hadi Sugito yaitu :
  • Letnan Bowo (wakil Kapten Sugito)
  • Kopral Jono (prajurit senior tapi sering bertindak bodoh sehingga pangkatnya pernah diturunkan 2 kali oleh Kapten Hadi Sugito)
  • Prajurit Toar (prajurit dari Manado yang penglihatannya sangat terganggu karena kaca matanya tertinggal di Manado sehingga sering salah hormat pada pohon yang dikiranya Kapten Hadi Sugito).

Setelah selesai menjalani pelatihan, para prajurit baru itu diberi kesempatan untuk berlibur oleh Kapten Hadi Sugito. Tetapi lagi-lagi kekonyolan Kopral Jono membawa masalah.
Kapten Hadi Sugito sudah memperingatkan prajurit barunya agar tidak menikmati masa liburnya dengan membuat keramaian sehingga bisa mengundang pasukan Belanda, tetapi Kopral Jono malah mengajak para prajurit barunya untuk menikmati masa libur dengan menyanyi dan menari. Akibatnya tempat persembunyian prajurit-prajurit baru itu diketahui oleh KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, tentara yang dibentuk Belanda di Indonesia yang anggotanya sebagian besar justru adalah orang pribumi Indonesia) yang langsung menyerbu.

Untunglah para prajurit baru itu bisa memberi perlawanan dengan gigih sehingga pasukan KNIL itu bisa dipukul mundur, tetapi KNIL sempat menangkap 2 orang Indonesia yaitu Wiwid (pacar Udjo) dan Yayuk (adik Wiwid dan pacar Kopral Jono).

Kapten Hadi Sugito sangat marah dengan kesalahan prajurit barunya, bahkan Kopral
Jono hampir diturunkan pangkatnya lagi. Untungnya ada hal yang bisa meredakan kemarahan Kapten Hadi Sugito yaitu Kopral Jono dan prajuritnya berhasil menangkap seorang tentara KNIL yaitu Once seorang pemuda asli Maluku.
Dari keterangan Once, bisa diketahui bahwa KNIL menangkap Wiwid, Yayuk dan ayah Sri Mulyani untuk dijadikan pekerja perkebunan kopi.

Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani memohon-mohon kepada Kapten Hadi Sugito agar mau menyerbu markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi itu tetapi Kapten Hadi Sugito menolaknya karena dianggap bisa menganggu rencana yang lebih besar yaitu Serangan Umum 1 Maret yang masih sangat rahasia itu.

Kecewa dengan sikap pemimpinnya, diam-diam Kopral Jono, Udjo dan Sri Mulyani pergi sendiri ke markas KNIL untuk membebaskan orang-orang yang mereka sayangi. Tiga prajurit desersi itu juga berhasil mengajak 3 temannya yaitu Toar, Tumino dan Ahok. Selain itu, mereka juga membawa Once sebagai penunjuk jalan ke markas KNIL.

Karena markas KNIL sangat jauh, diputuskan Kopral Jono dan kawan-kawan akan menyergap patroli KNIL untuk merebut mobilnya. Tetapi karena ketrampilan tempurnya masih pas-pasan justru mereka yang tertangkap oleh patrol KNIL. Untungnya Kopral Jono dan kawan-kawan dibebaskan oleh Laskar Siliwangi yang kebetulan lewat karena akan bergabung dalam Serangan Umum 1 Maret.
Karena kagum dengan keberanian Kopral Jono dan kawan-kawan, pimpinan Laskar Siliwangi mengira Kopral Jono dan kawan-kawan adalah kelompok pasukan elite Laskar Pandjen.

Dengan mobil rampasan yang dikemudikan oleh Once yang rasa cinta tanah airnya telah pulih sehingga membelot ke tentara Indonesia, Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil sampai di markas KNIL. Tetapi karena pengalaman tempur yang minim, Kopral Jono dan kawan-kawan gagal membebaskan orang-orang yang mereka sayangi dan tertangkap oleh tentara KNIL yang dipimpin oleh Letnan Kuyt, bahkan Once hampir dihukum mati.
Untunglah datang Kapten Hadi Sugito dan pasukannya yang bisa mengalahkan pasukan Letnan Kuyt sehingga bisa membebaskan Kopral Jono dan kawan-kawan.

Kopral Jono dan kawan-kawan berhasil bebas tetapi Kapten Hadi Sugito marah besar kepada mereka. Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani dipecat sebagai tentara dan tidak diikut sertakan pada Serangan Umum 1 Maret. Sedangkan Once walaupun sudah pulih rasa cinta tanah airnya tetapi karena pernah bergabung dengan KNIL tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh Kapten Hadi Sugito dan dipenjara.

Saat yang ditunggu-tunggu yaitu tanggal 1 Maret 1949 akhirnya tiba, pasukan Tentara Indonesia dibawah pimpinan Letnan Kolonel Suharto (Presiden Indonesia ke-2 yang waktu itu pangkatnya masih Letnan Kolonel) melakukan serangan besar-besaran ke markas Belanda di Yogyakarta.

Karena pasukan Belanda tidak siap, pasukan Indonesia hampir dipastikan menang tetapi ada 1 halangan yaitu datang bantuan pasukan Belanda dari Semarang sedangkan jumlah personel pasukan Indonesia tidak cukup untuk menghadangnya.
Masalah itu diketahui oleh Udjo dari pemimpin Laskar Siliwangi, maka walaupun sudah dipecat sebagai Tentara Indonesia, Kopral Jono, Toar, Udjo, Tumino, Ahok dan Sri Mulyani tetap bertekad membela negaranya. Setelah berhasil membebaskan Once dari penjara dan mengajak Wiwid, mereka nekad menghadang pasukan Belanda dari Semarang walaupun dengan senjata dan ketrampilan tempur yang minim (mereka memang benar-benar LASKAR IMPIAN bukan LASKAR PEMIMPI).

Karena kalah dalam jumlah personel dan senjata, Kopral Jono dan kawan-kawan akhirnya gugur dengan gagah berani tetapi mereka berhasil menghambat pasukan Belanda dari Semarang sehingga Serangan Umum 1 Maret sukses dan Yogyakarta berhasil direbut kembali oleh Pasukan Indonesia (peristiwa itu dikenang sebagai “6 jam di Jogja”).



Opini saya tentang film ini :
Setelah film Nagabonar, akhirnya muncul lagi film komedi yang bertema perjuangan kemerdekaan. Para pemainnya juga sudah terkenal sebagai komedian papan atas Indonesia yaitu grup musik komedi Project Pop, didukung juga oleh pemain juga sudah terkenal yaitu Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Marwoto, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan dan Candil.

Menurut saya film ini cukup menghibur, terbukti saya dan para penonton lainnya di bioskop sampai tertawa terpingkal-pingkal ketika menonton film ini dari awal sampai akhir.

Friday, September 17, 2010

STREET DANCE 3D

Genre : Drama musikal
Sutradara : Max Giwa,Dania Pasquini
Pemain : Diversity,Flawless,George Sampson,Charlotte Rampling,Eleanor Bron,Nichola Burley,Patrick Baladi,Jocelyn Jee Esien,Richard Winsor,Jeremy Sheffield
Tanggal rilis : 19 Mei 2010
Durasi : 98 menit

The Crew adalah kelompok penari jalanan yang anggotanya terdiri dari 10 orang dan sering mencari uang dengan menari di jalanan kemudian meminta uang seiklasnya dari penonton. Biarpun sering berurusan dengan aparat keamanan karena dalam aksinya dianggap mengganggu ketertiban umum, The Crew tetap kompak bahkan mereka siap mengikuti kontes penari jalanan yang akan berlangsung sekitar 5 minggu lagi.

Masalah timbul ketika pimpinan The Crew yaitu Jay memutuskan untuk berhenti menjadi penari jalanan karena akan lebih konsentrasi pada kuliahnya. Karena Jay keluar, pimpinan The Crew diambil alih oleh pacar Jay yaitu seorang gadis cantik bernama Carly.

Teman-teman Carly di The Crew menganggap Carly kurang mampu memimpin seperti Jay sehingga mereka sering menolak perintah Carly termasuk perintah untuk latihan padahal kontes penari jalanan tinggal 5 minggu lagi.

Prihatin dengan keadaan kelompoknya, Carly akhirnya menarik kesimpulan bahwa untuk menambah semangat teman-temannya untuk latihan, perlu studio tempat latihan, tidak seperti sebelumnya yang latihan di sembarang tempat.

Di sinilah masalahnya karena semua anggota The Crew bukan dari keluarga kaya sehingga tidak mampu menyewa studio. Untuk mengatasi masalah itu, Carly memohon pada Helena seorang instruktur akademi balet untuk meminjami studio baletnya sebagai tempat latihan bagi The Crew.

Untuk meyakinkan Helena, Carly mengajaknya menonton aksi The Crew ketika menari di jalanan. Ternyata penampilan The Crew cukup berkesan bagi Helena sehingga mengijinkan The Crew untuk latihan di studio baletnya.
Tetapi Helena juga mengajukan syarat yang berat yaitu The Crew diijinkan latihan di studio baletnya dengan gratis tetapi The Crew harus memasukkan 5 siswa balet Helena sebagai personel The Crew kemudian kelima siswa balet itu juga harus diikut sertakan pada kontes penari jalanan. Rupanya Helena mencoba berinovasi dengan sistem pendidikan baletnya.
Dengan demikian The Crew harus mengajari 5 siswa balet untuk bisa menari gaya tari jalanan.

Syarat dari Helena itu tentu saja sangat sulit bagi Carly. Bukan hanya karena gaya tari balet yang lemah gemulai itu sangat berbeda dengan gaya tari jalanan yang enerjik, tetapi 5 siswa Helena itu meremehkan The Crew yang para personelnya dari keluarga miskin itu dan juga dengan gaya tarinya yang berkesan kampungan.

Tapi Carly tidak menyerah, ia mencoba untuk membuat 5 siswa balet itu tertarik pada tari jalanan dengan cara mengajak mereka menonton pertunjukan tari jalanan dari kelompok penari jalanan yang menjadi juara pada kontes tari jalanan tahun lalu yaitu The Surf.

Usaha Carly itu berhasil, aksi The Surf berhasil memukau 5 siswa balet itu sehingga mereka akhirnya sadar bahwa gaya tari jalanan tak kalah indah dengan gaya tari balet. Akhirnya 5 siswa balet itu tertarik untuk belajar tari jalanan pada The Crew.

Sekarang The Crew sudah bisa bersatu dengan 5 siswa balet kemudian Carly melakukan uji coba dengan melakukan lomba tari tidak resmi dengan The Surf yang lokasinya di sebuah pub.
Ternyata The Crew dengan formasi barunya bisa mengimbangi The Surf, terbukti dari sambutan penonton yang sangat meriah.

Tetapi ada satu hal yang membuat Carly benar-benar shock yaitu sekarang salah satu personel The Surf adalah Jay. Jadi Jay berbohong ketika mengatakan berhenti menari jalanan dengan alasan kuliah, ternyata ia membelot ke The Surf.


Carly sangat frustasi karena kekasihnya telah berkhianat sampai mencoba bunuh diri dengan menabrakkan diri ke bus yang sedang berjalan, untung bisa diselamatkan oleh salah satu dari 5 siswa balet yaitu Tomas.
Tidak hanya itu, Tomas juga berhasil mengembalikan semangat Carly untuk tidak menyerah begitu saja pada Jay dan The Surf.
Lebih menggembirakan lagi, Carly dan Tomas yang sadar bahwa tidak mungkin mengubah penari balet menjadi penari jalanan hanya dalam waktu 5 minggu akhirnya berhasil menciptakan koreografi tari yang menggabungkan gaya tari jalanan dan balet dan siap untuk ditampilkan di kontes tari jalanan.

Tapi halangan ada lagi, hari dilaksanakannya final kontes tari jalanan ternyata bersamaan dengan hari kelima siswa balet harus menjalanai audisi untuk pemilihan pemain pada pertunjukan balet. Tetapi masih ada harapan, audisi balet dilaksanakan pada sore hari sedangkan final kontes tari jalanan pada malam hari maka diputuskan setelah mengikuti audisi, para siswa balet akan mengikuti kontes tari jalanan.

Tetapi kenyataan tak sesuai rencana, audisi balet ternyata molor sampai malam hari padahal The Crew sudah dipanggil untuk tampil pada kontes tari jalanan. Lebih parah lagi, sebelumnya The Surf sudah tampil dengan gemilang.
Salah satu personel The Crew yaitu Eddie mencoba mengulur waktu dengan tampil menari sendirian, pada awalnya cara itu berhasil tetapi juri akhirnya memanggil seluruh personel The Crew untuk tampil atau didiskualifikasi.

Untungnya Helena punya ide cemerlang, kelima siswanya diperintahkan untuk tidak mengikuti audisi balet tetapi pergi untuk mengikuti kontes penari jalanan, apakah mereka gagal dalam audisi? Ternyata tidak karena juri audisi adalah teman Helena sehingga Helena bisa mengajak juri audisi itu ikut ke final kontes tari jalanan dan melihat kelima siswanya tampil pada kontes itu. Bukankah kelima siswa itu juga akan menari balet karena Carly dan Tomas sudah menyiapkan koreografi yang merupakan gabungan tari jalanan dan balet.

 Akhirnya seluruh personel The Crew termasuk para penari balet bisa tampil bagus bahkan bisa lebih bagus dari penampilan The Surf sehingga The Crew dinyatakan sebagai juara kontes tari jalanan tahun ini.
Opini saya tentang film ini :
Menurut saya film ini cukup menghibur karena menampilkan keindahan tari dari 2 aliran yang berbeda yaitu balet dengan gerakannya yang luwes dan lemah gemulai dan tari jalanan dengan gerakannya yang enerjik dan akrobatik.
Pada akhir film, kedua gaya itu digabungkan sehingga terasa memukau sekali melihat penampilan The Surf dengan ciri khasnya yaitu menari dengan seragam militer warna merah bisa dikalahkan The Crew yang memakai pakaian serba putih.
Berikut ini saya tampilkan gambarnya :

Thursday, September 9, 2010

MERAH PUTIH 2 : DARAH GARUDA

Genre : Action
Sutradara : Yadi Sugandi, Conor Alyyn
Pemain : Donny Alamsyah, Rahayu Saraswati,Lukman Sardi,T. Rifnu Wikana, Atiqah Hasiholan, Darius Sinathrya, Aryo Bayu, Rudy Wowor
Produksi : Margate House Film
Tanggal rilis : 8 September 2010
Durasi : 100 menit

Film ini merupakan sekuel film sebelumnya yang sukses di pasaran yaitu Merah Putih. Film sebelumnya menceritakan perjuangan 4 perwira muda yang baru saja lulus dari akademi militer yaitu Amir, Tomas, Marius dan Dayan pada tahun 1947.

Pada saat itu Belanda masih terus melakukan serangan militer ke wilayah Indonesia karena Belanda belum rela melepaskan Indonesia sebagai jajahannya walaupun Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Nasib sial menimpa Amir dan kawan-kawan karena ketika merayakan kelulusan bersama teman-teman seangkatannya, datang serangan tentara Belanda secara mendadak. Seluruh perwira muda yang baru saja dilantik tewas dan hanya tersisa Amir, Tomas, Marius dan Dayan.

Walaupun hanya berempat, Amir dan kawan-kawan tetap bertekad melanjutkan perjuangan melawan penjajah Belanda. Akhirnya perjuangan Amir dan kawan-kawan membuahkan hasil, dengan dibantu penduduk setempat, Amir dan kawan-kawan berhasil menyergap konvoi pasukan Belanda yang mengangkut bahan bakar sekaligus menangkap pemimpinnya yaitu Mayor Van Gaartner.

Pada film Darah Garuda ini, Amir dan kawan-kawan menggunakan Mayor Van Gaartner sebagai sandera untuk membebaskan Melati (istri Amir) dan Senja (kakak Surono, teman seangkatan Amir dan kawan-kawan di akademi militer) yang ditawan Belanda dan menjalani kerja paksa di perkebunan kopi.
Setelah melalui pertempuran yang seru, Amir dan kawan-kawan berhasil membebaskan wanita-wanita yang mereka sayangi itu. Setelah itu, Amir dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan di hutan yang ada di kawasan Jawa Barat itu untuk mencari pasukan Jendral Sudirman.

Walaupun sempat dikira mata-mata dan sempat juga terlibat baku tembak, Amir dan kawan-kawan bertemu 2 anak buah Jendral Sudirman yaitu Sersan Yanto dan Prajurit Budi.
Terkesan dengan prestasi tempurnya, Amir dan kawan-kawan diangkat sebagai pasukan khusus Jendral Sudirman. Amir diberi pangkat kapten sedangkan Tomas, Marius dan Dayan diberi pangkat Letnan.
Tetapi setelah itu Amir dan kawan-kawan mendapat tugas yang sangat berat yaitu menghancurkan lapangan udara Angkatan Udara Belanda yang baru saja dibangun.

Keesokan harinya Amir, Tomas, Marius dan Dayan beserta pasukannya (termasuk Sersan Yanto dan Prajurit Budi) berangkat ke Lapangan Udara Belanda dengan naik mobil, ikut juga Senja yang walaupun wanita tetapi bersikeras ikut bertempur.
Tetapi sepertinya ada pengkhianat yang membocorkan rahasia tugas mereka karena dalam perjalanan, Amir dan pasukannya dihadang pasukan Belanda yang dipimpin lagi oleh Mayor Van Gaartner.
Hampir seluruh pasukan Kapten Amir tewas dan hanya tersisa 6 orang yaitu Kapten Amir sendiri, Letnan Tomas, Letnan Marius,Sersan Yanto, Prajurit Budi dan Senja. Letnan Dayan memang masih hidup tetapi terluka parah dan ditawan pasukan Belanda.

Untuk mengecoh pasukan Belanda, Sersan Yanto meneruskan perjalanan naik mobil sedangkan Kapten Amir dan anak buahnya yang lain meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki di hutan. Diharapkan pasukan Belanda akan mengejar Sersan Yanto dan membiarkan Kapten Amir dan anak buahnya. Taktik itu berhasil.

Tetapi di hutan nasib sial kembali menghadang. Kapten Amir dan anak buahnya ditangkap oleh orang-orang Indonesia yang memberontak karena ingin mendirikan Negara sendiri yaitu Tentara Islam Indonesia yang berniat mendirikan Negara Islam Indonesia.
Untunglah Tentara Islam Indonesia itu tidak begitu merepotkan Kapten Amir karena pemimpin mereka yaitu seorang Kyai membebaskan Kapten Amir dan anak buahnya tetapi dengan syarat Kapten Amir dan anak buahnya harus bisa meledakkan markas besar pasukan Belanda dengan bom yang berhasil dirampas Tentara Islam Indonesia dari pasukan Belanda.
Kapten Amir tentu saja menyetujui tawaran Kyai itu.

Di tempat lain yaitu di penjara, Letnan Dayan yang luka parah ditawan oleh Mayor Van Gaartner dan disiksa supaya memberi informasi penting tentang operasi Kapten Amir. Di penjara, Letnan Dayan bertemu dengan teman yang selama ini menjadi pengkhianat, ternyata pengkhianat itu adalah Sersan Yanto.
Walaupun sudah disiksa habis-habisan, Letnan Dayan tetap tidak mengaku sehingga Mayor Van Gaartner menyerah kemudian memotong lidah Letnan Dayan. Setelah itu Letnan Dayan dibuang di jalan. Untunglah Letnan Dayan ditemukan oleh seorang pelacur bernama Lastri kemudian dirawat sampai sembuh.

Karena pengkhianatan Sersan Yanto, operasi Kapten Amir diketahui Belanda sehingga hampir seluruh tentara Belanda ditugaskan untuk menjaga Lapangan terbang yang akan diserang Kapten Amir dan anak buahnya.
Hal itu merupakan suatu keuntungan karena markas besar pasukan Belanda menjadi dijaga oleh sedikit tentara sehingga Letnan Tomas dan Prajurit Budi bisa menyusup masuk dan menempatkan bom pemberian Tentara Islam Indonesia.

Tetapi Letnan Tomas dan Prajurit Budi ketahuan oleh tentara Belanda dan hampir saja tertangkap, untunglah datang salah satu Tentara Islam Indonesia datang membantu sehingga mereka berhasil melarikan diri dan markas besar pasukan Belanda berhasil diledakkan. Sayangnya Tentara Islam Indonesia yang datang membantu itu gugur karena ditembak oleh Sersan Yanto.

Kapten Amir kembali di atas angin karena tentara Belanda setelah mengetahui markas besarnya meledak segera datang berbondong-bondong ke markas besarnya. Akibatnya Lapangan Udara Angkatan Udara Belanda hanya dijaga oleh sedikit tentara sehingga Kapten Amir, Letnan Tomas Letnan Darius, Prajurit Budi dan Senja bisa menyusup masuk dan memasang bom waktu.

Walaupun bom waktu sudah dipasang, Kapten Amir dan anak buahnya ketahuan oleh Mayor Van Gaartner yang langsung membunyikan alarm tanda bahaya. Akibatnya Kapten Amir dan anak buahnya diserbu oleh tentara-tentara Belanda.
Kapten Amir sempat melakukan perlawanan gigih bahkan Letnan Tomas berhasil meledakkan beberapa pesawat tempur. Tetapi karena jumlah tentara Belanda terlalu banyak, tim Kapten Amir kewalahan, Kapten Amir dan Letnan Tomas tertembak untung tidak sampai tewas.

Untungnya lagi, tiba-tiba datang Letnan Dayan yang sudah sembuh ikut membantu bertempur sehingga pasukan Belanda cukup kerepotan. Ditambah lagi Letnan Marius berhasil menerbangkan sebuah pesawat terbang sehingga bisa mengangkut Kapten Amir dan anak buahnya.
Letnan Dayan sempat tertembak kakinya oleh Mayor Van Gaartner tetapi akhirnya bisa terangkut pesawat terbang sehingga seluruh tim Kapten Amir bisa terbang meninggalkan Lapangan Udara Angkatan Udara Belanda yang hancur lebur karena ledakan bom waktu.

Opini saya tentang film ini :
Film ini lebih seru dibanding film pendahulunya yaitu Merah Putih, desingan peluru dan ledakan bom lebih banyak terdengar.

Tidak heran karena film ini tidak hanya menelan biaya yang sangat besar (64 milyar) tetapi tidak tanggung-tanggung, film ini juga melibatkan ahli film internasional pada efek khususnya yaitu : Adam Howarth (Saving Private Ryan, Blackhawk Down), ahli persenjataan : John Bowring (The Matrix, The Thin Red Line, Australia, Wolverine), nominator Piala Oscar untuk tata rias : Conor O’Sullivan (The Dark Knight, Saving Private Ryan, Braveheart), dan lainnya.
Akibatnya film ini menjadi film Indonesia tetapi adegan actionnya bergaya Hollywood.

Walaupun begitu menurut saya film ini cukup menghibur sehingga saya rekomendasikan untuk para penggemar film action. Saya juga jadi tidak sabar menunggu sekuel berikutnya dari film ini (film ini memang direncanakan menjadi 3 seri / trilogy)
Apalagi film ini juga menampilkan salah satu pahlawan besar Indonesia yaitu Panglima Besar Jendral Sudirman. Untuk menghormati jasa beliau, berikut ini saya tampilkan foto Jendral Besar Sudirman (memakai blangkon) beserta pasukannya, MERDEKA…!!!
anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search